Mohon tunggu...
Ahmad Fada Prasetya
Ahmad Fada Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - UNEJ

Hobi berolahraga terutama olahraga bola futsal dan mendengarkan musik. Akun hanya digunakan untuk meng-unggah tugas, mohon maaf jika ada kesamaan pada tulisan yang telah diunggah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kompleks GOR Sidoarjo

6 September 2022   06:53 Diperbarui: 6 September 2022   06:57 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sidoarjo memiliki tempat atau sarana bagi warga Sidoarjo untuk dapat berolahraga dan menjaga kebugaran tubuhnya yaitu kompleks GOR Serbaguna Delta Sidoarjo. GOR merupakan singkatan dari Gelanggang Olahraga yang merupakan tempat yang biasanya dikhususkan untuk melakukan berbagai kegiatan berolahraga. 

Tidak hanya satu macam olahraga saja yang dapat dilakukan, namun gelanggang olahraga ini biasanya digunakan untuk berbagai macam olahraga seperti, futsal, voli, badminton, dan basket, oleh karena itu tempat ini biasanya disebut juga dengan GOR Serbaguna. 

Saat ini, GOR Serbaguna tidak hanya dipakai untuk kegiatan olahraga saja namun juga bisa disewakan untuk acara musik, pensi sekolah, dan juga acara-acara lainnya. Salah satu yang dikenal banyak orang di area kompek GOR Sidoarjo ini yaitu stadion sepakbola Gelora Delta Sidoarjo.

Gelora Delta Sidoarjo ini diresmikan oleh Presiden BJ Habibie pada 9 September 1998 bertepatan dengan HAORNAS XV. Gelora Delta Sidoarjo ini dibangun untuk penyelenggaraan PON XV Jawa Timur. Kompleks GOR Sidoarjo ini didirikan oleh bupati Sidoarjo di jaman Pak Sugondo. 

Nama "DELTA" diambil karena letak Sidoarjo yang dikelilingi oleh 2 sungai besar pecahan dari sungai berantas yaitu sungai mas dan sungai porong. Stadion ini berkapasitas 35.000 penonton dan sekarang menjadi kandang dari klub liga 2 Deltras Sidoarjo. 

Sebenarnya bukan stadion sepakbola yang pertama dibangun di kompleks GOR Sidoarjo ini tetapi diawali dengan membangun kolam renang dan dilanjutkan dengan membangun lapangan tenis pada tahun 1986, selanjutnya dibangun gedung serbaguna di tahun 1987, kemudian stadion sepakbola pada tahun 1998. 

Di stadion Gelora Delta Sidoarjo ini sudah banyak menyelenggarakan acara olahraga baik nasional maupun internasional. Berikut adalah event besar yang pernah digelar di Gelora Delta Sidoarjo menurut wikipedia :

-Pekan Olahraga Nasional XV

-Final Piala Indonesia tahun 2006

-Pembukaan Piala Indonesia tahun 2007

-Quarter Final Divisi Utama Liga Indonesia tahun

-Kejuaraan kelompok umur AFF U-19 tahun 2013

-Final dan Semifinal Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2014

-Kejuaraan kelompok umur AFF U-19 dan U-16 tahun 2018

Membicarakan tentang event-event yang pernah digelar di GOR Sidoarjo, yang menjadi salah satu tanda atau kunci awal dikenalnya GOR Sidoarjo oleh publik yaitu setelah pada tahun 2013 timnas Indonesia berhasil menjuarai turnamen sepakbola se-asean atau biasa disebut piala aff di kelompok umur dibawah 19 tahun di Gelora Delta Sidoarjo yang dimana stadion tersebut berada di area kompleks GOR Sidoarjo. 

Pada saat itulah awal mula orang-orang mengenal atau tau tentang Sidoarjo. Gelora Delta Sidoarjo ini seakan-akan sudah menjadi ikon timnas Indonesia di kelompok umur. 

Bagaimana tidak, sudah beberapa kali event sepakbola se-asean tersebut diselenggarakan di Gelora Delta Sidoarjo ini dan bukan hanya sekali timnas Indonesia menjuarai turnamen di kelompok umur tersebut. Timnas Indonesia total berhasil menjadi juara sebanyak 2x saat bermain di Gelora Delta Sidoarjo. 

Timnas Indonesia berhasil menjuarai turnamen tersebut di tahun 2013 untuk kelompok umur dibawah 19 tahun dan di usia dibawah 16 tahun pada tahun 2018.

Di kompleks GOR Delta Sidoarjo ini tidak hanya bangunan utama (GOR) saja yang menarik perhatian warga untuk datang dan berolahraga, namun terdapat juga track jogging, kolam renang, stadion sepak bola, dan berbagai macam  pedagang kaki lima di sekitar GOR yang juga menarik perhatian warga untuk datang walaupun tidak sedang ingin berolahraga.

Para pedagang kaki lima ini adalah hasil relokasi dari area Alun-alun Sidoarjo. Relokasi pedagang kaki lima ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi utama dari Alun-alun yaitu sebagai ikon dari kota Sidoarjo. 

Menurut penelitian dari Setiawan, EkoDedy mahasiswa UB jurusan Administrasi Publik terbitan tahun 2015, ia menyebutkan "Dengan adanya kebijakan relokasi pedagang kaki lima ini di harapkan dapat menata dan memberdayakan para pedagang kaki lima untuk direlokasi ke Gor Sidoarjo. 

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui dinas-dinas terkait memiliki peranan untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut". Namun hal itu dirasa kurang tepat karena lokasi relokasi merupakan tempat umum dan juga menurutnya pemerintah hanya meyediakan lahan saja tetapi tidak dengan edukasi untuk para pedagang kaki lima tersebut. 

Edukasi dan pemberdayaan untuk para pedagang kaki lima dibutuhkan agar nantinya para pedagang kaki lima juga bisa sejahtera karena mereka juga masyarakat yang perlu disejahterakan hidupnya. 

"Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas yang bersangkutan hanya menyediakan tempat tanpa ada pembinaan terhadap PKL yang direlokasi. Selain itu lokasi yang digunakan sebagai tempat relokasi dirasa kurang memadai untuk kegiatan berjualan karena lokasi tersebut merupakan sarana publik untuk kegiatan olahraga dan hiburan masyarakat Kabupaten Sidoarjo" menurut Setiawan, EkoDedy. 

Namun para pedagang ini mau tidak mau harus tetap berjualan karena untuk memenuhi kebutuhan dan menyambung hidup mereka. Para pedagang kaki lima ini menempati area disekitar GOR Sidoarjo.

Para pedagang kaki lima ini biasa melakukan kegiatannya pada sore hari menjelang malam. Tidak hanya pedagang makanan saja tetapi juga terdapat pedagang yang menjual baju jersey dll, dan juga pastinya pedagang yang menjual kopi pada saat malam hari tiba. 

Di area sekitar samping track jogging itulah biasa banyak dijumpai pedagang-pedagang kopi pada malam hari. Namun apakah pedagang kaki lima ini tidak menggangu pengguna atau mengurangi estetika dan fungsi fasilitas yang ada? pasalnya para pedagang kaki lima ini terutama pedagang kopi dan makanan biasanya menempati area samping track jogging. 

Memang para pedagang mayoritas baru membuka dagangannya pada saat sore menjelang malam, tetapi apabila terdapat warga yang hanya sempat dan ingin berolahraga pada malam hari hal ini mungkin cukup mengganggu.

 Sebenarnya  pemerintah sudah menyediakan lahan lagi untuk para pedagang kaki lima ini bisa pindah dari area GOR menuju tempat yang telah disediakan, tetapi masih para pedagang kaki lima ini tetap saja masih menempati area GOR karena memang kawasan tersebut biasanya ramai orang apalagi di malam sabtu minggu.

Sebagian orang memang menganggap kegiatan PKL ini sebagai kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan di tempat-tempat umum atau fasilitas umum atau dengan kata lain kegiatan yang liar. Karena sering kali para PKL ini membuka dagangannya di tempat yang tidak semestinya seperti terotoar, sekitar fasilitas umum yang ramai pengunjung dan tidak jarang disamping badan-badan jalan. 

Namun, ada juga orang yang beranggapan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak negatif. Beberapa orang beranggapan kegiatan ekonomi seperti ini setidaknya membantu perekonomian masyarakat juga. 

Para pedagang kaki lima ini mayoritas berasal dari beberapa faktor antara lain kesulitan ekonomi dan kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan. Selain itu hal ini juga disebabkan karena pergeseran lahan pertanian yang menjadi pekerjaan utama mereka menjadi bangunan gedung-gedung bertingkat.

Di area GOR Delta Sidoarjo sendiri dikhawatirkan jika tidak dilakukan relokasi untuk para pedagang kaki lima maka hal ini akan menimbulkan pemandangan yang tidak enak jika sudah terlalu banyak. Seperti yang disebutkan tadi, sebagian besar dari mereka adalah hasil relokasi dari Alun-alun sehingga di area tersebut ada lebih banyak para pedagang kaki lima yang menempati, namun sebagian sudah ada yang dipindahkan ke lokasi lainnya.

 Memang jika terlalu banyak pedagang kaki lima yang menempati, area tersebut juga mulai kehilangan estetika dan fungsinya sebagai sarana warga Sidoarjo untuk berolahraga. 

Apalagi di area kompleks GOR Sidoarjo yaitu stadion sepak bola " Gelora Delta Sidoarjo (GDS) " juga sering mengadakan event internasional olahraga sapakbola se-asean  seperti menggelar piala aff di usia kelompok umur sehingga tidak hanya masyarakat lokal saja yang mengunjungi area ini tetapi juga dari luar negeri yang datang untuk mendukung negaranya untuk bertanding. 

Wajar saja jika para pedagang kaki lima yang menempati sembarang tempat direlokasi oleh pemerintah daerah, karena area GOR Sidoarjo ini sudah dikenal dan dikunjungi oleh banyak orang yang mana tidak hanya warga sidoarjo saja, sehingga perlu menunjukkan tata kota yang baik dan indah karena di area kompleks GOR Sidoarjo sudah banyak menggelar event nasional maupun internasional.

Sebagai warga Sidoarjo yang baik mereka tentunya juga perlu berkontribusi dalam hal mewujudkan tata kota yang indah dan nyaman. 

Memang masalah pedagang kaki lima ini telah lama menjadi masalah yang ada di kota apalagi tempat-tempat dengan keramaian. Seperti yang disebutkan di awal, pemerintah memang sudah memberikan tempat bagi para pedagang kaki lima tersebut tetapi para pedagang masih lebih memilih area GOR karena memang tempat tersebut ramai didatangi oleh orang-orang. 

Sebagai warga, mereka juga mungkin bingung karena tempat atau fasilitas umum yang disediakan pemerintah daerah malah ditempati oleh para pedagang. 

Namun di sisi lain ada juga warga yang tidak merasa masalah dengan keberadaan para pedagang kaki lima tersebut. Sampai saat ini para pedagang kaki lima masih menempati area GOR dan masih banyak juga warga yang datang untuk hanya sekedar menikmati kuliner dan nongkrong di area GOR. 

Memang sebagian besar yang datang di GOR terutama pada malam hari kebanyakan hanyalah datang untuk nongkrong dan datang untuk para PKL. Oleh karena itu, jika mereka dipindahkan GOR Sidoarjo akan jauh lebih sepi daripada sebelumnya terutama jika tidak ada event atau acara yang digelar. 

Dan jika sepi dan jarang pengunjung, area GOR tidak akan menarik lagi kecuali jika sedang ada event yang berlangsung.

Sejatinya para pedagang kaki lima tersebut hanyalah ingin mencari uang untuk menyambung hidupnya. Jika mereka dipindahkan dan tempat yang baru tidak seramai tempat yang sebelumnya itu juga akan menjadi masalah baru bagi mereka. 

Area GOR Sidoarjo memang sudah baik penataannya tetapi jika para PKL menempati sembarang tempat tentunya akan menjadi masalah juga. Sebaiknya pemerintah daerah juga harus memikirkan bagaimana jika para PKL itu tetap berada di area GOR tetapi diberi tempat dan kawasan khusus untuk berjualan seperti layaknya pusat kuliner. 

Dengan begitu para pedagang kaki lima tetap bisa berjualan di area kompleks GOR dan tidak akan kehilangan konsumennya, di sisi lain kawasan kompleks GOR Sidoarjo juga masih terlihat tertata dan fasilitas umum yang disediakan juga masih bisa berfungsi dengan semestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun