Menyelami Takdir pada Buku Novel "Aki" (1950) Karya Idrus
Idrus lahir pada tahun 1921 di Padang. Sastrawan yang berasal dari Minangkabau ini berpendidikan sekolah menengah, la mulai menulis lukisan - lukisan, cerpen dan drama sesudah Jepang mendarat dalam tahun 1942. la termasuk salah seorang pelopor Angkatan 1945. la juga telah membawakan perubahan baru dalam prosa Indonesia modern. Dengan tegas ia menyatakan putusnya rubungan antara prosa sebelum perang dan prosa sesudah perang.
IDENTITAS BUKU
Judul: Aki
Tahun Terbit: 1950
Penulis: Abdullah Idrus
Penerbit: Balai Pustaka
Jenis: Novel
Halaman: 45 Halaman
Buku "Aki" mempunyai pembahasan yang menarik untuk diulas, yaitu takdir. Dalam novel ini menceritakan seorang pria yang meramalkan tentang waktu kematiannya, juga rekan kerjanya yang berkeinginan untuk mati pada tanggal yang dia mau.
Aki sendiri merupakan seorang pria berumur 29 tahun yang mempunyai sakit paru paru. Dari buku tersebut, Aki meramalkan kematiannya pada tanggal 16 Agustus. Namun ramalan perihal dirinya meleset. Di buku itu, Aki tertulis masih hidup pada umur 40 tahun, namun mukanya terlihat seperti masih berumur 29 tahun. Berbeda dengan Aki, rekan kerja Aki berkeinginan untuk hidup lebih lama. Namun tidak disangka, Ia mati lebih cepat dari yang diinginkannya.
Takdir bermakna ketetapan oleh Allah SWT. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takdir juga memiliki arti ketentuan Tuhan. Maka, ketika berbicara masalah takdir, hal ini tidak terlepas dari segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan dan hal-hal yang berasal dari ketentuan atau ketetapan Tuhan. Semua makhluk hidup hanya bisa menjalani hidupnya, tanpa harus meramal atau menerkan akan takdirnya sendiri. Karena hanya tuhan lah yang mampu mengubah takdir ciptaannya.
Buku ini juga termasuk dalam pendekatan mimesis. Pengarang berusaha melukiskan dunia nyata ke dalam bentuk karya sastra, sehingga pembaca yang membaca menggunakan pendekatan mimesis ini, haruslah memandang suatu karya sastra yang dibuat oleh seorang pengarang merupakan refleksi dari kehidupan yang coba dilukiskan oleh pengarang.
Buku "Aki" mengangkat tema religius atau keagamaan. Dalam buku yang ditulis oleh Idrus ini juga memiliki sebuah pesan, pesan tersebut adalah bahwa semua orang tidak bisa berkata, serta menetapkan takdir dirinya sendiri dari Penciptanya. Karena pada hakikatnya, hanya Tuhan yang tahu akan takdir seseorang. Terus semangat dalam menjalani kehidupan serta tidak pantang menyerah.
H.B. Jassin dalam bukunya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai Jilid 2 (1967) menyatakan bahwa Idrus dengan karyanya Aki tidak saja pandai dalam bercerita, tetapi melalui karya ini Idrus ingin menyampaikan sesuatu, yakni nilai-nilai kehidupan yang merupakan pandangan hidup pengarangnya. Idrus melalui karyanya ini menyampaikan kepada kita pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang kita sendiri ingin tanyakan dan kita sendiri ingin jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H