Mohon tunggu...
AHMAD FAAZA HUDZAIFAH
AHMAD FAAZA HUDZAIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Studi Islam

Saya seorang mahasiswa asal Palembang, Sumatera Selatan yang suka menulis konten-konten keagamaan dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menilik Pemikiran Mara Einstein tentang 'Pasar Agama' di Amerika

16 Juni 2022   12:52 Diperbarui: 7 Maret 2023   14:40 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berangkat darisana, Einstein mengajukan pertanyaan utama penelitiannya yakni, mengapa masyarakat Amerika tetap memiliki permintaan (Demand) yang besar terhadap Agama?

Einstein akhirnya tiba kepada kesimpulan bahwa kebutuhan, minat, dan, konsumsi keagamaan orang-orang Amerika itu memiliki karakternya tersendiri, yang mana jika kebutuhan ini terpenuhi sudah bisa dipastikan mereka akan sangat tertarik mengenai agama. 

Beberapa hal tersebut ialah:

Pertama, Private, dalam artian mereka masih tabu membicarakan agama, mereka lebih senang jika agama itu digali informasinya di ruang-ruang private dan dapat diakses dimana saja. Walaupun mereka tidak pergi ke gereja, tapi mereka membaca injil dirumah. Mereka lebih menyukai mengakses informasi keagamaan dirumah. 

Kedua, Personalisation, yakni sesuai dengan diri mereka atau kecocokan individual. 

Ketiga, Flexibelity (Tidak mengikat), mereka tidak harus ke gereja setiap minggu atau menghadiri acara tertentu, mereka bisa mendapatkan informasi keagamaan di sela-sela waktu dalam keseharian mereka. [4] 

Diakhir einstein menyimpulkan Pasar Agama itu telah bergeser, di masa sekarang konten keagamaan tidak hanya didapatkan secara langsung langsung saja. Namun, melalui ruang virtual dan elektronik juga. 

Contohnya: website, TV, radio, dsb. Demand terhadap produk keagamaan yangg persifat private itu menjadikan konten keagamaan semakin beragam. Hasilnya, para pemasar dan pemuka agama membuat tayangan yang beragam di ruang private, yang dapat diakses dimana saja dan kapanpun. Orang bebas memilih agama atau konten apa yang ia sukai. Implikasi lebih jauh, ialah terjadi yang namanya "Konsestansi Konten Keagamaan." 

Pada awalnya, lembaga keagamaan berlomba-lomba akan banyaknya konten, pada akhirnya berubah menjadi perlombaan terhadap kualitas konten keagamaan tersebut. Organisasi keagamaan juga agar tidak tersingkirkan harus terus berinovasi dalam menyebarkan konten keagamaan, melihat persaingan yang semakin ketat itu. [5]

Referensi:

[1] Lihat https://maraeinstein.com/about/ Diakses pada 7 Maret 2022, Pukul 15.04.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun