Mohon tunggu...
Ahmad Deny Sinambela
Ahmad Deny Sinambela Mohon Tunggu... Lainnya - KKN DR 86 UINSU

Hidup bukan soal DURASI tetapi KONTRIBUSI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjungkirbalikkan Budaya Instan

7 Agustus 2020   22:16 Diperbarui: 7 Agustus 2020   23:05 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ilustrasi nya bisa kita tonton pada sebuah film karya orang jepang 'Survival Family', dimana dalam film tersebut menceritakan tentang kisah bertahan hidup dalam kondisi padam listrik. 

Tanpa teknologi atau peralatan elektronik seperti ponsel, laptop, komputer, televisi dan alat listrik lainnya. Kisah miris keluarga jepang yang bertahan hidup selama bertahun-tahun dalam kondisi padam listrik dimana biasanya kehidupan orang jepang selalu bergantung pada teknologi.

Dalam hal ini kita perlu melakukan latihan dan latihan supaya tidak terseret arus budaya instan itu sendiri. Latihan yang saya maksud disini bisa bermacam-macam seperti:menunggu yang merupakan sesuatu yang baik. 

Dalam menunggu kita dilatih kesabaran dan dengan kesabaran membuat kita lebih teliti sehingga kita tidak cepat mengambil keputusan. Apalagi sekarang ini banyak yang menerima informasi secara instan tanpa mengetahui kebenaran dari informasi itu sendiri, makanya sering timbul hoax di media sosial.

Diperlukan semangat 45 dalam menjalani proses untuk melakukan sesuatu secara perlahan, menjalani yang namanya perjuangan jatuh-bangun dan yang terpenting adalah kita harus sadar bahwa dalam mencapai dan mendapatkan sesuatu dengan hasil yang memuaskan itu tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. 

Segala sesuatu itu membutuhkan waktu untuk berproses. Kalau kita hanya mau yang instan saja maka hasilnya pun akan instan alias tidak bertahan lama.

Di zaman sekarang ini sangat dibutuhkan generasi muda yang memiliki pemikiran yang panjang, kritis dan kreatif. Kalau bukan kita siapa lagi?. Hal itu tidak bisa kita miliki kalau kita mengandalkan instan. 

Apalagi kita sebagai generasi muda bahkan mahasiswa yang sering disebut agent of change, kita harus sadar dengan zaman yang serba instan dan perkembangan IPTEK yang begitu cepat ini. 

Kita harus dapat membendung dampak arus perubahan zaman yang dapat menyebabkan hancurnya generasi yang akan datang. Proses yang kita jalani harus dimaknai dengan baik karena akan mengantarkan kita pada tingginya rasa menghargai dan saling menghormati atas sebuah kegiatan, usaha dan hasil yang kita jalani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun