Mohon tunggu...
Ahmad Dzaki Tianto
Ahmad Dzaki Tianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rahayu rahayu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Tari Reog Ponorogo yang Mendunia

9 Juni 2023   23:35 Diperbarui: 9 Juni 2023   23:43 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Reog Ponorogo telah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia dengan nomor : 201300028 pada tahun 2013, sedangkan pencatatan Reog Ponorogo telah dilkukan sejak tahun 2010, dan kemudian diperbarui pada tahun 2022 oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga. Pencatatan Reog Ponoro melibatkan komunitas, kelompok, dan individu, antara lain Sanggar Tari Kawulo Bantarangin, Reog Taruno Mudha, Simo Budi Utomo, Niken Gandini, Gajah Manggolo, Reog Taruno Suryo, dan masih banyak yang lain.

Reog merupakan sebuah seni pertunjukan yang memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur. Seni Reog Ponorogo adalah bentuk kesenian yang tumbuh berabad-abad lalu, Reog merupakan salah satu budaya asli Indonesia yang masih kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Ada dua ragam bentuk Reog yang dikenal saat ini, yaitu Reog obyok dan Reog festival. Reog obyok biasanya dipentaskan dalam acara seperti pernikahan, khitanan, dan hajatan lainya, dan biasanya penampilan tari Reog obyok tidak mengikuti pakem tertentu, sedangkan Reog festival sudah mengalami pembenahan dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara tahunan Festival Reog yang diadakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo sejak 1997.

Sejarah singkat Reog Ponorogo telah dikenal dan menjadi kebanggaan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Ponorogo sejak zaman dahulu hingga saat ini. Reog Ponorogo sudah berumur lebih dari 2 abad, hal itu dapat dilihat dari naskah Kanjeng Gusti PangeranAdipati Anom Amengkunagara III ing Surakarta, namun menurut legenda, keberadaan Reog sudah ada sejak dari masa Kerajaan Kediri abad XI, hal ini terkait dari sebuah cerita prosesi lamaran Prabu Klana Sewandana dari Kerajaan Wengker kepada Dewi Songgolangit dari Kerajaan Kediri, hingga saat ini cerita dari Prabu Klana Sewandana masih dijadikan sebagai sebuah salah satu alur cerita dari seni pertunjukan Reog, alur cerita ini dikenal sebagai seni Reog versi legenda Bantarangin. Selanjutnya seni Reog ini terus dikembangkan hingga periode awal masa islamisasi di tanah Jawa oleh Raja Batoro Katong pada akhir abad XV. Masyarakat Ponorogo mengenal seni Reog sebagai barongan yang menjadi permainan dari para warok, kemudian pada masa pemerintahan Batoro Katong seni barongan dirubah menjadi Reog dan digunakan sebagai media dakwah Islam, kata Reog berasal dari kata "riyokun" yang artinya khusnul khotimah, maksudnya, perjuangan Bathoro Katong dalam menyebar luaskan Islam di Ponorogo di harapkan menjadi perjuangan yang diridhai Tuhan.

Setelah masa pemerintahan Bathoro Katong, seni Reog terus dikembangkan dan dilestariakan hingga saat ini. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, seni Reog sempat dibatasi karena menghindari resiko munculnya pemberontakan, setelah Indonesia merdeka, seni Reog memiliki angin segar untuk dipertunjukan secara bebas, bahkan pada masa orde lama (1960) seni Reog sempat digunakan oleh partai politik sebagai sarana untuk mengumpulkan massa, menjelang tahun 1965, muncul beberapa organisasi kesenian, seperti BREN (Barisan Reog Nasional) yang didirikan oleh Partai Nasional Indonesia dan CAKRA (Cabang Reog Agama) yang didirikan oleh NU pada tahun 1997. Pemerintah mengadakan FRN (Festival Reog Nasional) dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengambangkan kesenian Reog, pelaksanaan FRN dilaksanakan pada bulan Suro atau biasa disebut oleh masyarakat Ponorogo dengan Grebeg Suro.

Seni Reog pada awalnya berkembang di Desa Sumoroto, Kabupaten Ponorogo, dan kebudian menyebar luas keseluruh desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Ponorogo. Seni Reog juga berkembang dan tersebar keseluruh provinsi di Indonesia, bahkan seni bahkan seni Reog Ponorogo juga berkembang luas di maca negara. Selain untuk melestarikan budaya, seni Reog juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga, karena pada setiap penampilan Reog mampu menarik perhatian masyarakat untuk berkumpul bersama.

Tokoh-Tokoh Dalam Reog Ponorogo :                                                                                                                                                                                                                     

  •   Singo Barong                                       

              Adalah tokoh penari berkepala macan dengan hiasan merak.

  •  Klana Sewandana

              Raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa cemeti yang dinamakan dan dikenal dengan pecut samandiman.

  • Bujang Ganong

              Biasa disebut dengan Patih Pujangga Anom, salah satu tokoh yang energik, kocak, sekaligus mempunyai keahlian bela diri.

  • Warok   

              Warok adalah orang yang bersifat suci, serta memberikan perlidungan.

  • Jathil

              Jathil merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun