Mohon tunggu...
Ahmad Dzulfiqar
Ahmad Dzulfiqar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Hubungan Sosial Masyarakat yang Interaktif dalam Komunikasi Empatik

23 Januari 2022   09:50 Diperbarui: 23 Januari 2022   09:52 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA: AHMAD DZULFIQAR

NIM:2006015190

ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Pengalaman hidup dalam hubungan menunjukkan betapa sulitnya hubungan. Bukan hal yang aneh bagi orang untuk keluar dari jalan mereka untuk menjelaskan hal-hal sepele. Dia menghabiskan banyak waktu menjelaskan niat baiknya yang disalahpahami. Bertemu tanpa menyapa, teman senang tapi tidak tersenyum, teman memakai baju baru tanpa berkomentar, dll, mungkin dianggap hal sepele oleh salah satu pihak, yang akan berujung pada rapuhnya hubungan. Memang, hubungan sering kali diselimuti kabut, sering kali menyebabkan perselisihan dan masalah. Melalui interaksi dan komunikasi, kita dapat membentuk rasa saling pengertian, mempererat silaturrahmi, menjaga kasih sayang keluarga, menyebarkan ilmu, dan memelihara peradaban. 

Namun, komunikasi juga mendorong perpecahan, menyulut permusuhan, menanamkan kebencian, menghambat kemajuan, dan melumpuhkan gagasan. Konflik antar manusia tidak jarang terjadi karena kurangnya komunikasi empatik. Dengan memahami dan meningkatkan komunikasi, kualitas hidup dan hubungan dapat ditingkatkan. Banyak orang berpikir bahwa komunikasi semudah bernafas. Hanya ketika seseorang memasuki pengalaman bahwa proses komunikasinya yang biasa terganggu atau berhenti, dia menyadari bahwa komunikasi itu tidak mudah.

Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu memiliki hubungan sosial dengan individu atau kelompok lain. Hubungan sosial yang terjadi antara individu dan kelompok disebut juga dengan interaksi sosial. Interaksi berbagai aspek kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari menciptakan pola hubungan yang saling mempengaruhi yang membentuk sistem sosial dalam masyarakat. Situasi ini disebut proses sosial, dan menurut Baron & Byrne dalam jurnal Lestari & Ivan (2016), empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan emosi orang lain, dan membayangkan dirinya pada posisi orang lain. Empati mencakup kemampuan untuk memahami keadaan emosi orang lain, mengembangkan empati, mencoba memecahkan masalah, dan menempatkan sesuatu dalam perspektif. Melalui kemampuan merasakan keadaan emosi orang lain, individu dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain.

Empati mencakup komponen afektif dan kognitif. Secara emosional, orang yang berempati merasakan apa yang orang lain rasakan. Secara kognitif, orang yang berempati memahami bagaimana perasaan orang lain dan mengapa. Meskipun empati dianggap sebagai keadaan emosional, sering kali memiliki komponen kognitif atau kemampuan untuk melihat keadaan mental orang lain, atau yang disebut kemampuan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Sedangkan menurut Nugroho dkk (2016), empati juga dapat dijelaskan sebagai kemampuan merasakan atau membayangkan perasaan emosional orang lain.

Kapasitas empati merupakan bagian penting dari perkembangan sosial dan emosional dan mempengaruhi sikap individu terhadap orang lain dan kualitas hubungan sosial. Dengan demikian, penekanan pada empati juga menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengeksplorasi perasaan orang lain tidak membuat kita tenggelam dalam keadaan perasaan mereka, tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah itu adalah pengalaman kita sendiri (perasaan empati). Kemampuan menunjukkan empati akan mampu menjadi kunci interaksi sosial dan keberhasilan sosial (Indriasari, 2016).

Empati hampir mirip dengan perasaan empati, tetapi empati bukan hanya perasaan yang muncul, tetapi perasaan organik yang datang dari lubuk hati yang sangat dalam. Misalnya, jika orang tua teman kita meninggal, saudara kita terkena musibah, tetangga sedang sakit, teman punya masalah keluarga, atau masalah kehidupannya sendiri apapun itu yang diceritakan kepada kita, kita juga pasti merasa kehilangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa empati adalah salah satu tindakan yang dilakukan terhadap orang lain dengan menggunakan pola pikir yang benar sehingga tindakan tersebut baik dan benar di mata orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun