Mohon tunggu...
Ahmad Fatch
Ahmad Fatch Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar menjadi manusia yang bermanfaat, paling tidak berbagi cerita dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertemuan Ke 2 di KBMN PGRI 28, Menulis Sebagai Passion Bersama Bu Kanjeng (Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd)

11 Januari 2023   22:53 Diperbarui: 11 Januari 2023   23:08 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana caranya menjadikan menulis sebagai penyemangat sebagai kekuatan kesenangan atau kegemaran atau Passion?

1. Menulis sebagai suplemen

Bunda Kanjeng sebagai pemateri mengatakan "menulis dijadikan sebagai suplemen" artinya tentu yang disebut suplemen adalah makanan yang penuh gizi untuk membangkitkan energi. 

Dengan menjadikan menulis sebagai suplemen sesuatu penuh dengan gizi yang menjadi asupan bagi tubuh, asupan pemikiran,  tentu ini sangat amat baik buat kita. Hal ini dilakukan niscaya ketika kita menulis tidak lagi menjadi beban, karena tidak akan ada suplemen jika menjadi beban. Suplemen itu menjadi keniscayaan untuk menjadi energi tambahan atau dalam istilah lain menjadi Aura positif agar menambah energi buat kita. 

2. Menulis menjadi healing

Yang kedua menurut beliau agar kita menulis dapat menjadi passion maka yang perlu kita tanamkan pada diri kita yaitu Menulis menjadi Healing. 

Healing bisa kita dapatkan dalam kosakata bahasa Inggris jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti penyembuh atau menyehatkan. 

Saya jadi teringat ketika opening ceremony yang dikatakan oleh founder kelas belajar menulis PGRI yaitu Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd yang lebih terkenal dengan panggilan Om Jay. Beliau mengatakan sebelum membuka acara, beliau sedang sakit kemudian berusaha menulis draft untuk membuat video sambutan, tetapi setelah menulis draft dan sudah mengirim ke salah satu panitia opening ceremony merasa badannya sudah enakan, sudah sehat bahkan terbukti beliau mampu mengikuti kegiatan opening ceremony Sampai Akhir. 

Jika menilik dari yang dikatakan oleh Om Jay atau Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd hal ini betul adanya. Bahwa menulis dapat menjadi Healing. Healing jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka berarti penyembuhan. 

Dengan kata lain ketika kita mempunyai semangat yang luar biasa menjadikan menulis sebagai gairah, kemudian menulis sebagai suplemen, tentu hal ini sangat wajar, jika menulis dapat dijadikan sebagai Healing artinya sebagai penyembuh.

Mungkin timbul pertanyaan dari teman-teman ataupun para pembaca "Apa iya bisa menjadi Healing?" Untuk menjawab hal ini bisa iya bisa tidak. Kita mencontohkan dan melihat status-status dimedia sosial. Banyak curhatan-curhatan para kaum Ibu maupun kaum bapak atau anak-anak, dan remaja. Semua curhat artinya ketika mereka semua melakukan curhat menjadikan pikiran atau pola pikir menjadi plong atau sudah tidak ada lagi beban di dalam hati, dan dalam dadanya, jika ini dilakukan maka hal ini dapat mengeluarkan energi negatif, sedangkan yang masuk ke dalam pikirannya menjadi energi positif. Energi positif inilah yang menjadikan menulis sebagai Healing, karena kita yang tadinya terbebani dengan beban pikiran, beban itu kemudian dikeluarkan atau dalam bahasa Jawa menjadi unek-unek sudah dikeluarkan semua, beban menjadi lenyap. Dengan beban lenyap, maka insya Allah kita menjadi sehat atau sembuh. 

Yang menjadi perbedaan yaitu jika status-status tersebut ditulis pada status media sosial, maka hal ini bisa berdampak negatif kepada diri kita sebagai penulis, karena akan terkena undang-undang ITE jika curhatan itu mengenai orang lain. Untuk itu tulislah pada secarik kertas kemudian kita jadikan buku bisa sebagai buku cerita atau buku yang lain, dengan demikian hasil karya kita akan menjadi penyembuh bagi diri kita karena sudah mengeluarkan unek-unek atau beban yang ada di dalam pikiran maupun hati kita. 

Hambatan-hambatan menulis

Selain menulis bisa dijadikan sebagai passion, karena dapat dijadikan sebagai suplemen maupun sebagai Healing penyembuh tentu hal ini ada hambatan-hambatan. Kita ketahui semuanya apa yang kita katakan tidak semudah membalikan telapak tangan semua butuh proses. Tapi proses itu harus kita jalani agar menulis dapat menjadi Passion. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun