Mohon tunggu...
Ahmad faisol Faisol
Ahmad faisol Faisol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Book

Memahami Psikologi PSikoanalis Teori, Praktik, Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan sehari-hari

23 Desember 2024   12:28 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:26 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

 Pendidikan karakter yang baik sebaiknya dimulai sejak dini, mengingat terdapat banyak insiden yang melibatkan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) saat ini, seperti kecanduan bermain game yang menyebabkan pengabaian terhadap kewajiban seperti sholat, makan, bahkan tidur, hanya karena terpaku pada gadget atau handphone. Tambahan lagi, dengan terdapat kasus bullying di kalangan siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Semua permasalahan ini perlu diatasi atau dihindari sejak usia dini, mengingat siswa adalah generasi penerus bangsa. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menerapkan bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah. Bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara individu maupun klasikal. Pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu mengembangkan perilaku yang positif dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, dengan mengumpulkan berbagai sumber data dari penelitian-penelitian sebelumnya, dan menggunakan analisis data interaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami signifikansi dan manfaat apa saja yang dapat diperoleh dengan penerapan bimbingan dan konseling di Madrasah Ibtidaiyah.

PENDAHULUAN

Psikologi psikoanalisis adalah salah satu cabang psikologi yang berfokus pada pemahaman dan penanganan proses mental yang tidak disadari. Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Psikologi psikoanalisis merupakan suatu pendekatan yang memperhatikan aspek-aspek mental yang tidak disadari dari individu. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Sigmund Freud pada awal abad ke-20, yang menjadi salah satu tokoh utama dalam perkembangan psikologi modern. Freud menekankan pentingnya pengalaman masa lalu dan konflik internal dalam membentuk perilaku dan kepribadian seseorang. Dalam praktiknya, psikologi psikoanalisis tidak hanya digunakan untuk memahami perilaku manusia, tetapi juga sebagai metode terapi untuk membantu individu mengatasi berbagai masalah psikologis yang mereka hadapi. Pendekatan ini melibatkan proses analisis yang mendalam terhadap pikiran bawah sadar individu, sehingga memungkinkan mereka untuk memahami dan mengatasi konflik internal yang mungkin menjadi penyebab dari masalah psikologis yang mereka alami. Melalui terapi psikoanalisis, individu diberikan kesempatan untuk menjelajahi dan memahami akar penyebab dari masalah psikologis yang mereka alami, serta mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat. Dengan demikian, psikologi psikoanalisis tidak hanya membantu individu untuk memperbaiki hubungan dengan diri mereka sendiri, tetapi juga dengan orang lain di sekitar mereka.reud pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang menekankan pentingnya pengalaman masa lalu dan konflik internal dalam membentuk perilaku dan kepribadian individu. Dalam konteks ini, psikologi psikoanalisis tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami perilaku manusia, tetapi juga sebagai metode terapi untuk mengatasi berbagai masalah psikologis.

TUJUAN

Memahami Teori Dasar Psikoanalisis

Psikoanalisis, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud pada awal abad ke-20, merupakan salah satu aliran psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami perilaku manusia. Teori dasar psikoanalisis berfokus pada pengaruh alam bawah sadar terhadap pikiran dan tindakan individu. Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga komponen utama: id, ego, dan superego. Id merupakan bagian yang berisi dorongan naluriah dan insting, ego berfungsi sebagai mediator antara id dan realitas, sedangkan superego berisi norma dan moralitas yang dipelajari dari lingkungan sosial (Freud, 1923). Salah satu konsep kunci dalam psikoanalisis adalah mekanisme pertahanan, yang digunakan individu untuk mengatasi konflik antara id dan superego. Contohnya, mekanisme represi adalah ketika seseorang menekan ingatan atau emosi yang menyakitkan ke dalam alam bawah sadar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cramer (1991), individu yang sering menggunakan mekanisme pertahanan cenderung mengalami lebih banyak masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang mekanisme pertahanan dalam konteks terapi psikoanalitik.

Freud juga menekankan pentingnya pengalaman masa kecil dalam membentuk kepribadian seseorang. Teori perkembangan psikoseksualnya menjelaskan bahwa individu melewati beberapa tahap, mulai dari oral, anal, hingga genital, di mana setiap tahap memiliki tantangan dan konflik yang harus dihadapi. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik ini dapat menyebabkan masalah kepribadian di kemudian hari (Freud, 1905). Sebuah studi longitudinal oleh Caspi et al. (2003) menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil yang traumatis dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan kepribadian di usia dewasa.

Selain itu, psikoanalisis juga memperkenalkan konsep transferensi, di mana pasien mengalihkan perasaan dan harapan mereka terhadap orang lain kepada terapis. Ini menciptakan dinamika yang penting dalam terapi, di mana terapis dapat membantu pasien memahami dan mengatasi pola hubungan yang tidak sehat (Freud, 1912). Penelitian oleh Safran dan Muran (2000) menunjukkan bahwa pengelolaan transferensi yang efektif dalam terapi dapat meningkatkan hasil terapeutik secara signifikan.

Dengan memahami teori dasar psikoanalisis, kita dapat lebih menghargai kompleksitas pikiran manusia dan bagaimana pengalaman masa lalu membentuk perilaku saat ini. Teori ini tidak hanya relevan dalam konteks terapi, tetapi juga dalam memahami dinamika sosial dan interaksi antarindividu.

B. Menjelaskan Praktik Psikoanalisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun