Apa sih People Pleaser? Kenapa sih kok bisa dikatakan dengan sebutan manusia tanpa kata "Tidak"? Jadi heran. People Pleaser adalah individu atau seseorang yang lebih mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, walaupun kepentingan atau kegiatan itu bisa saja merugikan dirinya sendiri. Seseorang itu pasti akan melakukan beberapa usaha untuk menjalankan sesuatu dan mengutarakan sesuatu, yang akan membuat orang lain senang dan bahagia. Bahkan, ketika hal yang dilakukan bertentangan dengan pemikirannya, seseorang tersebut akan tetap melakukan sesuatu, agar orang lain tersebut tidak merasakan kekecewaan.
Kondisi seperti ini bisa terjadi di semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang lanjut usia. Rasa tidak enakan (enggak enakan) menjadi salah satu problem, dimana seseorang itu memiliki kepribadian people pleaser. Meskipun banyak menguras energi, banyak menguras waktu, kondisi emosional, stress, serta perasaan cemas, hal itu bukan menjadi penghalang untuk bertindak secara berlebihan dalam menyenangkan orang lain. Urusan diri sendiri pikiran belakang, yang penting tidak menolak keinginan orang lain.
Penyebab dari seseorang yang mengalami people pleaser adalah rasa cemas dan takut akan datangnya suatu masalah atau konflik dengan orang lain, yang keinginannya tidak dipenuhi. Kepercayaan diri yang rendah menjadi faktor, yang menyebabkan seseorang itu lebih mengorbankan sesuatu hal pada orang lain. Bahkan, jika dirasa gagal menyenangkan dan membahagiakan orang lain, seseorang tersebut akan merasa frustrasi. Kondisi mental yang tidak baik, menyebabkan seseorang sulit untuk mengenali dirinya sendiri.
Ada banyak tanda dan contoh yang menjadi tanda, bahwa seseorang mengalami kondisi people pleaser, namun penulis akan menjelaskan 3 tanda saja, yaitu Sulitnya Berkata "Tidak", Takut Menyakiti Perasaan Orang Lain, dan Manusia Seribu "Maaf".
- Sulitnya Berkata "Tidak".
"Nggak (tidak) apa-apa kok, aku tidak repot, nanti biar ku kerjain sendiri saja tugas kelompok ini, kamu kan lagi sibuk di Organisasi Himpunan, kamu sama dekali ga merepotkan kok !!".
Seseorang yang mengalami people pleaser, seringkali tidak bisa menolak, tidak bisa melawan, mengancam dan tidak bisa melihat orang lain kesulitan, padahal dirinya sendiri sedang kesulitan. Sulit rasanya, melontarkan kata "tidak" untuk orang lain. Karena bila kalimat itu terlontar, seseorang itu takut bahwa orang lain marah, menggunjingnya, dan memusuhinya. Memang people pleaser, kamu ini manusia tanpa kata "Tidak" ya !!
- Takut Menyakiti Perasaan Orang Lain.
"Si B kalo gak ku bantu gimana ya? Soalnya Si A udah aku bantuin. Tapi kerjaanku sendiri belum ku kerjain sh, gimana dong ini?"
Seseorang people pleaser akan selalu khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain kepadanya. Mereka takut jika pandangan orang lain akan bersifat buruk, jika ia menolak keinginan dan pendapat orang lain tersebut. Pada akhirnya, mereka akan berpura-pura setuju pada pendapat orang lain. Mereka akan selalu berkata "Iya" untuk menyetujui, padahal sebenarnya mereka tidak sependapat dengan orang lain itu.
- Manusia Seribu "Maaf".
"Maaf ya, sorry, maaf banget"
Meminta maaf itu memang baik, tapi jika bukan kesalahan kita, bagaimana? Seseorang people pleaser akan selalu dalam kondisi siap untuk disalahkan, meskipun kesalahan itu datang dari orang lain. Takut untuk dibenci, takut untuk dimusuhi mengakibatkan seseorang berasa di antara 1 (satu) pilihan saja, yaitu mengalah.
Hati-hati dengan sifat ketidak enakanmu, rasa tidak enakan itu bisa saja berdampak negatif pada dirimu. Bisa saja kondisimu itu dimanfaatkan oleh orang lain, untuk selalu menyusahkan dirimu sendiri. Dampaknya bisa buruk, bukan hanya ke dirimu, tapi bisa saja merambah ke kehidupan sosialmu. Kamu akan selalu menjadi orang nomor 2 (dua) didirimu sendiri, karena orang nomor 1 (satu) adalah orang lain itu.
Pentingnya mengenali kesadaran diri (Self-Awareness) menjadi bagian penting, untuk menghindarkan diri pada kebiasaan people pleaser. Kita harus mampu belajar untuk berkata "Tidak", untuk menolak dengan baik sesuatu yang bukan kewajiban dan keinginan kita. Kerjakan pekerjaan kita sendiri dahulu, prioritaskan diri sendiri dulu, dan senangkan serta bahagiakan diri kita dahulu untuk mengembangkan diri. Dengan kita menolak dengan baik, pasti orang lain akan lebih mengerti dan paham terhadap situasi diri kita. Lakukan aktivitas yang membuat kita dapat mengenali diri kita dengan baik, tanpa takut ditinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H