Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Retail Therapy dan Window Shopping, Dua Aktivitas Pelepas Stres yang Serupa Namun Tak Sama

30 Juli 2023   15:55 Diperbarui: 2 Agustus 2023   04:27 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stres adalah masalah yang paling sering melanda kesehatan mental seseorang, dimana seseorang akan merespon sebuah keadaan yang menimbulkan tekanan dengan reaksi fisik dan emosionalnya.

Memang stres merupakan hal yang cukup umum untuk dirasakan, tetapi setiap tekanan-tekanan yang disebabkan oleh stres kadangkala menghadapkan seseorang kepada situasi yang sulit, mengancam, tegang, dan membuat seseorang menjadi kuwalahan.

Sebenarnya stres memiliki sisi yang positif untuk mendorong seseorang meningkatkan kemampuan dirinya. Namun, stres yang berlangsung lama dalam diri seseoran justru akan membahayakan kesehatan mental dan fisik seseorang. Ketegangan fisik dan emosional yang diciptakan oleh rasa stres terkadang membuat seseorang merasakan dirinya penuh dengan marah, sangat cemas, gugup, hingga munculnya rasa frustrasi.

Dampak bahaya dari rasa stres memberikan perubahan suasana hati seseorang, yang akan memunculkan pemikiran bahwa dirinya merupakan individu kurang dan tidak bahagia dalam benak seseorang.

Dalam keadaan lain, rasa stres bahkan membawa seseorang berada dalam kekhawatiran yang berlebihan. Sehingga beberapa orang yang mengalami stres terkadang selalu berpikir tentang ketidaknyamanan yang ada dalam kehidupannya sehari-hari, seperti dalam tekanan pekerjaan, tekanan hubungan, dan juga tekanan keuangan.

Terkadang seseorang perlu melakukan sesuatu hal, untuk menghindarkan diri dari rasa stres yang kronis dan berkepanjangan. Tujuannya, agar seseorang mampu meningkatkan suasana hati dirinya sehingga seseorang tersebut mampu terhindar dari dampak negatif rasa stres yang membahayakan. Salah satu hal tersebut adalah berbelanja atau hanya sekedar ingin melihat-lihat barang yang berada di toko dan media sosial.

Berbelanja atau lihat-lihat barang yang ada di toko dan media sosial mungkin sebuah aktivitas yang bisa dipandang sebagai suatu hal yang biasa, namun tidak sedikit orang yang memiliki keadaan stres menjadikan 2 (dua) aktivitas tersebut sebagai sarana pelepas stres dan usaha untuk meningkatkan suasana hati.

Dalam bahasa psikologis, 2 (dua) aktivitas tersebut disebut dengan istilah Retail Therapy dan Window Shopping.

Retail Therapy

Retail therapy adalah salah satu praktik yang dinilai cukup positif, dengan menggunakan aktivitas belanja untuk membantu dan mengatasi tekanan emosional seseorang. Tujuannya aktivitas tersebut dimaksudkan untuk membantu seseorang tersebut mencapai hasil psikologis yang positif, dengan memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik dan berkurangnya rasa stres yang ada dalam diri seseorang.

Memang bagi kebanyakan orang aktivitas berbelanja adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hal itu sudah menjadi bagian yang mendasar bagi seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun, hal ini berbeda dengan retail therapy. Jika berbelanja biasa, merupakan kewajiban khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun