Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Quarter Life Crisis, Mimpi Buruk Menuju Fase Dewasa

3 April 2023   10:00 Diperbarui: 5 April 2023   11:08 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi quarter life crisis (Sumber: istimewa dari kompas.com)

Contoh Penyebab Quarter Life Crisis :

Kebingungan mencari jati diri. Di fase ini, seseorang akan merasa tak terarah, tidak termotivasi, dan rasa tidak yakin dengan kondisi hidupnya kedepan. 

"Dengan kondisiku saat ini, memangnya aku bisa menghadapi masa depan, aku nggak yakin deh, aku belum sanggup hidup seperti ini, akutakut gagal"

Terpojokkan oleh tuntutan sosial. Adanya tuntutan sosial menjadi pikiran bagi seseorang, standar dan pencapaian yang dianggap sebagai tuntutan akan menjadikan diri seseorang merasa terbebani. "Kapan kamu lulus?, Kapan kamu menikah?, Gajimu berapa sih?, Kapan naik jabatan?"

Kekecewaan terhadap suatu hal dalam kehidupannya. Disini seseorang akan merasa frustasi dengan apa yang harusnya dia lakukan untuk masa depannya, karena dia menilai pencapaiannya di usianya tidak sesuai dengan harapannya. 

"Begini saja aku tidak bisa, apalagi aku harus begitu? Temanku sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing, sedangkan aku bisa apa? Apa aku kurang romantis ya?"

Banyak dari mereka yang mengalami fase Quarter Life Crisis ini adalah remaja lulusan SMA, mahasiswa, dan lulusan kuliah. Beberapa yang menjadi persoalan utama adalah masalah pekerjaan dan masalah keuangan, karena mereka menganggap tantangan menuju kedewasaan akan lebih berat. Jika mereka tetap berada dalam kehidupan yang stagnan, akan timbul rasa takut dengan ketidakpastian di kehidupannya masa depan. 

Misalkan saja jika kedepannya mereka punya istri, siapa yang akan membiayai kehidupannya dan jika mereka punya anak, siapa yang akan membiayai sekolahnya. Hal-hal semacam itu, akan menjadi ancaman yang selalu membayangi mereka.

Meskipun menjadi pikiran, fase Quarter Life Crisis merupakan hal yang seharusnya tidak digelisahkan atau dicemaskan. Anggap saja fase ini sebagai ajang mempersiapkan diri untuk kehidupan masa depan. Berusahalah mencari identitas dan jati diri, gali potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Lakukan evaluasi dan perbaikan diri jika menemukan kegagalan dalam proses mengoptimalkan setiap  potensi.

Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Kita tidak tahu, bagaimana orang lain menjalankan kehidupannya. Bisa jadi mereka bekerja keras, bisa jadi mereka sudah mempunyai previlege dari keluarganya. Fokuslah kepada diri sendiri, bekerja keras adalah kunci untuk memperoleh kondisi yang terbaik. 

Sesekali boleh menengok kebelakang untuk melihat situasi dibelakang, namun jangan menjadi pribadi yang iri dengan kehidupan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun