Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang timbul dari beberapa aktivitas atau transaksi yang dikenakan pada pihak lain diluar aktivitas atau transaksi tersebut.Â
Dengan pengertian lain, eksternalitas adalah dampak yang timbul dari adanya tindakan seseorang atau suatu pihak terhadap kondisi orang atau pihak lain. Eksternallitas memiliki 2 macam yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi apabila dampak yang timbul memberikan keuntungan.Â
Sebaliknya, jika dampak yang ditimbulkan memberikan kerugian maka hal tersebut disebut eksternalitas negatif. Eksternalitas ini terjadi dan berdampak diberbagai sektor dalam kehidupan, salah satu yang paling mencolok yakni pada saat pandemi Covid-19 kemarin.
Wabah pandemi Covid -- 19 tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, akan tetapi juga berdampak pada sektor -- sektor yang lainnya. Selain berdampak dalam segi kesehatan, pandemi covid 19 kemarin juga berdampak pada sektor lain seperti contoh sektor sosial dan sektor ekonomi.Â
Menurut studi yang telah dilakukan oleh Suryahadi et.al (2020), beliau memprediksi bahwa tingkat rata -- rata kemiskinan di Indonesia akan meningkat pada awal tahun 2021 yang mana peningkatan tersebut akan diprediksi mencapai total sekitar 8 juta penduduk mengalami kemiskinan baru yang diakibatkan oleh pandemi Covid -- 19.
Eksternalitas ekonomi yang paling nyata dari dampak terjadinya pandemi Covid -- 19 kemarin yaitu dengan banyaknya fenomena karyawan yang dirumahkan atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan. Berbagai alasan perusahaan memberikan keputusan tersebut kepada karyawan antara lain dengan alasan pengurangan karyawan karena berdampak Covid -- 19 dan juga berbagai perusahaan yang mulai mengalami kebangkrutan.Â
Berdasarkan data dari Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tahun 2020, data tersebut menyebutkan total pekerja yang dirumahkan atau terkena PHK dari perusahaan selama masa pandemi Covid -- 19 kemarin telah mencapai 1.943.916 orang dari total 114.340 perusahaan.Â
Dengan rinciannya, pekerja sektor formal yang dirumahkan maupun terkena PHK total mencapai presentase 77 persen. Kemudian sisanya ditambah pekerja sektor informal yang juga terkena dampak pandemi tersebut mencapai total presentase 23 persen. Jumlah data tersebut masih terus bertambah selama masa pandemi belum berakhir.
Situasi tersebut tentunya juga berdampak pada aspek -- aspek yang lainnya, terutama berdampak kepada para pekerja harian lepas, usaha rumah makan, para pelaku UMKM, dan juga usaha -- usaha masyarakat yang bergantung pada interaksi langsung dengan keramaian massa.Â
Eksternalitas tersebut menciptakan total 5,2 juta pengangguran baru dengan rincian akumulasi dari para buruh yang dirumahkan atau terkena PHK beserta beberapa para pelaku usaha -- usaha kecil masyarakat yang bangkrut dengan adanya pandemi tersebut. Situasi tersebut
Memang pada saat masa pandemi kemarin, pemerintah pernah memberlakukan kebijakan untuk masyarakat agar bekerja dari rumah. Hal itu menimbulkan berbagai konflik baik dari yang pro maupun kontra dengan pemberlakuan tersebut. Salah satu pihak yang menjadi korban dengan adanya pemberlakuan tersebut yaitu para pedagang kaki lima.Â
Tidak heran para pedagang kaki lima langsung merasakan dampaknya karena bisnis atau pekerjaannya berinteraksi secara langsung dengan orang, jika tidak terlaksana maka para pedagang tidak bisa meraup keuntungan. Berbeda dengan para pekerja kantoran yang bisa menjalankan kebijakan pemerintah terkait bekerja dari rumah.Â
Tak heran jika sering terjadi bentrok antara para pedagang kaki lima dengan penegak aturan yang bertugas untuk memastikan tidak ada aktivitas yang menimbulkan keramaian karena para pedagang tetap nekat berjualan pada masa pandemi kemarin.Â
Semua kalangan masyarakat terkena dampak yang sama dari pandemi Covid -- 19 kemarin, diantaranya merupakan masyarakat yang terpinggirkan terutama masyarakat miskin yang ada diperkotaan, pekerja lepas, pekerja sementara, dan lainnya terkena dampak secara tidak proporsional.
Menurut jurnal penelitian tentang eksternalitas ekonomi masa pandemi, menyebutkan bahwa dalam ilmu sosial para ahli melihat kemiskinan dalam 2 paradigma yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural ini disebutkan melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan budaya masyarakat itu sendiri.Â
Sedangkan, kemiskinan struktural yaitu melihat kemiskinan disebabkan oleh faktor di luar individu, di mana terdapat situasi yang menyebabkan suatu individu menjadi miskin berhubungan dengan aturan atau kebijakan.Â
Seorang antropolog mengungkapkan bahwa masalah kemiskinan bukanlah masalah ekonomi, bukan pula masalah ketergantungan antarnegara atau masalah pertentangan kelas.Â
Masalah kemiskinan yang terjadi semasa pandemi Covid -- 19 memang  salah satu eksternalitas negatif atau masalah yang besar bagi pemerintah untuk dibenahi. Konsep kebijakan -- kebijakan dapat diterapkan untuk menjaga agar kemiskinan tersebut tidak semakin parah. Menurut jurnal penelitian tersebut, kebijakan yang bisa dilaksanakan antara lain kebijakan alokasi, kebijakan distribusi, dan kebijakan stabilisasi.
Seiring berjalannya waktu, kondisi ekonomi mulai membaik beriringan dengan wabah pandemi Covid -- 19 semakin menurun. Berbagai sektor mulai kembali bangkit dari keterpurukan semenjak adanya pandemi tersebut. Mulai dari sektor industri, UMKM, dan sektor -- sektor lainnya mulai kembali pulih. Yang paling terlihat yaitu para pedagang -- pedagang kaki lima yang kembali bisa berjualan serta usaha -- usaha kecil yang kembali beroperasi maupun yang baru muncul. Sektor usaha -- usaha kecil yang semasa pandemi mengalami keterpurukan kini mulai kembali membaik. Dengan kembalinya sektor usaha -- usaha kecil ini juga memunculkan eksternalitas.
Eksternalitas yang muncul sebagian besar merupakan eksternalitas positif. Eksternalitas positif dari bangkit dan munculnya usaha -- usaha kecil yakni,
- Membuka lapangan kerja.
- Masa pandemi yang begitu panjang berdampak pada semua sektor, salah satu dampaknya yaitu meningkatnya tingkat kemiskinan. Kemiskinan ini disebabkan oleh banyaknya pengangguran baru yang muncul. Para pengangguran baru tersebut sebagian besar orang yang menjadi korban PHK dari perusahaan yang tidak bisa bertahan melewati masa pandemi. Dengan bangkit dan munculnya usaha -- usaha kecil tersebut dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat yang terdampak dari masa pandemi Covid -- 19.
- Kondisi ekonomi membaik.
- Dengan adanya persaingan yang sehat dari berbagai usaha -- usaha kecil yang bangkit menjadikan kondisi ekonomi dari masyarakat di sekitar pelaku usaha tersebut membaik. Kondisi ekonomi yang membaik ini nantinya juga akan berdampak besar pada siklus perputaran ekonomi terutama dalam pengaruh daya beli masyarakat sehingga terjadi perputaran uang yang terjadi di masyarakat.
Adanya pandemi kemarin memang banyak berdampak diberbagai sektor pada kehidupan masyarakat. Dampak yang muncul baik positif maupun negatif tersebut disebut dengan eksternalitas. Eksternalitas yang muncul akibat adanya fenomena wabah pandemi Covid -- 19 bukan hanya negatif saja, melainkan terdapat juga eksternalitas positif. Eksternalitas negatif yang paling terasa yaitu meningkatnya angka kemiskinan yang banyak disebabkan oleh para pengangguran baru. para pengagguran baru tersebut merupakan masyarakat yang terdampak oleh pandemi Covid -- 19.Â
Mulai dari dengan alasan dirumahkan, terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), ataupun perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Namun pada akhirnya, masyarakat dapat bertahan melewati masa sulit tersebut dan mulai sedikit demi sedikit bangkit kembali untuk memulihkan perekonomian mereka. Berbagai cara telah dilakukan, salah satunya dengan membuka usaha -- usaha kecil yang kemudian juga berdampak pada masyarakat disekitarnya sehingga masyarakat dapat pulih bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H