Mohon tunggu...
Ahmad Fatch
Ahmad Fatch Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar menjadi manusia yang bermanfaat, paling tidak berbagi cerita dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran dari peristiwa G30S/PKI untuk Generasi Milenial

30 September 2022   00:05 Diperbarui: 30 September 2022   04:53 7413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. 

Dengan mengucapkan Alhamdulillah hari ini masih diberikan kesempatan menulis di kompasiana.com mudah-mudahan apa yang saya tulis dapat bermanfaat untuk kita semua. 

Para pembaca kompasiana mudah-mudahan anda diberikan kesehatan dan diberi kemudahan dalam menjemput rizkinya masing-masing. 

Para pembaca, kali ini Penulis mengambil tema Pelajaran dari peristiwa G30S/PKI untuk Generasi Milenial.

Hari ini bertepatan dengan Tanggal 30 September 2022 ada sebuah peristiwa pada 57 tahun lalu, yang sangat menghebohkan dan mengejutkan bagi bangsa Indonesia, yaitu peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI). 

Gerakan ini telah menelan korban di kalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Darat di Jakarta sebanyak 6 perwira tinggi dan satu orang ajudan dari Jenderal A.H. Nasution. 

Setelah peristiwa tersebut terjadi aksi massa yang sangat masif di seluruh wilayah Indonesia untuk meminta dibubarkannya PKI (Partai Komunis Indonesia). 

PKI pada pemilu tahun 1955 merupakan partai peringkat ke-4 dengan demikian PKI pada tahun 1965 seharusnya mempunyai jumlah pengikut yang lebih banyak daripada tahun 1955.

Di berbagai pelosok daerah terjadi gerakan massa untuk meminta PKI (Partai Komunis Indonesia) dibubarkan. hal ini karena PKI dianggap sebagai dalang Gerakan 30 September (G30S).

Dari peristiwa G30S/PKI maka bangsa Indonesia harus mengambil hikmah/pelajaran dari peristiwa tersebut, antara lain:

1. Hindari Perebutan Kekuasaan/Pengaruh Secara Paksa

2. Jagalah Persatuan dan Kesatuan Jauhi Egoistis Kelompok atau Golongan

3. Jadikan Pancasila Sebagai Landasan Utama

4. Berpihak untuk Kepentingan Rakyat

Para pembaca dimanapun berada, Mari kita telaah satu persatu 4 hikmah/pelajaran dari peristiwa G30S/PKI tersebut. 

1. Hindari Perebutan Kekuasaan/Pengaruh Secara Paksa 

Para pembaca dimanapun berada, peristiwa G30S/PKI merupakan sebuah peristiwa kelam, yang menjadi bagian sejarah bangsa Indonesia tahun 1965. Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha berebut pengaruh dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang dipelopori oleh dua jenderal utama yaitu Jenderal TNI Abdul Haris Nasution dan Jenderal Ahmad Yani. 

Karena pada saat itu dua sosok ini merupakan sosok yang sangat berpengaruh di kalangan militer khususnya TNI Angkatan Darat (TNI AD) dan keduanya tidak setuju terhadap usulan dari Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk dibentuknya angkatan kelima yaitu mempersenjatai rakyat. 

Karena perebutan pengaruh inilah PKI berusaha menyingkirkan para tokoh TNI Angkatan Darat dengan cara menculik pada tanggal 30 September dini hari, sehingga gerakan ini kemudian disebut dengan Gerakan 30 September G30S/PKI.

Gerakan ini yang di arsiteki oleh PKI dengan komandan lapangan yaitu Letnan Kolonel Untung, berhasil menculik 6 Jendral dan satu ajudan dari Jenderal Abdul Haris Nasution, sedangkan Jendral Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari kepungan pasukan penculik yang mengatasnamakan cakrabirawa. 

Untuk itu jangan sampai terjadi dan terulang peristiwa ini, di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai bersama, maka kita harus berhati-hati dengan adanya isu-isu yang tidak jelas yang bermaksud memprovokasi masyarakat dibawah, untuk merebut pengaruh kekuasaan secara paksa.

2. Jagalah persatuan dan kesatuan jauhi egoistis kelompok atau golongan

Dalam peristiwa G30S/PKI merupakan salah satu peristiwa yang membuat masyarakat pada waktu itu menjadi terpecah belah di negara kita tercinta antara Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan partai yang berasaskan Nasionalis Religius. 

Sehingga sebelum terjadinya G30S/PKI banyak terjadi bentrok di mana-mana khususnya partisan atau pendukung Partai Komunis Indonesia dengan kaum nasionalis religius. 

Salah satu peristiwa yang menggegerkan yaitu penyerangan dan pembunuhan oleh Simpatisan PKI terhadap pelajar Islam Indonesia (PII) di bawah naungan NU di sebuah Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang sedang dalam agenda Rapat bersama PII se-Jawa Timur setelah shalat subuh di bantai di masjid Attaqwa. 

Hal ini bisa terjadi karena kurangnya rasa persatuan dan kesatuan akibat egoistis di kalangan elit politik yang berbeda paham. 

Akibat egoistis dari elit politik inilah yang menjadi penyebab di kalangan bawah menjadi terpecah belah sehingga terjadi serangan antar satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. 

Dengan peristiwa tersebut kita harus mengambil hikmah sedalam-dalamnya jangan sampai antar elit partai politik di negeri ini merasa paling benar sendiri, tidak mempedulikan persatuan dan kesatuan sehingga di kalangan bawah terjadi benturan-benturan yang dapat menimbulkan perpecahan sampai konflik antar rakyat.

3. Jadikan Pancasila Sebagai Landasan Utama.

Salah satu peristiwa yang melatarbelakangi Gerakan 30 September (G30S/PKI) yaitu karena sebagian elit pimpinan partai politik pada saat itu tidak mencerminkan pengamalan Pancasila dengan baik. 

Dengan tidak mengamalkan Pancasila dengan baik, maka elit politik menjerumuskan para kader dan simpatisan untuk mendukung kepentingannya sendiri. 

Dalam Pancasila yang pertama adalah ketuhanan, Yang kedua kemanusiaan, yang ketiga persatuan, yang keempat musyawarah, dan yang kelima keadilan, jika salah satu dari lima sila tersebut tidak diindahkan maka pendukung atau simpatisan dari partai politik tersebut akan bersikap brutal. 

Contoh jika simpatisan tidak mempunyai keyakinan bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa maka tidak ada pedoman untuk mewujudkan tingkah laku yang baik, berperilaku yang baik, karena di dalam keyakinan beragama ber-Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pondasi bagi penganut agama untuk mempelajari sikap hidup yang baik. seluruh Penganut Agama pasti diajarkan untuk berperilaku dengan baik dan sopan santun dalam bertutur kata. 

Contoh lain, jika simpatisan dan para kader sebuah partai politik tidak mengamalkan sila ke-3 tentang Persatuan Indonesia, maka memungkinkan simpatisan dan para kader selalu memprovokasi masyarakat untuk selalu berpecah-belah. Tidak lagi membuat narasi-narasi untuk persatuan dan kesatuan, tetapi narasi yang dibuat selalu memojokkan salah satu pihak sehingga membuat gaduh di seluruh pelosok negeri.

Ini menunjukkan bahwa simpatisan dan para kader, baik kader partai, simpatisan partai, maupun organisasi kemasyarakatan tertentu tidak mengedepankan dan tidak mengamalkan Pancasila sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia maka tidak akan terjadi persatuan dan kesatuan didalam masyarakat. 

4. Berpihak untuk Kepentingan Rakyat

Hikmah yang keempat yaitu berpihak untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.

Para pimpinan partai, elit politik di negara kita mempunyai banyak pengikut artinya sebisa munkin untuk menjadi teladan, contoh yang baik, agar selalu menjadikan rakyat sebagai kepentingan utama, tidak menjadikan kelompok atau golongannya sebagai prioritas. 

Artinya ketika masyarakat mengeluh elit politik, para pimpinan partai harus menangkap keluhan mereka, itu semua yang menjadi aspirasi, karena kepentingan masyarakat adalah kepentingan negara. 

Pada dasarnya rakyat mempunyai 3 kepentingan:

  • Dapat tercukupi kebutuhan pangan, sandang dan papannya 

Tercukupi pangan, sandang dan papan maksudnya yaitu ketersedian kebutuhan pokok masyarakat, baik berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal harus tercukupi dan diperhatikan oleh negara, tentunya bagi yang kurang mampu harus dibantu, bagi yang mampu cukup harga pokok makanan dan kebutuhan lain sebagainya dibuat stabil dan murah di seluruh penjuru Indonesia. 

  • Dapat menyekolahkan anak-anaknya 

Masyarakat Indonesia menginginkan anak-anaknya untuk bersekolah, agar anak-anaknya bisa lebih baik dari orang tuanya. Artinya negara menyediakan kebutuhan dan pelayanan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, agar anak-anak dapat mengenyam pendidikan yang layak, sehingga penerus bangsa dan negara Indonesia mampu dan layak untuk mengisi dan memajukan bangsa Indonesia.

  • Aman damai tidak terjadi Gejolak. 

Membuat seluruh wilayah Indonesia menjadi aman dan damai, dengan kondisi aman dan damai maka masyarakat Indonesia dalam menikmati kemerdekaan, akan terasa lebih nikmat tidak selalu berurusan dengan hal-hal yang tidak diinginkan.

seperti contoh, adanya Premanisme berkedok organisasi kemasyarakatan dan lainnya.

Inilah Hikmah yang kita dapat ambil dari peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Mudah-mudahan hikmah yang saya tulis dapat menjadi pelajaran berharga buat kita semua, agar kita selaku generasi penerus yang disebut generasi Milenial mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Selalu berpedoman pada Pancasila dan undang-undang Dasar 1945.

Sebagai elit politik dan para pimpinan negeri ini, lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan, Buatlah narasi-narasi yang menyejukkan, Jangan membuat narasi yang dapat memprovokasi masyarakat di bawah. 

Negara harus hadir di tengah masyarakat, karena pada intinya masyarakat hanya butuh 3 pokok besar yaitu tersedianya kebutuhan makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal, yang kedua anak dapat mengenyam pendidikan secara layak, yang ketiga di tengah masyarakat harus aman dan damai tidak ada lagi premanisme bergetuk organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya. 

Dan terakhir perebutan kekuasaan harus menggunakan cara-cara yang demokratis, Jangan memaksakan kehendak, Jangan pula saling jegal, sehingga membuat kelompok lain menjadi terprovokasi, akibatnya maka di kalangan bawah akan terjadi benturan-benturan kepentingan, hal seperti ini harus dihindari. 

Demikian kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih.

Wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun