5. Agama dan Tubuh Sosial  Â
Talal membantah pandangan bahwa agama sebagai sistem kepercayaan hanya berfungsi untuk menciptakan suasana hati. Menurutnya, agama meresap ke dalam tubuh seseorang melalui aspek-aspek sosial.Â
6. Bias Protestan dalam Definisi Geertz  Â
Talal mengkritik definisi agama yang diajukan oleh Geertz sebagai bias terhadap perspektif Protestan dan cenderung memiliki tendensi universal. Pendekatan ini, menurut Talal, sangat konstruksionis.Â
7. Relasi Kuasa dalam Studi Agama  Â
Talal menekankan pentingnya melihat bagaimana relasi kuasa beroperasi dalam studi agama, alih-alih hanya fokus pada definisi agama. Ia berargumen bahwa pemahaman agama tidak bisa dilepaskan dari konteks kekuasaan yang membentuknya.Â
8. Agama sebagai Pilihan  Â
Bagi As'ad, agama adalah opsi atau pilihan, berbeda dengan sains yang tidak menawarkan fleksibilitas serupa.Â
Talal As'ad juga menegaskan bahwa tulisannya bukanlah tinjauan kritis terhadap ide-ide Geertz tentang agama. Sebaliknya, ia ingin membahas konsep agama dalam konteks sejarah, seperti di Indonesia dan Maroko.Â
Menurutnya, teori Geertz hanya dapat digunakan sebagai titik awal untuk menggali sejarah dan teori tentang hubungan antara agama dan kekuasaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H