Mohon tunggu...
Ahmad Dirgahayu Hidayat
Ahmad Dirgahayu Hidayat Mohon Tunggu... Jurnalis - Selalu berusaha mendapatkan hal baik untuk diri sendiri lalu menebarkannya ke yang lain

Bila belum sanggup memberi materi, setidaknya masih sanggup membuat wajah murung kembali berseri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Keakraban Tuan Guru Athar Izzuddin dengan KHR Ach Fawaid As'ad

11 Januari 2023   06:50 Diperbarui: 11 Januari 2023   07:33 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengetahui sahabatnya itu, Kiai Fawaid langsung menghampiri Datok Athar. Seusai berjabat tangan dan temu kangen mereka, Kiai Fawaid pun bertanya apa gerangan yang membuatnya teriak memanggil "Nama", padahal saat itu beliau sedang di tengah para santrinya. Ini bukan soal gengsi atau tidak, tapi soal muru'ah seorang guru di depan para muridnya. Muru'ah guru di hadapan para murid sangat penting dijaga, demi menyelamatkan mereka agar tetap menghormatinya guru. Sebab, ketika guru sudah tidak berwibawa di hadapan santrinya, sangat diragukan keberkahan ilmu si santri tersebut.

Lalu, dengan enteng dan alasan jenaka, Datok Athar menjawab, "Emang saya harus manggil Abu Bakr dengan H. Abu Bakr?, Umar dengan H. Umar?, Utsman dengan H. Utsman? Dan Ali dengan H. Ali? Kan tidak perlu.. emang namamu siapa sih??," Tanya beliau ke Kiai Fawaid lalu mereka mengakhiri dengan tawa.

Waktu kami berkunjung, Datok Athar terlihat sangat bahagia karena bisa mengenang kembali masa-masa indah dengan sahabat lamanya. Beliau sangat menikmati kisah demi kisah yang diceritakan kepada kami. Ia juga berbicara tentang KHR. Kholil As'ad dan mengakui bahwa ia adalah sosok santri yang sangat cerdas.

Terakhir, ia berpesan kepada kami, khususnya juga kepada sahabat kami Asy'ari, agar rajin-rajin belajar di pondok. Bahkan beliau sampai mengulangi pesannya dua kali. Lalu, kami pun pamit. Dengan berat hati kami melangkah keluar pintu dan meninggal beliau beristirahat.

Semoga Allah subahanu wa ta'ala memberi tempat terbaik kepada beliau. Menerima seluruh amal baiknya, dan mengampuni seluruh dosa-salahnya. Amin ya rabballamin.

Mari hadiahkan satu surah al-Fatihah untuk kedua tokoh besar Nahdlatul Ulama ini. al-Fatihah..

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun