Mohon tunggu...
Ahmad Dermaga Efendi
Ahmad Dermaga Efendi Mohon Tunggu... Guru - Gutu

Rendah hati lebih mulia, daripada tinggi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suara Vokal dan Suara Trompet

6 April 2016   15:49 Diperbarui: 6 April 2016   15:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUARA VOKAL DAN SUARA TROMPET

Oleh : Ahmad Dermaga Efendi

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra STKIP Siliwangi Bandung

Semua manusia diberi mulut oleh Allah untuk berbicara. Manusia terkadang menggunakan mulutnya ada yang untuk membicarakan hal-hal yang baik dan juga untuk membicarakan hal-hal yang buruk. Hadits populer menegaskan,” Hendaklah berkata yang baik atau (kalau tidak) diam saja” (HR. Bukhari-Muslim). Disini timbul permasalahan yaitu mengapa Allah memberikan dua telinga, dua mata, dua tangan, dan dua kaki. Sementara Allah hanya memberi satu mulut kepada manusia?

Allah hanya memberi satu mulut agar kita sedikit berbicara. Karena dari perkataan yang keluar dari mulut kita terkadang tidak terasa bisa menyakiti hati orang lain. Dan yang lebih parahnya lagi, sekarang ini banyak pejabat negara ini yang hanya mengatakan janji-janji manis kepada rakyat tanpa ada bukti dari janji tersebut.

Untuk membuat suatu perubahan di suatu negara bukanlah hal yang mudah. Paling tidak, kita harus bisa seminimal mungkin melakukan pencerdasan terhadap masyarakat. Dan memberi sedikit dorongan kepada masyarakat untuk mau menggunakan otaknya untuk berfikir. Jack Welch mengatakan bahwa 99,9% dari semua pegawai tidak berkembang karena mereka tidak mau berfikir. Setidaknya dengan menggunakan sedikit pemikiran, kita dapat merubah sendi-sendi kehidupan dari yang terkecil, bahkan mungkin bisa sampai keperubahan yang besar. 

Suatu perubahan salah satunya bisa dilakukan dengan lisan. Suatu perubahan itu dapat dilakukan dengan cara menyuarakan aspirasi kita kepada pihak tertentu. Disebut dengan istilah suara vokal. Yang dimaksud dengan suara vokal disini adalah kita sebagai orang yang menginginkan perubahan secara langsung menyuarakan aspirasi atau unek-unek kita kepada pihak tertentu tanpa melalui tulisan-tulisan. Cara ini bisa dilakukan dengan cara demonstrasi. Terkadang, orang yang dilihat adalah aksi nyata atau kerja nyata dengan secara langsung terlibat pada aktivitas tanpa adanya omong kosong dan bahkan menghindar.

 Setelah kita melakukan pencerdasan kepada rakyat. Dari sekian banyak orang, mungkin ada beberapa orang yang mempunyai kecerdasan yang lebih dan mempunyai potensi yang lebih pula. Pasti orang tersebut menginginkan perubahan secara global dan menyentuh semua aspek. Dari sinilah kita memberlakukan orang tersebut secera manja sekaligus memberikan doktrin. 

Sehingga orang tersebut merasakan enaknya hidup. Barulah kita meminjam tangan orang tersebut untuk melaksanakan program-program yang telah kita rencanakan. Jadi untuk menyuarakan aspirasi kita, kita tinggal diam saja hanya orang lain yang bekerja. Disebut dengan istilah suara trompet, yaitu kita sebagai orang yang mempunyai kepentingan menyuruh orang lain untuk melaksanakan program kita tanpa kita harus terjun langsung ke tempat kejadian. Selanjutnya kita hanya tinggal diam saja menunggu hasil dari kerja orang lain.

Untuk membuat suatu perubahan  tidak harus selalu melalui secara lisan, bahkan juga bisa melalui secara tulisan. Mungkin dengan tulisan yang menarik orang akan membacanya dan selanjutnya melakukan tindakan dengan aksi nyata. Walaupun dibutuhkan usaha keras untuk membuat suatu perubahan. Yang terpenting, kita mempunyai keinginan untuk membuat suatu perubahan. Setiap perubahan pasti mempunyai dampak bagi setiap individu, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Untuk menerima suatu perubahan itu semua, kita harus mempersiapkan diri dan ikut menjadi sengai tokoh perubahan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun