Mohon tunggu...
AHMAD DAWLILLAH
AHMAD DAWLILLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pertanian di Universitas Brawijaya

Penggemar AS Roma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim KKN FP UB Desa Banjarsari Dorong Kemandirian Pangan Melalui Program Kulkas Kebun

4 Agustus 2024   12:40 Diperbarui: 4 Agustus 2024   12:44 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim KKN FP UB Bersama Warga Banjarsari

Malang, Juli 2024 – Tim Kuliah Kerja Nyata Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (KKN FP UB) Desa Banjarsari meluncurkan sebuah program inovatif bernama "Kulkas Kebun". Program ini dirancang untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan halaman sempit di rumah mereka untuk berkebun secara sehat tanpa menggunakan pestisida kimia, serta dengan metode yang berkelanjutan.

 

Tujuan dan Manfaat Program

Program Kulkas Kebun memiliki beberapa tujuan utama yang diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Pertama, program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan keterampilan kepada ibu-ibu rumah tangga tentang cara memanfaatkan lahan sempit untuk menanam tanaman sayur, sehingga lahan terbatas di rumah dapat dioptimalkan dengan baik. Kedua, program ini mengajarkan teknik berkebun yang sehat dan berkelanjutan tanpa menggunakan pestisida kimia, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Ketiga, program ini juga mengedukasi ibu-ibu tentang pentingnya pemilahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik, sehingga sampah dapat diolah menjadi bahan yang berguna seperti kompos dan wadah tanam. Terakhir, program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian sayur dari luar dengan menanam sendiri di rumah, sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan kemandirian pangan.

 

Rangkaian Kegiatan

Demonstrasi Penanaman Kangkung menggunakan Metode Hidroponik Arang Sekam
Demonstrasi Penanaman Kangkung menggunakan Metode Hidroponik Arang Sekam

Selama bulan Juli 2024, serangkaian kegiatan dalam program Kulkas Kebun akan dilaksanakan. Kegiatan pertama adalah edukasi mengenai pemanfaatan lahan sempit untuk menanam tanaman sayur dengan metode hidroponik. Pada sesi ini, ibu-ibu rumah tangga diberikan pemahaman tentang cara menggunakan media hidroponik seperti arang sekam yang diletakkan dalam rijing bekas (wadah seperti baskom tapi berlubang) dan kaleng cat bekas. Setelah pemaparan materi, dilakukan praktik langsung untuk memastikan pemahaman dan keterampilan ibu-ibu dalam menanam sayur dengan metode ini.

 

Edukasi Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah

Pemaparan Materi oleh Tim KKN FP UB
Pemaparan Materi oleh Tim KKN FP UB

Kegiatan selanjutnya adalah edukasi tentang pemilahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga. Sampah anorganik, seperti wadah plastik dan kaleng bekas, dapat digunakan sebagai wadah tanam untuk tanaman hidroponik. Sementara itu, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk cair yang berguna sebagai nutrisi bagi tanaman hidroponik. Selain itu, ibu-ibu juga diajarkan cara membuat pestisida nabati dari bahan-bahan alami.

 

Proses Pembuatan Kompos

Proses Pembuatan Kompos
Proses Pembuatan Kompos
Dalam pembuatan kompos, ibu-ibu diajak untuk mengumpulkan bahan sisa organik dari rumah tangga, seperti sisa sayuran dan buah-buahan. Bahan ini kemudian dicampur dengan bahan pengkaya seperti blotong dan kotoran sapi kering. Proses pembuatan kompos dimulai dari pencampuran bahan, monitoring, hingga kompos siap digunakan. Langkah-langkah ini dipraktikkan secara bersama-sama untuk memastikan semua peserta dapat melakukannya sendiri di rumah.

 

Pembuatan Pestisida Nabati

Untuk membuat pestisida nabati, ibu-ibu diberikan panduan menggunakan kulit bawang merah dan bawang putih. Kulit bawang dikumpulkan dan direndam dalam air selama dua hari untuk difermentasi dalam wadah tertutup. Setelah dua hari, hasil fermentasi disaring dan digunakan sebagai pestisida dengan melarutkannya dalam air dengan perbandingan 1:5. Pestisida alami ini efektif untuk mengendalikan hama seperti ulat dan kutu putih (yang dikenal sebagai "cabuk" dalam bahasa Jawa).

 

Konsep Pertanian Berkelanjutan

Kulkas Kebun ini adalah representasi dari konsep pertanian berkelanjutan, yang merupakan penerapan dari konsep pembangunan berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar utama: ekonomi, sosial, dan ekologi. Meskipun program ini tidak menghasilkan pendapatan langsung, program ini membantu mengurangi pengeluaran rumah tangga karena sayur dapat dipanen setiap hari dari halaman rumah tanpa perlu membeli pupuk maupun pestisida mahal. Sayur yang ditanam sendiri dengan metode ini juga lebih sehat karena menggunakan nutrisi alami dan pestisida nabati.

 

Manfaat Lingkungan

Manfaat tambahan dari program ini adalah lingkungan yang lebih bersih karena sampah sudah dipilah sejak dari rumah. Pemilahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Sampah anorganik digunakan sebagai wadah tanam, sementara sampah organik diolah menjadi kompos dan pupuk cair. Dengan demikian, program ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan keluarga tetapi juga pada kebersihan lingkungan sekitar.

 

Harapan dan Keberlanjutan Program

Dengan program Kulkas Kebun, Tim KKN FP UB berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Desa Banjarsari dalam upaya menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Diharapkan, program ini dapat terus berlanjut dan diadopsi oleh lebih banyak keluarga di desa-desa lain, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.

Melalui program ini, Tim KKN FP UB juga berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga dengan mempraktikkan pertanian yang sehat dan berkelanjutan di rumah masing-masing. Dengan demikian, program Kulkas Kebun tidak hanya menjadi solusi bagi pemanfaatan lahan sempit, tetapi juga sebagai langkah nyata menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ahmad Dawlillah, 4 Agustus 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun