Jika seseorang yang memiliki Fixed Mindset memiliki suatu keberhasilan atau kebahagiaan mereka akan berfikir bahwa keberhasilan itu didapatkan dari usaha mereka yang selalu ada dalam zona nyaman.
Jika mereka memiliki suatu kegagalan, mereka akan berfikir bahwa memang bukan kapasitasnya untuk melakukan hal yang gagal itu dan seringkali mereka akan berhenti untuk mencoba hal itu lagi.
Apa contoh orang yang memiliki pola pikir Fixed Mindset :
- Orang yang selalu mempertanyakan diri sendiri, tentang ketidakpercayaan dirinya atau kekuranganya. "Aku tidak pandai ngomong, apalagi jika aku disuruh public speaking, tambah kacau lagi nantinya".
- Tidak suka dengan hal baru atau tantangan baru karena takut beresiko pada dirinya. "Aduh, ngapain harus begitu segala sih, kalau begini aja aku udah bisa, beresiko banget deh kalo gagal".
- Gampang sekali berkecil hati jika menemui kegagalan dalam dirinya. "Tuh kan, ini bukan passion aku, aku tuh harusnya ga ngelakuin ini, kemampuanku itu cuma sedikit".
Dengan ketidakmampuannya melawan pola pikir mereka yang berada di zona nyaman dan stagnan, membuat mereka yang memiliki pola pikir Fixed Mindset ini akan menutup diri dengan hal yang tidak bisa mereka lakukan.
Alih-alih mereka mencoba lagi atas kegagalannya, jika berusaha untuk berkembang tidak bisa mereka lakukan.
Growth Mindset
Berbanding terbalik dengan Fixed Mindset, orang yang memiliki pola pikir Growth Mindset menyadari bahwa kualitas diri mereka dapat berkembang dengan usaha.
Growth Mindset adalah pola pikir yang berfikir bahwa bakat dan kecerdasannya dapat ditingkatkan melalui tantangan baru dan pembelajarannya pada hal baru.
Orang yang memiliki pola pikir Growth Mindset sangat menghargai usahanya, sehingga mereka tidak akan merasa takut pada kegagalan.
Bahkan ketika seseorang yang memiliki pola pikir Growth Mindset mendapat kegagalan dalam usahanya, mereka akan menganggap itu adalah pengalaman. Dan berbekal dari pengalaman itu mereka akan terus mencoba lagi dan mencoba lagi, hingga mereka mampu untuk lebih mengembangkan dirinya.
Pengalaman yang telah diciptakan oleh seseorang tersebut kemudian dijadikan sebuah patokan, bahwa kegagalan akan menghasilkan sebuah kesuksesan jika dilakukan secara tekun dan telaten.