Mohon tunggu...
Ahmad Faisal
Ahmad Faisal Mohon Tunggu... Penulis - Indonesian Writter

Political Science FISIP Unsoed Alumnus. I like reading, writting, football, and coffee.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cilacap dalam Angan

4 Maret 2018   12:01 Diperbarui: 4 Maret 2018   12:33 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cilacap via https://www.instagram.com/p/BbtKI3ClOMF/?taken-by=explore_cilacap

Alur dari kemajuan daerah sebagai hasil akhir harapan warga adalah dimulai dari identifikasi permasalahan dan penyelesaian nya kemudian menyelesaikannya. Semua dimulai dari awal, tengah, dan akhir. Di awal, adanya perencanaan mengenai mana saja masalah yang harus diselesaikan. Di tengah, proses penyelesaian masalahnya. Dan kemudian di akhir adalah hasil akhir di mana masalah terselesaikan. Yang menjadi penghambat ada di tengah ketika proses penyelesaian masalah sedang berlangsung. Penghambat itu adalah pola pikir eksekutor yang belum dimiliki oleh pemimpin daerah. Bukankah Presiden Joko Widodo telah memberikan contoh kepada kita, bahwa untuk segala urusan kita harus percepat. Untuk menjadi negara maju kita harus bisa mengimbangi perkembangan dunia dan untuk mencapai itu kita mulai dari pola pikir. Di bidang birokrasi, proses yang menghambat pelayanan masyarakat dihapuskan. Lama waktu mengurus data kependudukan dipangkas dan dipermudah. Di bidang lain, bongkar muat barang di terminal peti kemas atau pelabuhan dipangkas agar bisa lebih cepat. Jalan-jalan dibangun mulus untuk memperlancar distribusi barang dan jasa sebagai upaya kemajuan ekonomi masyarakat. Lalu, kenapa di Cilacap belum seperti demikian?

Sebagai contoh, jalan raya penghubung antara Kecamatan Sidareja yang ada di Cilacap bagian barat menuju pusat kota Cilacap tidak mulus. Sejak beberapa tahun lalu memang sudah dilakukan perbaikan, khusus nya di area jalan yang melintasi kelokan dan perbukitan seperti di daerah Kawunganten dan Kubangkangkung. Tetapi, jika ditilik lebih dalam, perbaikan pada saat itu dimulai ketika jalan sudah rusak parah. Dan beberapa waktu lalu saya tergelitik ketika terdapat poster dengan foto Gubernur Jawa Tengah di depan kecamatan menggunakan kalimat yang kurang lebih isinya, "Terima kasih pak gubernur, jalan kami sudah bagus". --Tik tok tik tok. -- Seketika saya berpikir, jalan mana yang bagus?.

Inilah yang saya maksud dengan pola pikir eksekusi yang masih lemah. Barangkali pemerintah daerah masih bimbang dengan jalan mana yang harus diperbaiki -- ah ini mah bercanda . -- Atau pengesahan anggaran terlalu sulit melalui proses politik dengan DPRD? Atau anggarannya tidak cukup? Saya rasa semua ada, tinggal inovasi apa yang bisa dilakukan pemerintah.

Jika sudah ada kemajuan yang dilakukan pemerintah kita apresiasi dan berterima kasih. Kalau masih banyak permasalahan dan kinerja pemerintah yang belum maksimal mari kita kritik. Kalau kita mengkritik tentu saja dengan bahasa yang santun khas warga negara yang baik. Kalau tidak boleh mengkritik, orang tersebut adalah antidemokrasi, atau gagal paham tentang demokrasi.

Saya berangan-angan Cilacap bisa menjadi daerah, bukan sekedar kota, yang maju secara teknologi, bahagia warganya, dan menjadi percontohan daerah lainnya dalam segala bidang kemajuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun