Mohon tunggu...
Ahmad Fatch
Ahmad Fatch Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar menjadi manusia yang bermanfaat, paling tidak berbagi cerita dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM Dulu dan Sekarang, Berkah Digitalisasi Pangsa Pasar UMKM Lebih Luas

6 Desember 2022   21:22 Diperbarui: 6 Desember 2022   21:42 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

UMKM Dulu dan Sekarang, Berkah Digitalisasi Pangsa Pasar UMKM Lebih Luas

Usaha mikro kecil dan menengah atau yang biasa disebut dengan UMKM merupakan salah satu sumber kehidupan dan ekonomi bagi Negara Indonesia. Berdasarkan website dari www.bkpm.go.id yang merupakan bagian dari web Kementerian investasi disana dijelaskan jumlah UMKM berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM ternyata UMKM berjumlah 64,19 juta. Dari jumlah tersebut dinyatakan UMKM berkontribusi pada PDB sebesar 61,97% atau setara dengan nilai 8.573,89 Triliun rupiah. 

Di sana juga dijelaskan UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97% dari total tenaga kerja yang ada di Indonesia, serta dapat menghimpun 60,4% total dana investasi yang menggerakkan perekonomian Indonesia. 

Kalau kita lihat data tersebut maka UMKM berperan sangat penting bahkan sangat strategis dalam mendukung dan menopang perekonomian Indonesia, karena dari sekian angkatan kerja mampu menyerap 97% sedangkan dari dana investasi yang dapat menggerakkan perekonomian Indonesia ternyata UMKM mampu berkontribusi sampai dengan 60,4% dari total investasi yang digunakan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. 

Terus apa korelasi dengan judul yang ada di atas? yaitu UMKM dulu dan sekarang, berkah digitalisasi pangsa pasar UMKM lebih luas.

Tahun 1996

Sekitar tahun 1996 penulis pertama kali ke Jakarta ketika liburan sekolah untuk membantu saudara berjualan gorengan ; seperti tahu goreng, tahu isi goreng, bakwan, pisang goreng, tempe goreng, ubi goreng, dan sebagainya.

Selain membantu jualan gorengan saudara ketiga, saya pun membantu saudara ipar untuk jualan nasi goreng keliling yaitu di sekitar wilayah Kelurahan Ciracas, mulai dari Jalan Raya Centex menuju Jalan Pengantin Ali terus ke arah Jalan Raya Ciracas kembali lagi ke Jalan Raya Centex. 

Baca juga: Gempa Terjadi Lagi

Sedangkan untuk pangkalan jualan gorengan berada di Gang Masjid Jalan Raya centex bersebelahan dari gang jengki di kelurahan Ciracas. 

Pada tahun 1996 jalanan di daerah itu masih sangat sepi, terutama jalan Pengantin Ali yang sekarang menjadi tempat penampungan Tenaga Kerja Indonesia. Pada saat itu kita belum mengenal jualan online semua masih konvensional. Semua pelanggan merupakan orang sekitar situ atau orang yang berkendara lewat di Jalan Raya Centex tersebut. 

Tahun 2001

Pada tahun 2001 kembali lagi penulis merantau ke Jakarta membantu saudara untuk berjualan bersama. Jualan yang dilakukan penulis bersama saudara yaitu jualan makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Tempat jualan kami berlokasi di Gang Galur Jalan Raya Centex, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. 

Sama seperti pada jualan gorengan tahun 1996, pada tahun 2001 ketika penulis bersama saudara jualan makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari belum ada istilah jualan online, semua masih konvensional pelanggan hanya orang yang tinggal di daerah sekitar atau orang yang kenal saja dan sembari menunggu orang yang lalu lalang untuk berbelanja ditempat kami. 

Pada saat itu jualan kami memang sudah cukup ramai, karena pada tahun tersebut minimarket-minimarket yang berwarna merah ataupun biru belum terlalu banyak menjamur di daerah pinggiran kota, walaupun ada paling hanya satu dua tempat saja, berbeda dengan yang sekarang minimarket sudah sangat menjamur dimana-mana.

Tahun 2007

Pada tahun 2007 penulis tidak lagi membantu saudara untuk jualan karena pada tahun tersebut tepatnya tanggal 1 Juni 2007 menulis mengabdi di sebuah yayasan untuk menjadi seorang pengajar di unit SMK bernama SMK Teknik 10 November. 

Walaupun demikian penulis tetap berhubungan dengan saudara kami tersebut, karena memang beliau merupakan Kakak ketiga penulis dari 6 saudara. sedangkan penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara tersebut. 

Tahun 2019

Pada tahun 2019 saudara kami yang berjualan mendaftarkan nama toko tersebut ke dalam sebuah merchant atau aplikasi yang sudah umum yang ada di Jakarta. Aplikasi ini juga merupakan aplikasi yang mengawali di dalam dunia driver online, dengan demikian toko saudara kami menggunakan merchant dari aplikasi tersebut, dan secara tidak langsung lebih menguntungkan untuk berbagai macam jenis UMKM yang ada. 

Kemenkop UKM memberikan data bahwa perkembangan UMKM per Juni 2022 19,5 juta pelaku UMKM sudah menggunakan pemasaran melalui digital market. Jumlah ini merupakan 30,4% dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia. 

Salah satu yang menggunakan digital market yaitu saudara kami yang ada di lokasi Gang Galur Jalan Raya centex, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur dengan nama toko Alfan Gang Galur. 

Pada tahun 2019 perkembangan digital belum terlalu pesat, mungkin karena masih bisa lebih mudah berbelanja secara konvensional, orang berbelanja tidak ada halangan. Perkembangan digital tahun 2019 terutama untuk market-market UMKM baru sedikit peningkatan dalam mendongkrak nilai pasar di UMKM khususnya untuk saudara kami. 

Berbeda dengan Kakak ketiga kami yang berlokasi di Gang Galur, Jalan Raya centex, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, keponakan penulis yang bernama Ahmad Amiq Fuadi mengelola salah satu usaha UMKM bidang kuliner yaitu nasi goreng yang bekerjasama dengan salah satu aplikasi digital sekaligus salah satu pencetus driver online yang berwarna hijau. 

Omset sehari-hari keponakan saya dalam satu malam bisa mencapai 4 sampai 7 juta per malam itu merupakan pendapatan kotor per malam. Menurut keponakan saya yang bernama Ahmad Amiq Fuadi jika dihitung pendapatan bersihnya dapat mencapai 1 sampai 2,5 juta per malam. 

Dengan omset sebesar itu maka banyak yang beralih dari jualan konvensional murni menjadi dual market yaitu selain market konvensional banyak dari pelaku UMKM menggunakan sistem digital market. 

UMKM saat pandemi dan pasca pandemi

UMKM pada saat pandemi terjadi sedikit perbedaan untuk jenis UMKM yang ada. Untuk jenis UMKM dengan titik berat pada pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari cenderung lebih ramai dibandingkan pada saat sebelum pandemi dengan market digital yang lebih bagus. Sebaliknya pada saat pandemi usaha-usaha semacam makanan-makanan siap saji justru banyak yang gulung tikar salah satunya adalah keponakan kami sendiri. 

Usaha nasi goreng dengan market digital yang ber omset 5 sampai 7 juta Pada saat pandemi justru kolep atau bangkrut, dikarenakan hampir sebagian besar jalan ditutup atau di portal pada saat pandemi tersebut, sehingga driver-driver untuk menuju lokasi restoran/tempat usaha dan lain sebagainya mengalami kendala, dan ini menjadi permasalahan bagi para pengusaha makanan siap saji. Salah satunya usaha keponakan saya mengalami kebangkrutan sehingga harus ditutup atau gulung tikar. 

Berbeda dengan keponakan saya toko Alfan milik kakak ketiga saya yang berlokasi di Gang Galur, Jalan Raya Centex, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, justru mengalami peningkatan pada saat pandemi tersebut. 

Hal ini bisa jadi di mana banyak orang yang lebih cenderung bekerja dari rumah sehingga yang tadinya lebih banyak membeli makanan siap saji, justru di saat pandemi lebih banyak membeli bahan-bahan mentah untuk dimasak sendiri. 

Mudah-mudahan di HUT127BRI, BRI dengan program BRILianpreneur dan BRIPahlawanFinancial, BRI dapat menjadi pelopor kemajuan UMKM di tanah air tercinta. BRI sebagai salah satu bank Nasional yang sudah mendunia dapat mendorong dan bersinergi dengan pelaku UMKM di seluruh penjuru tanah air. Adanya sinergi dan dukungan BRI terhadap UMKM, maka UMKM tetap menjadi pelopor pertumbuhan ekonomi dan tetap sebagai penyumbang pendapatan negara yang besar. 

Ditambah lagi dengan sistem digitalisasi market yang sudah digalakkan oleh pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) maka diyakini seluruh perkembangan UMKM akan menjadi lebih bagus, sehingga menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Sistem online market atau pemasaran secara online membuat pembeli dari UMKM bukan hanya orang sekitar tempat UMKM tersebut berada, tetapi bisa menjangkau ke berbagai macam daerah yang membutuhkan. 

Seperti yang terjadi pada UMKM saudara ketiga kami, dulu pada saat konvensional market pembeli hanya sekitar daerah Gang Galur, Jalan Raya centex, tetapi sekarang dengan adanya digital market atau online market pembeli dari UMKM saudara ketiga kami sudah menjangkau hampir seluruh Jabodetabek. 

Dengan sistem market online tidak ada lagi ruang dan waktu pembatas dinding Tetangga, tetapi sudah menjangkau di berbagai wilayah, yang penting terhubung dengan dunia Internet dan layanan aplikasi tersebut.

Dengan kepedulian BRI sekaligus di ulang tahun yang ke 127 dalam tagline HUT127BRI, BRILianpreneur dan BRIPahlawanFinancial, maka Diharapkan seluruh Insan UMKM di seluruh Indonesia dapat meningkatkan kapasitas dan potensinya untuk menjadi lebih maju dan lebih sukses. 

Semoga ke depan program-program seperti ini terus dilanjutkan dan didukung penuh oleh pemerintah dan BRI secara berkelanjutan. 

#HUT127BRI

#BRILianpreneur

#BRIPahlawanFinancial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun