Mohon tunggu...
Ahmad Fatch
Ahmad Fatch Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar menjadi manusia yang bermanfaat, paling tidak berbagi cerita dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawanku Teladanku Kita Ikuti Jejak Pendahulu

10 November 2022   07:45 Diperbarui: 10 November 2022   15:15 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kemensos.go.id/logo-hari-pahlawan-tahun-2022

Pahlawanku teladanku kita ikuti jejak pendahulu

Mari kita awali dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk para pejuang di seluruh Indonesia yang telah mendahului kita maupun yang masih ada, kita masih bisa menghirup udara bebas, menikmati kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, semua ini karena jasa para pahlawan. Beliau-beliau sudah memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga titik darah terakhir. Berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dimulai.

Para pembaca di manapun berada, 10 November merupakan hari nasional di Indonesia, tanggal tersebut untuk diperingati sebagai hari Pahlawan. Dari sekolah dasar (SD) sampai tingkat perguruan tinggi sudah mengenal adanya hari bersejarah ini, artinya seluruh bangsa Indonesia sudah maklum adanya, bahwa tanggal 10 November sudah diketahui bersama, merupakan hari yang bersejarah sebagai hari Pahlawan, sekaligus kita dapat jadikan sebagai momentum untuk meneladani akhlak-akhlak beliau, perjuangan beliau, jejak-jejak sejarah beliau. 

Mudah-mudahan kita sebagai generasi penerus, baik generasi Z, generasi Milenial, serta generasi yang lain selalu dapat mengisi kemerdekaan sesuai harapan para tokoh pejuang nasional kita. 

Peristiwa 10 November melahirkan beberapa tokoh utama yang selalu berkaitan erat dengan perjuangan melawan Belanda dan sekutu. Dari berbagai literatur mengatakan peristiwa ini berawal ketika Belanda dan sekutu datang kembali ke Kota Surabaya dengan tujuan melucuti tentara Jepang yang sudah menyerah. Netherlands Indies Civil Administration (NICA) punya niat terselubung ingin menjajah kembali Negara Indonesia. 

Atas ulah Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tersebut telah memicu perlawanan dari warga Surabaya, baik dari kalangan remaja, pemuda sampai yang tua pun ikut melakukan perlawanan demi mengusir Belanda dan sekutu agar tidak menjajah kembali. 

Pasukan yang datang ke Surabaya yang pertama adalah Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang mendarat pada tanggal 29 September 1945. Pasukan AFNEI ke Indonesia dipimpin oleh Sir Philip Christison, tujuan awal pasukan ini untuk mengamankan wilayah Indonesia khususnya pulau Jawa dan pulau Sumatera dikarenakan pasukan Jepang sudah menyerah terhadap sekutu. 

Jika kita buka berbagai macam literatur tentang Pasukan AFNEI maka kita dapati ada tiga divisi yang menuju ke wilayah Indonesia, yaitu ; yang pertama yaitu divisi India ke-23 di bawah pimpinan Mayor Jenderal D.C How Town untuk wilayah Jawa Barat, yang kedua divisi India ke-5 di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk Jawa Timur, dan divisi yang ketiga yaitu divisi India ke-26 di bawah pimpinan Mayjen H.M. Chambers yang ditugaskan untuk wilayah Sumatera.

Selain Jawa dan Sumatera, keamanan di bekas penjajahan Jepang diserahkan kepada Angkatan perang dari negara Australia. Tugas ini diberikan untuk mengamankan proses penyerahan dan melucuti senjata dari tentara Jepang yang menyerah kepada sekutu. 

Pasukan AFNEI pada saat awal disambut baik oleh seluruh bangsa Indonesia, karena mereka datang bertujuan damai yaitu mengamankan wilayah Indonesia agar proses pelucutan dan penyerahan tentara Jepang berjalan aman, tapi seiringnya berjalan waktu ternyata Pasukan AFNEI membawa pejabat-pejabat Netherlands Indies Civil Administration (NICA)  yang merupakan sistem administrasi di bawah naungan kerajaan Belanda.

Para pejuang yang mengetahui keadaan tersebut marah, kemudian melakukan perlawanan-perlawanan di mana-mana terutama wilayah Jawa dan Sumatera, sehingga kita ketahui bersama di Surabaya dikenal dengan pertempuran Surabaya, di Bandung dikenal dengan pertempuran Bandung Lautan Api, di Sumatera dikenal dengan pertempuran Medan Area dan begitu juga di tempat-tempat lain seperti di Ambarawa dikenal dengan Palagan Ambarawa. 

Pertempuran-pertempuran ini bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, agar tidak dijajah kembali oleh Belanda melalui Nederland Indies Civil Administration (NICA). Khusus di Surabaya merasa tugasnya sangat berat kemudian AFNEI berusaha mengajak kerjasama kepada pemerintah Indonesia, karena AFNEI merasa jika tidak ada bantuan pemerintah Indonesia akan susah untuk melaksanakan tugas tersebut. 

Melalui Letjen Sir Philip Christison AFNEI melakukan upaya perundingan bersama pemerintah Indonesia yaitu tanggal 25 Oktober 1945. Hasil ini merupakan sebagai pengakuan secara de facto oleh AFNEI bahwa di Indonesia terdapat dan sudah terbentuk pemerintahan Republik Indonesia dengan pimpinan tertinggi yaitu Ir Soekarno dan Muhammad Hatta Atau biasa kita sebut Bung Karno dan Bung Hatta

Banyak para Pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia tetapi, diantara para tokoh yang menonjol dalam Perang Surabaya tersebut antara lain:

1. Hadratus Syeh K.H Hasyim Asy'ari, beliau merupakan pencetus fatwa jihad untuk seluruh umat Islam di wilayah Indonesia yang kemudian melahirkan perlawanan begitu masif dari warga Indonesia di seluruh wilayah Indonesia khususnya Surabaya salah satu pejuang yang berjuang di Surabaya yaitu Kiai Abbas dari buntet. 

2. Raden Suryo, Beliau merupakan Gubernur Jawa Timur pada saat itu, sebagai gubernur beliau harus mengatur strategi dan siasat baik secara diplomatik maupun secara fisik untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia khusunya di Jawa Timur.

3. Bung Tomo, Bung Tomo merupakan seorang orator yang ulung, sehingga dengan pidato beliau yang berapi-api membuat semangat seluruh warga Surabaya dan umumnya Jawa Timur untuk melakukan perlawanan yang disebut Perang Jihad melawan Sekutu.

4. HR Muhammad Mangun Diprojo, beliau merupakan pimpinan tentara keamanan rakyat yang berperan dalam mengkonsolidasikan pertempuran melawan Sekutu di Surabaya, peranan beliau sangat luar biasa.

5. Mayjen Sungkono, Beliau merupakan komandan yang memimpin langsung pertempuran-pertempuran di seluruh kota Surabaya dan sekitarnya, sehingga atas peran tersebut perlawanan perlawanan arek-arek Suroboyo begitu gigih dan bisa diatur dengan strategi yang baik.

Banyak tokoh yang dapat kita teladani, sebagai generasi penerus mari kita isi dan kita teladani perjuangan-perjuangan para pendahulu kita, agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat terus berkembang maju sehingga setara dengan bangsa-bangsa lain. 

Tema hari pahlawan Tahun 2022 yaitu Pahlawanku Teladanku dapat menginspirasi seluruh generasi, baik generasi Z generasi Milenial dan generasi lainnya. Mari kita mengisi kemerdekaan dengan meneladani seluruh akhlak dan perjuangan beliau. 

Khusus untuk para pemimpin Indonesia Jadilah pemimpin yang amanah, arif dan bijaksana serta mempunyai sikap nasionalisme, bukan sikap kepartaian, golongan, kelompok atau keormasan tertentu, semua harus didasarkan pada kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terima kasih

#selamat hari pahlawan

#pahlawanku teladanku

#Indonesia Berkeadilan dan Berkeadaban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun