Mohon tunggu...
Ulil Arzaq
Ulil Arzaq Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Media pemberitaan aktivitas KPM (Kuliah Pengabidian Masyarakat) dari Kelompok 88 Iain Ponorogo dan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) dari Kelompok 16 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang yang bertepatan di Desa Mategal, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. --PENGEMBANGAN, KOLABORATIF DAN BERSINERGI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bentuk Implementasi Nilai Moderasi Beragama "Suran" Menjadi Tradisi yang Mengakar di Desa Mategal

15 Juli 2024   16:14 Diperbarui: 15 Juli 2024   16:56 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan tahun baru Islam menjadi momentum yang dinanti bagi umat muslim khususnya Muslim Indonesia. Maraknya berbagai kegiatan yang dipersiapkan demi menyambut tahun baru Hijriah sebagai bentuk ghirah (semangat) umat muslim dalam memperingati kalender Islam. (baca juga: https://www.kompasiana.com/ahmadexs5179/66940d6634777c505a6de982/bersinergi-bentuk-rasa-syukur-bersih-desa-mategal-mengundang-ki-dalang-nardi-carito-mudo-dari-pacitan)

Mategal sebagai wilayah pedesaan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur memiliki program rutin tahunan bahkan sekelas Rukun Tetangga (RT) juga memiliki kegiatan terjadwal di lingkungan RT nya masing-masing. Kegiatan Suran (suroan) cukup familiar di telinga mengingat mayoritas masyarakat Indonesia terkhusus Jawa adalah Islam.

Yang menarik tentang peringatan Suran di Mategal adalah peringatan Suran yang dibarengkan dengan "Hormat Sendang". Adapun tentang letak geografis Desa Mategal sendiri mempunyai dua Gunung kecil di area kaki Gunung Lawu, yakni Gunung Bungkuk dan Gunung Ujil, gambarannya adalah area pegunungan dengan sawah terasering dan hutan. Gunung Bungkuk yang notabene lebih besar dari Gunung Ujil tidak memiliki sendang (sumber air di antara pepohonan besar) justru Gunung Ujil yang lebih kecil dari segi ukuran dan tinggi memiliki sumber mata air yang sampai hari ini masih bisa dirasakan sebagian Masyarakat Mategal.

07/07/24-Kegiatan Suran di Rt/14 Sangen, Mategal (sumber photo: dokumentasi pribadi)
07/07/24-Kegiatan Suran di Rt/14 Sangen, Mategal (sumber photo: dokumentasi pribadi)

Manfaat dari adanya kegiatan Suroan di Desa Mategal di serangkaian kegiatan yang terpadu penuh dalam sebulan Suro (Muharram) dari perspektif Sosisal Kemasyarakatan, Suroan menjadi wadah moderasi multi-interaksi mengingat di Mategal sendiri ada berbagai agama dari Islam, Budha, Kristen, sampai Kepercayaan Kapitayan.

Persiapan pemasangan background panggung utama untuk acara puncak  (sumber photo: dokumen pdd kpm multi kelompok 88 IAIN Ponorogo )
Persiapan pemasangan background panggung utama untuk acara puncak  (sumber photo: dokumen pdd kpm multi kelompok 88 IAIN Ponorogo )

Dalam setiap peringatan Suran di Mategal bahkan sampai tahap RT tidak melupakan nilai-nilai leluhur yang telah mengakar sampai saat ini. Puncak dari semua kegiatan Suroan di Desa Mategal pada nantinya adalah Festival Budaya di Sendang Widoro Kandang (sumber air pusat) yang akan dilaksanakan Bulan depan, 1-2 Agustus 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun