Belajar Bersama Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A
Assalamualaikum, salam sejahtera buat kita semua.
Para pembaca dimanapun anda berada. Kali ini kita belajar bareng bersama Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A yang lebih dikenal dengan sebutan Prof Eko Indrajit (Prof. Ekoji).
Beliau merupakan seorang guru besar dan pakar teknologi Informatika asal Indonesia. Beliau menempuh pendidikan tingkat sarjana di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), kemudian melanjutkan studi ke berbagai universitas yang ada di Indonesia maupun luar negeri, terakhir beliau menempuh studi program Doktoral di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bidang studi teknologi pendidikan.Â
Beliau mengemban amanat sebagai ketua Smart Learning and Character Center PGRI (PSLCC)Â untuk mengembangkan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.Â
Para pembaca di manapun berada, setelah kuliah, beliau menulis buku sampai sekarang. Jumlah buku yang ditulis sangat fantastis yaitu sebanyak 121 buku sudah diterbitkan di penerbit mayor. Sementara untuk artikel beliau sudah menulis 623 artikel dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.Â
Kegemaran beliau menulis diawali sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Walaupun begitu tulisan beliau baru diterbitkan di majalah ketika sudah duduk di bangku SMP.Â
Pertanyaannya Kenapa beliau senang sekali menulis? Menurut beliau karena ingin membagi ide, membagi pemikiran, mengungkapkan gagasan dan untuk bercerita kepada orang lain.Â
Dengan banyak membagi ide, membagi pemikiran mengungkapkan gagasan dan untuk bercerita kepada orang lain dalam bentuk tulisan maka kita dapat mengejawantahkan apa yang kita pikirkan, sehingga gagasan-gagasan yang kita pikirkan dapat tersampaikan kepada orang lain dengan baik.Â
Untuk melahirkan ide, maka kita harus banyak membaca buku, mencari informasi-informasi, baik dari televisi, radio atau dari sumber-sumber manapun yang dapat dijadikan sebagai referensi menjadi sebuah tulisan.Â
Tulisan pertama beliau yaitu diterbitkan pada tahun 2000, 2 tahun setelah krisis dan Reformasi. Buku yang diterbitkan pertama berisi 50 artikel. Artikel ini berisi ringkasan dari satu topik yang menjadi trend pada saat itu.
Dari tulisan-tulisan ini, kemudian beliau ketagihan sehingga melahirkan banyak buku-buku yang diterbitkan di penerbit mayor. Sampai saat ini beliau sudah menerbitkan buku sebanyak 121 buku semuanya di penerbit mayor.
Pada pertemuan kali ini beliau juga memberikan tantangan kepada para peserta menulis di Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI 28 (KBMN PGRI 28). Dengan memberanikan diri saya tanpa pikir panjang untuk mendaftar sebagai peserta mengikuti tantangan menulis beliau.Â
Ternyata bukan cuma saya yang mengikuti tantangan tersebut, ketika Wa grup dibuka oleh admin ternyata semua menjadi nomor satu, karena semuanya menulis berbarengan jadi tidak ada yang nomor 2 dan membuat para Admin grup Wa kebingungan, akhirnya jurus jitu untuk meredam semua itu harus menutup grup WA kembali, agar admin saja yang bisa mengirim.
Setelah grup ditutup pendaftaran dibuka melalui link Google Form, sembari para Admin menuliskan siapa-siapa yang mengikuti kegiatan tersebut di grup Wa KBMN PGRI 28.
Saya sebagai penulis pemula, tentu ini kesepakatan yang luar biasa, dapat belajar bareng bersama para pakar, dan kali ini berkesempatan menulis dengan Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A..Â
Bisa menjadi peserta di kelas menulis dengan narasumber sekaliber Prof. Eko Indrajit saja sudah sangat luar biasa. apalagi dapat menulis bareng dengan beliau, ini merupakan sebuah penghormatan. Maka dari itu ketika diberikan tantangan gayung pun langsung bersahut banyak dari teman-teman semua, menulis nama-namanya, data terakhir sudah lebih dari 74 peserta yang siap mengikuti kegiatan menulis bareng bersama Prof. Eko Indrajit.
Beliau mengajarkan, untuk menjadi penulis butuh mimpi, maka ketika ingin menjadi penulis, lihatlah! toko-toko buku besar yang ada di Indonesia, jika kita ingin nama kita terpampang di toko-toko buku besar, maka kita akan berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita menjadi penulis.Â
Dari para peserta ada juga yang bertanya, Apakah jika kita tidak memiliki kemampuan tata bahasa masih bisa untuk menulis? Dengan lugas dan tegas Prof. Eko Indrajit menjawab "bahwa anda mempunyai kemampuan tata bahasa, buktinya anda mampu bertanya ke saya dengan tata bahasa yang baik" kata Prof. Eko Indrajit.Â
Dari sini kita mengerti bahwa ketika kita mengatakan tidak mampu, kurang mampu dan lain sebagainya, tetapi di lain sisi seseorang tersebut atau kita dapat menulis ataupun dapat berkomunikasi kepada orang lain Artinya kita mempunyai tata bahasa.Â
Dengan demikian kita tidak usah takut ketika akan menulis, mengatakan tidak punya tata bahasa yang baik dan benar, karena pada dasarnya nanti kita akan terlatih. Bagaimana cara melatihnya? Tentu berlatihnya, dengan latihan menulis. Ketika kita sering menulis maka kita akan menghadirkan tulisan-tulisan yang bermutu dan berkualitas.Â
Mudah-mudahan dapat bermanfaat
Wassalamualaikum, salam sejahtera buat kita semua.
Bekasi, 20 Januari 2023; Ahmad Fatch
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H