Mohon tunggu...
Ahmaddah Nur Alfiatuz
Ahmaddah Nur Alfiatuz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Trunojoyo

Hello, I'm an undergraduate student at the University of Trunojoyo studying to become a primary school teacher who is passionate about writing and photography. For me, writing is a medium to express ideas, share experiences and voice opinions, while photography is my way of capturing beautiful moments full of stories. By combining these two hobbies, I strive to create content that is informative, inspiring and visually appealing. I believe that every piece of writing or photography can bring a new perspective and be part of a never-ending learning journey. Let's share ideas and experiences here. I hope that my writing can bring benefits and insights to Kompasiana readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gambar dan Kata yang Menyihir: Buku Cerita Bergambar Menjadi Favorit Siswa Kelas 2 di SDN Banyuajuh 2

14 Desember 2024   20:29 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Era digital akses internet semakinmemudahkan pekerjaan manusia terutama pada era digital saat ini teknologi digital mendominasi kehidupan sehari-hari. Adanya hal tersebut tentu berpengaruh terhadap kebiasaan manusia dan juga kebiasaan anak-anak. Jika dibandingkan dengan zaman sebelum teknologi berkembang pesat seperti saat ini anak-anak cenderung lebih senang bermain dengan teman-teman sebayanya di lapangan dan sebagainya. Perlu disyukuri apabila anak-anak pada era sekarang masih tetap bermain secara langsung bersama teman-teman sebayanya. Pesatnya perkembangan zaman saat ini juga mempengaruhi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah maupun di tempat akademi lainnya. Pengaruh yang sangat mudah dirasakan berupa transisi penggunaan media pembelajaran dari bersifat langsung ke digital. Tetapi, tidak semua sekolah memperbolehkan siswanya untuk membawa ponsel atau hanya diperbolehkan pada waktu tertentu untuk menjaga siswa agar tidak terlalu kecanduan ponsel, berdasarkan hal tersebut maka penggunaan media pembelajaran digital tidak bisa diimplementasikan setiap hari. Upaya mengatasi agar materi yang disampaikan tetap tersampaikan maka dapat digunakan media pembelajaran secara langsung.

Salah satu hal yang dapat dijadikan media pembelajaran sekaligus pembiasaan yang baik adalah dengan "membaca buku". Membaca adalah keterampilan dasar yang sangat penting untuk perkembangan anak. Pada usia dini, anak-anak mulai belajar mengenali huruf, kata dan akhirnya menyusun kalimat. Pada masa "golden age" perkembangan anak, orang tua berusaha menstimulasinya dengan berbagai pengetahuan umum, tetapi pada hal ini harus dilakukan dengan cara menyenangkan. Namun, perlu dipahami juga bahwa memupuk rasa dan pembiasaan membaca buku sejak dini juga memiliki tantangan tersendiri maka harus disusun serangakaian upaya yang setidaknya memiliki probabilitas untuk dapat memupuk rasa keinginan membaca. Berdasarkan data PISA (Programme for International Student Assessment) yaitu penilaian yang digunakan untuk menguku kemampuan matematika, sains dan literasi siswa secara global pada tahun 2022, didapatkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 80 negara yang terdaftar dalam penilaian PISA 2022 oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan skor membaca yaitu 359 dan berdasarkan skor PISA negara ASEAN didapatkan Indonesia berada pada posisi ke 3 terbawah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat membaca di Indonesia terbilang cukup rendah jika dibandingkan dengan negara lain terutama dalam lingkup negara ASEAN. Sejalan dengan hal tersebut dan juga era digital yang semakin pesat, perlu terdapat upaya peningkatan daya baca terutama pada usia dini.

Pengenalan buku cerita bergambar merupakan salah satu upaya untuk menjadikan membaca adalah sebuah pembiasaan yang baik. Buku cerita bergambar memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses belajar dan menjadikan proses membaca sebagai hal yang menyenangkan. Kombinasi teks sederhana dengan gambar menjadikan siswa memiliki pengalaman membaca yang baru dan menyenangkan karena tertarik dengan gambar yang menjadikan sebagai visualisasi dari teks yang tercantum di buku cerita bergamabr tersebut. SDN Banyuajuh 2 memberikan fasilitas penunjang pembiasaan membaca dengan menyediakan perpustakaan yang dipenuhi buku yang dapat dibaca oleh seluruh warga SDN Banyuajuh 2. Berdasarkan observasi kunjungan di perpustakaan SDN Banyuajuh 2 didapatkan bahwa buku yang dibaca cenderung buku cerita bergambar terutama pada kelas 2 siswa lebih cenderung meminjam buku cerita bergambar pada setiap harinya.

Menentukan jenis bacaan juga sebagai upaya dalam menunjang keberhasilan menumbuhkan minat baca siswa SDN Banyuajuh 2, menurut Tati D Wardi Ph.D (2024) dalam webinar pembekalan Kampus Mengajar ke-7, Kemdikbudristek dipaparkan bahwa jenjang pembaca dan buku berjenjang juga memiliki pengaruh agar buku yang sampaikan tidak salah tangkap dan sesuai dengan pembaca yang dituju. Pada prosesnya hendaklah kita memilih buku yang tepat untuk mereka; buku yang sesuai jenjang pemahamannya, buku yang sesuai dengan minatnya dan kebutuhannya.

Sebelum memilih buku, terdapat jenjang pembaca yang harus dicermati.

  1. Pembaca dini (A), merupakan jenjang pertama yang mengenal buku dan belum mampu untuk membacanya.
  2. Pembaca awal (B), pembaca sudah mampu membaca teks berula kata atau frasa dengan kombinasi bunyi huruf, klausa, kalimat sederhana dan paragraf sederhana.
  3. Pembaca semenjana (C), pembaca mampu membaca teks secara lancar berbentuk paragraf-paragraf dalam satu bacaan.
  4. Pembaca madya (D), pembaca mampu memahami beragam teks ditingkat kesulitan menengah.
  5. Pembaca Mahir (E), pembaca mampu membaca beragam teks secara analisis dan kritis serta mampu menyintesis berbagai pemikiran secara lebih baik.

Dari jenjang pembaca tersebut terdapat jenjang buku yang bisa dibaca untuk jenjang pembaca dan yang dibutuhkan.

  • Buku ramah cerna. Buku yang memiliki rima, berkalimat sederhana. Buku ini memiliki karakteristik berupa materi teks atau gambar yang mudah dicerna oleh jenjang pembaca dini dan jenjang pembaca awal sehingga sangat cocok untuk diperkenalkan kepada anak dan menambah wawasan kosakata baru.
  • Buku berjenjang. Buku ini memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan jenjang dari pembaca. Karakteristik dari buku ini yaitu berisikan materi teks atau gambar dengan penggunaan bahasa yang meningkatkan secara bertahap dari sederhana hingga lebih rumit sebagai tantangan bagi pembaca.
  • Buku berbab. Buku ini cenderung mudah ditemui pada buku pelajaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Buku ini memiliki karakteristik yang lebih dominan dengan teks dan terkadang terselipkan gambar sebagai bentuk visualisasi materi.

Dalam hal ini siswa yang masih kelas 2 atau dengan usia pembaca dini hinga pembaca semenjana mereka cenderung lebih menyukai membaca menggunakan buku cerita bergambar. Buku cerita bergamar juga tidak kalah memberikan efek yang signifikan terhadap siswa sebagai pembaca. Berikut keunggulan buku ceruta bergambar:

  • Visualisasi konsep: gambar dalam buku cerita memabntu anak-anak untuk memvisualisasikan konsep yang mungkin sulit dipahami hanya dengan kata-kata. Hal ini sangat penting terutama bagi siswa yang berada pada tahap perkembangan kognitif konkret.
  • Meningkatkan daya Tarik: ilustrasi yang menarik dapat menangkap perhatian anak-anak dan membuat mereka lebih bersemangat untuk membaca. Hal ini dpaat memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan minat baca di kalangan peserta didik.
  • Dukungan emosional: cerita yang disampaikan melalui gambar dapat membangkitkan emosi dan imajinasi anak-anak sehingga lebih terhubung dengan isi cerita.

Penggunaan buku cerita bergambar dapat memberika efek yang positif bagi perkembangan kemampuan keterampilan membaca dan menulis siswa. Beberapa manfaat spesifik yang dapat dilihat:

  • Peningkatan kemampuan membaca, siswa yang rutin membaca buku cerita memiliki kemampuan membaca yang lebih berkembang dibandingkan sebelumnya.
  • Pengembangan keterampilan sosial, dengan diskusi tentang cerita dalam buku cerita bergambar membantu siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama seperti diskusi buku antar satu sama lain.
  • Peningkatan kreativitas, buku cerita bergambar dapat merngsang imajinasi siswa dan mendorong siswa untuk menciptakan cerita merekan sendiri.

Buku cerita bergambar memiliki pengaruh positif untuk menunjang rasa minat membaca siswa kelas 2 di SDN Banyuajuh 2 dengan menggabungkan elemen naratif dan visual, buku cerita bergambar tidak hanya menyihir perhatian siswa tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kognitif dan emosional mereka. Oleh karena itu, perlu adanya fasilitas di sekolah untuk menunjang ketersediaan buku-buku ramah anak sebagai upaya peningkatan minat membaca siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun