Kerinduan Kepada Allah Ta`ala
oleh Faiq Alqudsy
Hakekat Rindu
Rindu merupakan sebuah reaksi dari rasa cinta yang ada di dalam dada. Ia akan menjelma menjadi rasa yang bisa menghilangkan kesehatan akal manusia.Â
Mereka mungkin akan melakukan hal-hal yang notabene di luar kemampuan maupun kemauan mereka. Mereka melakukannya bukan karena kebodohan. Perasaan yang mendalam lah yang menjadi dalang di belakangnya.
Berbeda halnya dengan rindu kepada Allah ta`ala. Ia adalah nikmat yang agung lagi amalan yang mulia. Tidak akan mendapatkannya kecuali mereka para hambaNYA yang tidak mementingkan dunia di atas akhiratnya.Â
Mereka tidak tertipu dengan gemerlap kehidupan dunia. Rasa takut akan fitnah-fitnah yang ada di dalamnya menghiasi relung hati terdalam mereka.
Mereka berharap agar segera dipertemukan dengan ALLAH ta`ala. Mereka menggenggam dunia di tangan. Namun, ia tak akan sampai masuk ke dalam hatinya. Hemz, begitulah hakekat mereka. Hidup mereka bukan hanya untuk dunia yang fana, akhirat lah yang menjadi tujuan utama.
Para Nabi 'alahimussalaam, rasa rindu mereka kepada ALLAH ta`ala amatlah agung. Karena mereka tahu keagungan Allah ta`ala dan yakin akan rahmatNYA. Ialah dzat yang maha indah lagi sempurna. Dzat yang rahmatnya mendahului kemarahanNYA. Dzat yang nikmatnya untuk seluruh makhluk ciptaanNYA.
Nabi Yusuf -`alaihissalam-
Seorang Nabi yang telah melewati ujian-ujian besar dalam hidupnya. Dihasadi oleh saudara-saudaranya, dilemparkan ke dalam sumur dalam keadaan tak berdosa, dijual sebagai hamba sahaya, difitnah sebagai orang yang telah menzinai istri raja, dipenjara dalam tanah yang tidak sebentar masanya.
Cobaan besar apa lagi kah yang belum dilewatinya?Â