Mohon tunggu...
Ahmad Fadly
Ahmad Fadly Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hobi membaca, catur dan internet. suka mempelajari hal-hal baru dan suka dengan pembaharuan. Tidak menyukai kedzhaliman dan tidak suka di dzhalimi..berjuang demi menyatakan kebenaran sehingga tegak sebuah perubahan kearah yang di ridhoiNya,,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena "Susi Air" dalam Kabinet Kerja Jokowi

29 Oktober 2014   03:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:21 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tiket pesawat :(numpang nitip  :D  )

Dari Abu Hurairah ra berkata; bersabda Rasulullah saw "Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, beiajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) dimasjid, orang fasig menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhiaknya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi saw, tabi'in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat terjadi)."(HR. Tirmidzi) sumber : Muhammadiyah.or.id

Menyikapi percakapan saya di facebook baru-baru ini terhadap postingan saya di facebook mengenai fenomena pengangkatan Susi Pudji Astuti sebagai menteri kelautan dan perikanan pada kabinet jokowi,  ada suatu opini yang hendak saya sampaikan terkait percakapan tersebut. adapun penggalan isi percakapanny adalah sbb :

Postingan saya :

"Apa lagi gebrakan JOKOLA buat indonesia setelah mengangkat Susi Pudjiastuti "susi air" yang SMA pun tidak tamat menjadi menteri??

Kebobrokan itu sudah mulai tampak...Seorang pengusaha yang sukses tidak akan pernah bisa disamakan dengan seorang birokrat yang sukses.....pengusaha dan menteri bagaikan dua arus air yang sangat berlawanan.
Pengusaha bekerja untuk kepentingan dirinya sedangkan menjadi seorang menteri Bekerja untuk bangsa dan Negara.......bagaimanapula hal itu dapat dilakukan si Jokowi ?? benar kata kebanyakan para ahli, Jokowi tidak memiliki kapabilitas dan pengalaman tuk menjadi seorang negarawan,,,,,kita lihat saja, apalagi gebrakan yang akan di lakukan JOKOLA,,,, "

terkait dengan hal itu, ada seorang teman yang menanggapi " Susi adalah contoh bahwa prestasi mulai dihargai negara ini ", lantas saya jawab "saya rsa lebih banyak yg lebih pantas utk di hargai daripada susi air,,bnyk lulusan sarjana yg notabene ortunya susah payah banting tulang menyekolahkan mereka dan akhirnya justru mereka yg berprestasi banyak di bajak oleh asing kemampuan dan prestasi mereka.......
dan juga apakah kelakuan dan akhlaq sebagai seorang menteri notabene sebagai salah satu bagian dri pemimpin negeri ini  selayaknya seperti ini?   sambil saya menunjukkan link  ini  Akhlaq Susi Air dan Akhlaq Susi Air
inilah mungkin yang di maksud revolusi mental oleh Jokowi... "

Kemudian ada satu teman lagi yang berkomentar "Bupati di aceh juga ada yang gak tammat smp.". Lantas saya menanggapi  demikian:

" Kalau suatu komunitas orang2 terpelajar, akademisi dan ilmuwan berada di dalam suatu daerah,,,mungkin tidak memilih seorang pemimpin yang tidak tamat SMP ?
#. jika tidak mungkin maka yg perlu dibenahi adalah kondisi rakyatnya dalam memilih pemimpin,,,,

#. jika mungkin, berarti telah terjadi suatu degradasi mind set tentang konsep kepemimpinan yang ideal, (mungkin terjadi karena krisis kepercayaan terhadap konsep kepemimpinan yang ideal). Namun terlepas dari itu tidak pantas bagi kita yang masih Waras, jika kita melepaskan cara berpikir yang rasional terhadap konsep kepemimpinan yang ideal dalam hal memutuskan sesuatu pilihan terhadap seorang pemimpin,,,apalagi memilih suatu pemimpin yang sangat jauh dari ideal.,,,,,,karena apabila konsep yang ideal thd suatu kepemimpinan saja terjadi krisis kepercayaan, maka apalagi konsep kepemimpinan yang jauh dari ideal...."

Ada suatu hadits nabi yang mengatakan

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah saatnya (kehancuran). Abu Hurairah bertanya; "Bagaimana amanat itu disia-siakan wahai Rasulullah?, Beliau menjawab,"Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak memenuhi syarat)". ( H R. Bukhari).

Susi air bukanlah org yg memenuhi syarat tsb walau dia berasal dari pengusaha ikan,,,menjadi pengusaha ikan bukan berarti lantas dia layak menjadi menteri kelautan dan perikanan,,karena menjadi menteri tidak cukup hanya di nilai dari basic dia sebagai pengusaha ikan, karena banyak orang pun di indonesia ini yang lebih berakhlaq dan berpendidikan yang menjadi pengusaha di bidang perikanan yang sukses yang harus di prioritaskan terlebih dahulu...

Menjadi seorang menteri, selain dia harus memiliki basic di bidang perikanan, namun dia juga harus memiliki basic di dalam wawasan kenegaraan, khususnya di bidang manajemen birokrasi dan yang paling terpenting dia harus memiliki akhlaq dan jiwa sosial yang baik...karena menteri bukan hanya sekedar CEO pekerja yang bekerja di suatu perusahaan, namun lebih sebagai seorang pemimpin yang akan sangat mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan di dalam suatu negara sehingga harus banyak aspek2 yang harus di kuasai dan di jiwainya......

namun terlepas dri itu semua itulah ironi nasib suatu negara jika menerapkan sistem demokrasi...
tiket pesawat :(numpang lagi nitip keyword :D  )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun