Mohon tunggu...
Ahmad Fatch
Ahmad Fatch Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar menjadi manusia yang bermanfaat, paling tidak berbagi cerita dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Positif dari Generasi Z

2 Maret 2023   23:38 Diperbarui: 6 Maret 2023   05:42 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dfunstation.com/blog/read/dunia-anak/95/gen-z-generasi-yang-selalu-terkoneksi-dengan-internet

Sisi Positif dari Generasi Z

Oleh: Ahmad Fatch

Penegrtian Generasi z

Generasi Z adalah kelompok generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Mereka adalah kelompok yang tumbuh di era digital, sehingga mereka sering dikenal sebagai generasi digital. Mereka adalah generasi yang terbiasa dengan teknologi dan internet sejak kecil, dan mereka sering dianggap lebih terampil dalam menggunakan teknologi daripada generasi sebelumnya.

Karakteristik umum dari Generasi Z termasuk keinginan untuk bekerja dalam lingkungan yang inklusif, memiliki preferensi untuk gaya belajar yang praktis, kreativitas yang tinggi, dan keterbukaan terhadap perubahan dan inovasi. Mereka juga sering dianggap sebagai generasi yang lebih independen dan mandiri, namun juga memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap perusahaan dan lingkungan kerja mereka.

Generasi Z dianggap sebagai generasi yang penting bagi pasar kerja, karena mereka merupakan kelompok yang terus bertambah jumlahnya dan akan menjadi bagian besar dari angkatan kerja di masa depan. Karena itu, perusahaan dan organisasi perlu memahami karakteristik Generasi Z dan beradaptasi dengan cara yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka.

 

Pandangan Generasi Sebelumnya Terhadap Generasi z

Pandangan generasi sebelumnya terhadap Generasi Z dapat bervariasi, tergantung pada individu dan pengalaman pribadi mereka. Namun, ada beberapa pandangan umum yang dapat diidentifikasi.

Beberapa anggota generasi sebelumnya mungkin melihat Generasi Z sebagai generasi yang terlalu mengandalkan teknologi dan kurang memiliki keterampilan sosial yang kuat. Mereka mungkin melihat Generasi Z sebagai generasi yang terlalu fokus pada diri sendiri, kurang sabar, dan terlalu memperhatikan penerimaan sosial online. Pandangan seperti ini mungkin juga mencakup kritik terhadap sikap kurang sabar dan keinginan cepat meraih kesuksesan yang sering dikaitkan dengan Generasi Z.

Namun, di sisi lain, beberapa anggota generasi sebelumnya mungkin melihat Generasi Z sebagai generasi yang penuh dengan potensi dan kreativitas. Mereka mungkin menghargai keterampilan teknologi yang kuat dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dengan perubahan lingkungan yang cepat. Mereka juga dapat menghargai etos kerja yang tinggi dan keinginan untuk membuat perbedaan di dunia.

Namun, penting untuk diingat bahwa pandangan ini hanya representasi umum, dan tidak selalu mencerminkan pandangan individu. Hal ini juga penting untuk dihindari agar tidak terjebak dalam stereotip generasi atau pandangan negatif tanpa dasar. Setiap individu harus dihargai secara individu, dan perbedaan antar generasi dapat dilihat sebagai peluang untuk belajar dan berkembang bersama.

 

Apa yang harus diperbaiki dari generasi z?

Seperti halnya generasi sebelumnya, Generasi Z juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, bukanlah hal yang tepat untuk mengevaluasi satu kelompok generasi secara keseluruhan. Namun, ada beberapa hal yang dapat menjadi fokus perbaikan atau pembelajaran bagi sebagian anggota Generasi Z, antara lain:

  • Ketergantungan terhadap teknologi: Generasi Z sering dianggap sangat tergantung pada teknologi, terutama media sosial. Mereka dapat memperbaiki hal ini dengan mempertimbangkan untuk mengurangi waktu layar dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang lebih kuat dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kesulitan mengatasi kegagalan: Generasi Z juga dapat memiliki ekspektasi yang sangat tinggi dan mungkin kesulitan dalam mengatasi kegagalan. Dalam situasi ini, penting untuk mengembangkan kemampuan untuk mengambil hikmah dari kegagalan dan belajar dari pengalaman tersebut.
  • Perilaku impulsif: Terkadang Generasi Z dapat terlalu cepat dalam mengambil keputusan atau bersikap impulsif dalam situasi tertentu. Mereka dapat memperbaiki hal ini dengan lebih berhati-hati dan mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka.

Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perlu diingat bahwa tidak semua anggota Generasi Z memiliki masalah yang sama, dan kritik atau evaluasi harus dilakukan secara individu, bukan sebagai generalisasi dari kelompok generasi secara keseluruhan. Selain itu, perlu diingat bahwa setiap generasi memiliki kekuatan dan kelemahan, dan belajar dari satu sama lain adalah cara terbaik untuk berkembang dan maju bersama.

Hal yang harus dihindari dari generasi z

Seperti halnya dengan setiap kelompok usia atau generasi lainnya, tidak ada satu pun tindakan atau perilaku tertentu yang harus dihindari secara universal dari Generasi Z. Namun, ada beberapa stereotip negatif yang mungkin terkait dengan anggota Generasi Z, seperti ketergantungan pada teknologi, kurangnya kesabaran, dan kurangnya kepercayaan diri.

Ketika berinteraksi dengan anggota Generasi Z, penting untuk menghindari perilaku stereotip dan berfokus pada individu dan kemampuan dan potensi mereka. Berikut beberapa hal yang dapat membantu menghindari stereotip negatif ketika berinteraksi dengan Generasi Z:

  • Jangan mengasumsikan bahwa semua anggota Generasi Z memiliki kelemahan yang sama. Setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, dan tidak ada satu hal pun yang berlaku untuk semua orang di suatu kelompok generasi.
  • Jangan meremehkan kemampuan atau keahlian Generasi Z karena usia atau kurangnya pengalaman. Ada banyak anggota Generasi Z yang terampil dan berbakat, bahkan pada usia muda, dan perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka.
  • Jangan berbicara dengan anggota Generasi Z seolah-olah mereka tidak mengerti cara berkomunikasi dengan orang dewasa. Seringkali Generasi Z dianggap kurang pengalaman dalam berkomunikasi secara profesional, namun perlu diingat bahwa mereka tumbuh dengan akses mudah ke informasi dan sumber daya online, yang memungkinkan mereka untuk menjadi terampil dalam berkomunikasi secara digital.

Dalam hal apapun, perlu diingat bahwa tidak ada satu pun kelompok usia atau generasi yang secara keseluruhan lebih baik atau buruk daripada yang lain. Oleh karena itu, penting untuk menghindari stereotip dan memperlakukan setiap orang sebagai individu yang unik dengan potensi yang berbeda-beda.

 

Hal yang harus di hindari oleh generasi z

Seperti halnya dengan kelompok usia lainnya, tidak ada perilaku tertentu yang harus dihindari secara universal oleh Generasi Z. Namun, ada beberapa perilaku yang mungkin perlu dihindari agar dapat sukses dalam lingkungan kerja atau dalam kehidupan secara umum. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membantu anggota Generasi Z menghindari perilaku yang mungkin merugikan diri mereka:

  • Ketergantungan pada teknologi: Meskipun Generasi Z tumbuh dengan teknologi digital dan cenderung sangat terampil dalam penggunaannya, tetapi terlalu bergantung pada teknologi dapat mengganggu kemampuan untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam lingkungan kerja.
  • Kurangnya kesabaran: Dalam dunia yang semakin cepat dan instan, Generasi Z mungkin cenderung kurang sabar dan mencari hasil instan. Namun, di lingkungan kerja, kesabaran adalah keterampilan yang sangat penting untuk menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah.
  • Ketergantungan pada umpan balik positif: Anggota Generasi Z mungkin cenderung mencari umpan balik positif dan menghindari kritik. Namun, di lingkungan kerja, kritik dapat membantu untuk memperbaiki keterampilan dan kinerja, dan penting untuk mengembangkan kemampuan untuk menerima kritik dengan cara yang positif.
  • Kurangnya kepercayaan diri: Meskipun anggota Generasi Z terampil dalam teknologi dan mungkin memiliki keahlian yang sangat baik dalam bidang tertentu, kurangnya pengalaman dalam lingkungan kerja dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan rasa percaya diri dan memperoleh pengalaman yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja.

Dalam hal apapun, penting untuk diingat bahwa setiap individu adalah unik, dan tidak ada perilaku yang berlaku secara universal untuk semua anggota Generasi Z. Namun, dengan menghindari perilaku yang mungkin merugikan diri sendiri dan dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan, anggota Generasi Z dapat mencapai kesuksesan dalam lingkungan kerja atau dalam kehidupan secara umum.

Kesimpulan pandangan

Dari uraian tentang Generasi Z dan pandangan generasi sebelumnya, terlihat bahwa anggota Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, termasuk preferensi dan keterampilan teknologi, kebutuhan akan fleksibilitas dan kerja tim, dan sikap yang berbeda terhadap pekerjaan dan gaya hidup.

Untuk bisa bekerja sama dengan baik dengan Generasi Z, perlu dipahami bahwa mereka memiliki nilai dan kebutuhan yang berbeda, dan perusahaan harus berusaha untuk menyesuaikan budaya kerja dan proses rekruitmen untuk menarik dan mempertahankan karyawan Generasi Z yang berkualitas.

Dalam hal perilaku yang harus dihindari, anggota Generasi Z perlu berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada teknologi dan tidak terlalu mengandalkan umpan balik positif, sambil mengembangkan kesabaran dan rasa percaya diri yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja.

Dalam kesimpulannya, memahami karakteristik Generasi Z dan cara mereka berinteraksi di dunia kerja dapat membantu perusahaan membangun tim yang efektif dan sukses di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun