Pernah nggak sih kamu merasa khawatir tentang bagaimana gambaran masa depanmu? Pernah gak sih kamu takut tentang ketidakpastian yang akan datang di masa kamu tumbuh menjadi dewasa? Atau bahkan sampai bermimpi buruk mengenai kehidupanmu kedepannya? Pernah? Itu tandanya kamu sedang berada di fase Quarter Life Crisis.
Apa sih itu?
Quarter Life Crisis adalah fase dimana rasa khawatir dan kegelisahan timbul dalam diri seseorang mengenai ketidakyakinan terhadap nasib kehidupannya kedepan.
Fase ini akan menghantui mereka yang menginjak usia 20 hingga 30 tahunan, masa dimana seseorang remaja sedang mengalami proses perkembangannya ke fase dewasa.
Quarter Life Crisis bagaikan mimpi buruk, yang selalu membayangi seseorang mengenai bagaimana realita kehidupannya sebenarnya.
Perubahan yang terus terjadi sewaktu transisi dari fase remaja menuju ke fase dewasa, membuat seseorang ragu-ragu terhadap masa depannya mendatang.
Bahkan keragu-raguannya tersebut menjaring ke berbagai hal dalam kehidupannya, seperti kondisi keuangan, pekerjaan, hubungan asmara, pertemanan, kehidupan sosial, hingga kondisi emosionalnya sendiri.
Di fase ini kebimbangan akan muncul, rasa cemas akan terus-menerus menjadi alasan seseorang berfikir mengenai bagaimana kualitas hidupnya kedepan.
Ketakutan menghadapi berbagai krisis menjadi alasan, baik itu krisis fisik maupun krisis mental. Masa depan yang tidak bisa dibayangkan, menjadikan seseorang parno atau paranoid dengan kehidupannya.
Contoh Penyebab Quarter Life Crisis :
Kebingungan mencari jati diri. Di fase ini, seseorang akan merasa tak terarah, tidak termotivasi, dan rasa tidak yakin dengan kondisi hidupnya kedepan.
"Dengan kondisiku saat ini, memangnya aku bisa menghadapi masa depan, aku nggak yakin deh, aku belum sanggup hidup seperti ini, akutakut gagal"
Terpojokkan oleh tuntutan sosial. Adanya tuntutan sosial menjadi pikiran bagi seseorang, standar dan pencapaian yang dianggap sebagai tuntutan akan menjadikan diri seseorang merasa terbebani. "Kapan kamu lulus?, Kapan kamu menikah?, Gajimu berapa sih?, Kapan naik jabatan?"
Kekecewaan terhadap suatu hal dalam kehidupannya. Disini seseorang akan merasa frustasi dengan apa yang harusnya dia lakukan untuk masa depannya, karena dia menilai pencapaiannya di usianya tidak sesuai dengan harapannya.
"Begini saja aku tidak bisa, apalagi aku harus begitu? Temanku sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing, sedangkan aku bisa apa? Apa aku kurang romantis ya?"
Banyak dari mereka yang mengalami fase Quarter Life Crisis ini adalah remaja lulusan SMA, mahasiswa, dan lulusan kuliah. Beberapa yang menjadi persoalan utama adalah masalah pekerjaan dan masalah keuangan, karena mereka menganggap tantangan menuju kedewasaan akan lebih berat. Jika mereka tetap berada dalam kehidupan yang stagnan, akan timbul rasa takut dengan ketidakpastian di kehidupannya masa depan.
Misalkan saja jika kedepannya mereka punya istri, siapa yang akan membiayai kehidupannya dan jika mereka punya anak, siapa yang akan membiayai sekolahnya. Hal-hal semacam itu, akan menjadi ancaman yang selalu membayangi mereka.
Meskipun menjadi pikiran, fase Quarter Life Crisis merupakan hal yang seharusnya tidak digelisahkan atau dicemaskan. Anggap saja fase ini sebagai ajang mempersiapkan diri untuk kehidupan masa depan. Berusahalah mencari identitas dan jati diri, gali potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Lakukan evaluasi dan perbaikan diri jika menemukan kegagalan dalam proses mengoptimalkan setiap potensi.
Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Kita tidak tahu, bagaimana orang lain menjalankan kehidupannya. Bisa jadi mereka bekerja keras, bisa jadi mereka sudah mempunyai previlege dari keluarganya. Fokuslah kepada diri sendiri, bekerja keras adalah kunci untuk memperoleh kondisi yang terbaik.
Sesekali boleh menengok kebelakang untuk melihat situasi dibelakang, namun jangan menjadi pribadi yang iri dengan kehidupan orang lain.
Mengubah keraguan menjadi tindakan adalah suatu hal yang dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri, ubahlah keraguan menjadi peluang-peluang yang bisa membuat kita melangkah lebih maju. Semua orang pernah gagal, pengusaha pernah gagal, namun kegagalan itu pasti mempunyai peluang untuk dipecahkan.
Sebenarnya mengenali fase Quarter Life Crisis ini merupakan hal yang sangat penting, dengan tujuan untuk menciptakan tembok penghalang kepada diri seseorang untuk menghindari gangguan depresi. Pengaruh dari fase ini yang tidak boleh disepelekan, ketidaktahuan terhadap hal ini bisa mengancam kesehatan mental seseorang.
Meskipun fase ini selalu menghantui layaknya mimpi buruk, Quarter Life Crisis juga bisa menjadi acuan hidup seseorang untuk menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi krisis dan tekanan di kehidupan masa depannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI