Mohon tunggu...
Ahmad Misbahul Farih
Ahmad Misbahul Farih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya mahasiswa aktif prodi Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemeriksaan Clavicula dan Scapula

22 Juni 2024   23:40 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahmad Misbahul Farih 1) , RB. Anjar G.M.A.A 2) , Syahrul Syawala H.A 3) , Anisa Dewi setiawati 4) , Ahmad Asfar Suyuti 5) , M. Erik Febrian 6) 

Abstract 

Radiography is the most common imaging technique used in examination of the scapula and calvicle. Apart from radiography, imaging of the clavicle and scapula uses CT scan (Computed Tomography) and MRI (Magnetic Resonance Imaging) modalities. The aim of this examination is to get a clear and accurate picture of the condition of the bones, surrounding structures, and possible damage or abnormalities. Radiographic examination of the clavicle and scapula is a radiological imaging technique used to diagnose pathological conditions or injuries to the shoulder bone (clavicle) and back shoulder bone (scapula). This examination involves the use of x-rays to produce a two dimensional image of the two bones. Radiographic examination of the clavicle is carried out using the kV technique in the range of 40 kV to 125 kV. This kV range allows high-resolution radiographic images on film, allowing clear identification of clavicle fractures. Likewise, radiographic examination of the scapula involves the use of x-rays to obtain images of the scapular bone. Even though the scapula bone has a complex shape and position, radiography can still be helpful in detecting fractures or structural abnormalities in this bone. Radiographic examination of the clavicle and scapula is an effective and relatively inexpensive method for evaluating the condition of the shoulder bones. In some cases, additional imaging examinations such as a CT scan or MRI may be needed to obtain a more detailed and accurate picture. The use of radiographs of the clavicle and scapula in the diagnosis and management of disease or injury of the humerus can provide the clinician with important information in planning appropriate treatment. Therefore, radiographic examination of the clavicle and scapula is an important component of musculoskeletal radiology practice. 

Key words: radiography, clavicle, scapula  

Pendahuluan 

Trauma pada clavicula dan scapula adalah cedera yang sering terjadi, terutama dalam kasus kecelakaan lalu lintas dan olahraga kontak fisik. Pemeriksaan radiologi memainkan peran penting dalam mendiagnosis dan menilai tingkat keparahan cedera pada kedua tulang ini. Artikel ini akan mengulas metode pemeriksaan radiologi untuk clavicula dan scapula, terutama melalui proyeksi Anteroposterior (AP), Posteroanterior (PA), dan Axial. Tujuannya adalah memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi tulang yang mengalami trauma ini, sehingga dapat membantu dalam diagnosis dan perencanaan penanganan yang tepat. Fokus utama artikel ini adalah memahami setiap teknik pemeriksaan, indikasi penggunaannya, dan interpretasi hasilnya, yang dapat membantu tenaga medis dalam merawat pasien dengan cedera clavicula dan scapula. Cedera clavicula dan scapula umumnya disebabkan oleh benturan, jatuh, atau kekuatan eksternal lainnya yang dapat merusak struktur tulang tersebut. Pemeriksaan radiologi, seperti radiografi, digunakan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kerusakan tulang, seperti fraktur, dislokasi, atau pergeseran tulang. Proyeksi AP dan PA adalah teknik radiografi yang paling umum digunakan dalam pemeriksaan clavicula danscapula. Proyeksi AP menghasilkan gambaran frontal dari tulang-tulang tersebut, sementara proyeksi PA memberikan gambaran posterior. Dengan melihat kedua proyeksi ini, dokter dapat memperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang posisi tulang, hubungan antara fragmen tulang, serta kemungkinan kerusakan pada struktur tulang sekitarnya. Selain itu, pemeriksaan radiologi juga dapat melibatkan proyeksi Axial, yang memberikan gambaran tiga dimensi dari clavicula dan scapula. Ini dapat dilakukan menggunakan CT scan atau MRI. Interpretasi hasil pemeriksaan radiologi ini penting dalam mengarahkan penanganan dan perawatan pasien. Dengan memahami gambaran dan tipe cedera yang terlihat pada gambar radiologi, tenaga medis dapat merencanakan tindakan yang sesuai, seperti imobilisasi, pemasangan penyangga, atau bahkan pembedahan jika diperlukan. Secara keseluruhan, pemeriksaan radiologi clavicula dan scapula merupakan langkah penting dalam mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan cedera tulang bahu. Dengan memahami teknik pemeriksaan yang digunakan, indikasi penggunaannya, dan interpretasi hasilnya, tenaga medis dapat memanfaatkan informasi radiologi untuk merencanakan perawatan yang tepat dan memfasilitasi pemulihan pasien yang optimal. 

Metodologi 

Metodologi pemeriksaan radiografi clavicula dan scapula melibatkan serangkaian langkah dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan komprehensif tentang kondisi tulang tersebut. Alat dan bahan yang digunakan dalam mengambil hasil penelitian artikel ini yaitu: 

1. Alat X-Ray 

2. Komputer 

3. Kaset 

4. Phantom 

5. CR 

Langkah-langkah dalam pemeriksaan radiografi clavicula dan scapula yaitu: 

1. Pasien datang dengan membawa form pemeriksaan dan diserahkan ke admin untuk didata dan diberikan kepada radiografer. 

2. Radiografer kemudian memanggil nama pasien, dan melakukan identifikasi dengan benar dari menanyakan nama lengkap dan alamat. 

3. Kemudian pasien dipersilahkan masuk, apabila keluarga ingin mendampingi diberikan intruksi untuk menunggu di luar dikarenakan radiasi. 

4. Posisi pasien berdiri, namun dikarenakan penelitian ini menggunakan phantom maka posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan. 

5. Teknik pemeriksaan dilakukan dengan proyeksi AP (AnteroPosterior), PA (PosteroAnterior) dan Axial dengan alat X-Ray sedikit disudutkan.   

6. Kaset yang digunakan dipasang dibawah bucky meja pemeriksaan dan mengatur sesuai dengan citra yang akan diambil yaitu berada di area bahu agar menampilkan gambaran clavicula dan scapula. 

7. Kolimasi diatur sesuai dengan citra yang dibutuhkan, untuk meminimalisir radiasi hambur yang tidak dibutuhkan oleh pasien. 

8. Setelah mengatur kolimasi, ekspose di ruang kontrol agar tidak terkena radiasi. 

9. Pada saat ekspose mengatur kV dan mAs agar hasil citra maksimal, kV yang digunakan sebesar 60 dan mAs sebesar 6.50.   

10. Setelah ekspose, kaset diambil untuk diproses di CR, sehingga dapat memunculkan gambaran clavicula dan scapula. 

11. Pada saat proses CR perlu memberikan marker pada area yang diperiksa agar memudahkan dokter apabila ada tindakan lanjut.

Hasil dan Pembahasan 

A. Hasil 

1. Identifikasi Pasien 

a. Nama   : Tn. X 

b. Alamat   : Surabaya 

c. Umur   : 20 Tahun 

d. Tanggal Pemeriksaan : 3 Juni 2024 

e. Diagnosa Klinis  : Post Trauma 

2. Riwayat Pasien X datang ke instalasi radiologi setelah jatuh dari sepeda motor pada 3 Juni 2024. Curiga ada fraktur atau trauma maka dilakukan foo rontgen clavicula dan capula. 

3. Prosedur Pemeriksaan 

a. Persiapan Alat: - Pesawat sinar-X - Ukuran Kaset 24 x 35 - Marker R - kV 60 dan mAs 6.50 - FFD 100 cm 

b. Teknik Pemeriksaan 

Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus, apabila menggunakan kalung cukup dilepas. 

Posisi pasien : pada umumnya berdiri, namun dikarenakan menggunakan phantom maka posisi pasien supine. 

Posisi objek : bagian bahu menempel pada meja pemeriksaan dengan kaset berada di bucky stand. Sesuaikan area yang akan diekspose dengan kaset agar gambaran menghasilkan citra yang diperlukan. 

Arah sinar : apabila AP dan PA maka arah sinar verikal tegak lurus tepat pada area clavicula scapula untuk mendapatkan gambar keduanya. Apabila pencitraan axial maka sinar disudutkan 15-30 cephalad pada pertengahan clavicula (Bontrager, 2014). Pengolahan film : dengan memberikan marker sesuai dengan bagian yang diperiksa yaitu kanan berarti right (R) dan mengatur kontras sesuai kebutuhan diagnosa.  

B. Pembahasan 

Berdasakan hasil dari penelitian di atas, pemeriksaan rontgen Clavicula dan Scapula bisa dilakukan dalam beberapa situasi terutama saat jatuh dan terjadi benturan disertai nyeri. Rontgen clavicula dan scapula dapat menggambarkan hasil apakah adanya fraktur ata dislokasi dan cedera lain pada area tulang bahu. Hasil citra yang digambarkan tidak menunjukkan adanya fraktur atau dislokasi dan cedera lainnya.   Pada prosedur pemeriksaan, menggunakan kaset 24x35 sudah cukup untuk memberikan keseluruhan gambaran dari clavicula dan scapula. Pengaturan yang tepat dari parameter radiografi, seperti kilovolt (kV) dan milliamperesecond (mAs), juga penting dalam meminimalkan dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Penggunaan kV yang tepat dapat membantu mengoptimalkan kualitas gambar, sedangkan mAs yang tepat mengurangi jumlah radiasi yang diperlukan. Selain prosedur, teknik pemeriksaan diperlukan untuk menghasilkan citra yang baik sesuai dengan diagnosis yang dibutuhkan. Persiapan pasien pemeriksan clavicula scapula yaitu tidak dilakukan persiapan khusus, namun pasien diharuskan melepaskan benda-benda logam yang berada di sekitar area pemeriksaan yang dapat menimbulkan artefak pada hasil radiograf (3). Proyeksi yang digunakan pada penelitian ini adalah clavicula dan scapula AP, sehingga menghasilkan citra tulang clavicula secara frontal atau dari depan. Tulang clavicula akan terlihat sebagai struktur tulang lurus yang menghubungkan tulang dada (sternum) dengan tulang bahu (scapula). Dapat menampilkan gambaran panjang dan bentuk tulang clavicula. Pada citra proyeksi AP scapula, menghasilkan gamaran tulang scapula secara frontal. Tulang scapula akan terlihat sebagai struktur datar dengan berbagai bagian seperti cavitas glenoid, tulang belikat (acromion), dan tulang pundak (coracoid). Selain proyeksi AP, pemeriksaan clavicula scapula dapat dilakukan dengan proyeksi PA sehingga menghasilkan citra tulang clavicula dari posterior. Tulang clavicula akan terlihat sebagai struktur tulang lurus yang menghubungkan tulang dada (sternum) dengan tulang bahu (scapula). Pada citra proyeksi PA scapula, menghasilkan citra tulang scapula dari posterior. Tulang scapula akan terlihat sebagai struktur datar dengan berbagai bagian seperti cavitas glenoid, tulang belikat (acromion), dan tulang pundak (coracoid).   Selain AP dan PA khusus pada pemeriksaan clavicula dapat dilakukan dengan proyeksi Axial. AP axial bertujuan untuk menampakan posisi clavicula terlempar dari scapula dan coste, hanya sisi ujung medial clavicula yang mengalami superposisi dengan costae pertama dan kedua (1). Proyeksi AP axial akan memperoleh informasi lebih banyak,clavicula berada diatas scapula 1/3 medial sedikit superposisi dengan costae 1 dan 2 (6). Kriteria evaluasi antara lain bagian clavicula diproyeksikan di atas tulang rusuk dan skapula dengan ujung medial tumpang tindih dengan tulang rusuk pertama atau kedua, clavicula dalam penempatan horizontal, seluruh clavicula bersama dengan sendi akromioklavikular dan sternoklavikularis (3). 

Kesimpulan 

Pemeriksaan radiografi scapula dan clavicula bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada tulang dan sendi di area bahu, seperti fraktur, dislokasi, osteoartritis, infeksi, tumor, dan kelainan bawaan. Terdapat beberapa proyeksi radiografi yang umum digunakan, seperti proyeksi AP (Anteroposterior) yang menampilkan gambaran clavicula dan scapula dari sisi anterior, proyeksi PA (Posteroanterior) yang menampilkan gambaran clavicula dan scapula dari sisi posterior, dan proyeksi Axial khusus untuk clavicula yang dapat menghasilkan gambaran clavicula dalam penampang melintang tanpa terjadi superposisi dengan costae pertama dan kedua. Penting untuk mengatur parameter radiografi dengan baik dan seminimal mungkin, terutama pada kV (kilovolt) dan mAs (milliamperesecond). Penggunaan kV yang tepat dapat membantu mengoptimalkan kualitas gambar, sedangkan mAs yang tepat dapat mengurangi jumlah radiasi yang diperlukan. Dengan menggunakan teknik radiografi yang tepat dan pengaturan parameter yang optimal, pemeriksaan radiografi scapula dan clavicula dapat memberikan informasi yang penting dalam mendiagnosis kelainan atau cedera pada tulang dan sendi di area bahu. Interpretasi hasil citra sebaiknya dilakukan oleh radiolog atau dokter yang berpengalaman untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Referensi 

1. Aji, Y. T. (2018). Prosedur Pemeriksaan Radiografi Clavicula Pada Kasus Fraktur Di Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Semarang: Poltekes Kemenkes Semarang. 

2. Bontrager, Kenneth L. dan Lampignano, John P.. 2014. Bontrager's Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. 8 th Edition. St. Louis : Elsevier Inc. 

3. Lampignano, J. P.dan Kendrick, L. E. (2018). Bontrager's textbook of radiographic positioning and related anatomy (19 (ed.)). Elsevier Ltd. 

4. Puspitaningtyas DA, Ambarwati N. RADIOGRAPHIC EXAMINATION TECHNIQUES OF CLAVICULA IN POST ORIF EVALUATION AT THE RADIOLOGY INSTALLATION OF WONOSARI HOSPITAL TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS CLAVICULA PADA. 2023;3(1):11--4. 

5. Taslimah S. Teknik Pemeriksaan Radiografi Clavicula Pada Kasus Fraktur Clavicula Sinistra Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo. J Ilm Multidisiplin [Internet]. 2022;1(5):1009--13. Available from: https://ulilalbabinstitute.com/index.php/JIM/article/view/225 

6. Setyawan, T. A. (2017). Prosedur Pemeriksaan Radiografi Os Clavicula dengan Indikasi Fraktur. Jurnal Riset Kesehatan, 1-3. 

7. Nugroho, Yoga; Setiarso, Lujeng Agus;. (2021). Teknik Pemeriksaan Radiografi Clavicula Pada Kasus Fraktur: Serial Kasus. Semarang: Poltekes Kemenkes Semarang. 

8. Sari NS, Asmara AY, Hamid AH. 2020. Gambaran karakteristik fraktur klavikula di rumah sakit umum pusat sanglah denpasar tahun 2013-2017. 9(1): 7-11. 

9. Sihwinedar, T. (2017). Prosedur Pemeriksan Radiografi Clavicula Post Open Reduction And Internal Fixation (Orif) Pada Kasus Fraktur Di Instalasi Radiologi Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta . Semarang: Poltekes Kemenkes Semarang. 

10. Solomon,L.,Warwick,D.,& Nayagam,S.(2014). Apley's System of Orthopaedics and Fractures. Boca Raton: Taylor & Francis Group. 

11. Affan Haqqi M, Sulaksono N. Prosedur Pemeriksaan Radiografi Clavicula Dengan Klinis Fraktur Di Rsud Raa Soewondo Pati. JRI (Jurnal Radiogr Indones. 2020;3(2):80 4. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun