Mohon tunggu...
Ahmad effendi
Ahmad effendi Mohon Tunggu... insan dan penikmat seni - rupa,musik,tari,teater dan sastra/Berkesenian

Lahir di Kaki Gunung Cikuray Garut. Berkesenian sejak tahun 1995 sampai sekarang. Pendiri ekskul teater di dibeberapa disekolah wilayah Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gelar Karya SMK Letris Indonesia 1

22 November 2023   21:47 Diperbarui: 22 November 2023   21:54 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GELAR KARYA SMK LETRIS INDONESIA 1

DAN PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA

Perkembangan seni budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya televisi. Terlebih di zaman sekarang banyak sekali media-media yang lebih praktis. Dalam era baru ini atau dapat disebut era revolusi industri 4.0 terdapat tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan khususnya sekolah. Lembaga pendidikan atau sekolah yang memenuhi syarat maju dan berkembang harus memiliki daya inovasi, kreatif, dan berkolaborasi. Lembaga tersebut juga harus bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan cita- cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Maka dari itu perlu sebuah kebijakan baru yang bertujuan sama dan kini telah ditetapkan yaitu Merdeka belajar. Merdeka Belajar adalah inovasi terbaru dalam dunia pendidikan seni. Begitupun di SMK Letris Indonesia 1 yang berlokasi di Jombang Tangerang Selatan sudah menerapkannya.

Hal itu terlihat dengan antusiasnya anak didik saat melaksanakan ujian praktek seni budaya pada hari Selasa 22 November 2023. Yang dimulai dari jam 07.30 sampai selesai. Dalam konsep pendidikan seni setiap orang dinilai memiliki kreativitas dan kecerdasannya masing-masing. Seni dapat memfasilitasi setiap orang untuk mewujudkan segala kreativitas.

Dari beberapa pertunjukan yang di tampilkan masing-masing kelas sangat bervariasi, banyak sekali kreativitas yang muncul dari para peserta didik. Cerita yang disajikan ditampilkan secara inovatif, hal itu terlihat pada penampilan yang berjudul Malin Kundang yang dibawakan oleh kelas X DKV Bilingual. Ms Casinta selaku walikelas merasa bangga dan kagum kepada anak-anaknya yang mendampingi dari awal sampai akhir pementasan.

Fahrurozi, S.Pd.I., M.A selakau Waka Bid Kurikulum menjelaskan "bahwa ajang pentas seperti ini (Teater/Drama) bukan "membentuk" siswa menjadi seniman atau dramawan, melainkan hanya membimbing siswa agar dapat memahami, menikmati, dan menciptakan karya, terlebih sajian yang ditampilkan dari cerita rakyat yang kayak akan nilai filosofis yang harus mereka ketahui".

Begitupun Desi selaku Waka Kesiswaannya menambahkan " Kreativitas memang tidak bisa diajarkan, tetapi bisa ditumbuhkan dan ditularkan karena kreativitas yang dimiliki guru berbeda-beda" maka dari itu beliau selalu mendukung dan mendorong kepada seluruh siswa untyuk terus berkreasi dan menciptakan kresi-kreasi baru

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun