Buku “Aki” ini mengisahkan seorang laki-laki bernama Aki, ia mengidap penyakit paru-paru akut yang membuat dirinya terlihat lebih tua seperti usia 42 tahun di usia aslinya yang berumur 29 tahun.
Aki memiliki seorang istri bernama Sulasmi, dan dua orang anak. Kedua anaknya bernama Akbar dan Lastri.
Aki adalah orang yang sangat baik hati kepada siapapun, namun sayangnya ia tidak pernah sembahyang dan berpuasa.
Pada suatu malam, Aki meramalkan bahwa dirinya akan meninggal pada tanggal 16 Agustus. Aki memberitahu ramalan dirinya itu kepada semua orang, termasuk istrinya. Aki meminta istrinya untuk mempersiapkan kematian Aki, seperti kain pike, bunga melati, juga air mawar.
Ketika telah sampai pada waktu yang diramalkan, Aki segera tidur diatas kasurnya yang telah disiapkannya dengan bunga melati, dan juga air mawar. Ia meminta Sulasmi untuk menemaninya dengan posisi membelakangi Aki sampai melewati tiga puluh menit dari waktu yang diramalkan. Sulasmi berbalik badan, dan melihat Aki telah menutup matanya. Sulasmi segera keluar dari kamar, dan memberitahu orang orang yang telah menunggu kematian Aki.
Orang orang itu berebut masuk ke kamar Aki untuk melihatnya, lalu mereka kembali keluar dengan takut. Sulasmi masuk ke dalam kamar lagi, dan sangat terkejut melihat Aki yang sedang duduk sambal merokok. Sulasmi dan kedua anaknya sangat bersyukur, karena Aki tidak jadi meninggal, dan ramalan itu meleset.
Sejak saat itu, Aki terjadi perubahan sikap dalam hidupnya. Ia memiliki penampilan yang lebih muda dari usia sebenarnya. Aki melanjutkan pendidikannya pada Perguruan Tinggi untuk menggapai cita-citanya, bahwa hidupnya akan diabadikan untuk kebutuhan ilmu dan pekerjaannya.
NOVEL AKI MENURUT H.B JASSIN
H.B. Jassin dalam bukunya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai Jilid 2 (1967) menyatakan bahwa Idrus dengan karyanya Aki tidak saja pandai dalam bercerita, tetapi melalui karya ini Idrus ingin menyampaikan sesuatu, yakni nilai-nilai kehidupan yang merupakan pandangan hidup pengarangnya. Idrus melalui karyanya ini menyampaikan kepada kita pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang kita sendiri ingin tanyakan dan kita sendiri ingin jawab.
Buku “Aki” mengangkat tema religius atau keagamaan. Dalam buku yang ditulis oleh Idrus ini juga memiliki sebuah pesan, pesan tersebut adalah bahwa semua orang tidak bisa berkata, serta menetapkan takdir dirinya sendiri dari Penciptanya. Karena pada hakikatnya, hanya Tuhan yang tahu akan takdir seseorang. Terus semangat dalam menjalani kehidupan serta tidak pantang menyerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H