Mohon tunggu...
HENDRA SUGIANTORO
HENDRA SUGIANTORO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pena Profetik

MENGALIR BUKAN AIR: Percikan Spirit Hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

RESENSI: Perempuan Keriting Klan Bulan

30 Mei 2020   08:41 Diperbarui: 30 Mei 2020   10:13 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku   : Selena dan Nebula

Penulis          : Tere Liye

Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan         : 2020

Tebal              : 368 hlm (Selena)&376 hlm (Nebula)

Sebagian ilmuwan meyakini adanya dunia paralel. Dunia ini tak sesederhana dibayangkan. Ketika ilmuwan masih merancang strategi membuka portal ke dunia paralel, kita justru telah memasuki portal tersebut lewat novel-novel karya Tere Liye.

Ada novel Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Komet, Komet Minor, dan sebangsanya. Bagi yang pernah membaca barisan novel tersebut, ada sosok guru Matematika: Selena. Novel ini memaparkan riwayatnya yang kerap dipanggil Miss Keriting oleh murid-muridnya, terutama Raib, Seli, dan Ali.

Novel ini sifatnya berdiri sendiri. Artinya, kita bisa membacanya terpisah tanpa harus membaca novel yang disebutkan di atas. Hanya saja, dengan membaca novel ini, kita akan dibuat penasaran dengan novel Bumi dan kelanjutannya itu.

Dalam penyusunan, novel Selena sebenarnya bisa disatukan dengan novel Nebula, sebab satu rangkaian terkait petualangan Selena. Namun, dua novel ini sengaja diterbitkan terpisah. Maka, di halaman pembuka novel Nebula, kita tergembok dengan perlunya membaca novel Selena terlebih dahulu. Novel Selena dan Nebula memang harus dibaca berurutan. Kalau kita langsung membaca novel Nebula, kita bisa-bisa kayak Buritan; tanya, tanya, tanya melulu :)

Selena adalah sosok yang biasa saja. Lahir di Distrik Sabit Enam Klan Bulan. Tempat kelahirannya bisa dibilang jauh dari peradaban. Dibandingkan Kota Tishri, ibukota Klan Bulan, sangat terasa ketimpangannya. Ya, kayak Jakarta dengan daerah tempat tinggalnya Eliana, Pukat, Buritan, dan Amelia. Itu cuma perbandingan. Jakarta, bahkan New York pun masih kalah dengan Kota Tishri.

Orangtua Selena punya kebun jagung. Selena pun berkutat dengan jagung, bukan buku. Karena kondisi ekonomi, keluarga tak sedetik pun berpikir untuk menyekolahkannya. Fisik Selena kecil, hitam, dan berambut keriting. Dia kerap dirundung teman-temannya. Nasib! Selena belum percaya diri dengan potensi besarnya, padahal ayah-ibunya sangat bijak membesarkan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun