Mohon tunggu...
Ahmad Dahabi
Ahmad Dahabi Mohon Tunggu... Musisi - Pelajar

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ubermensch

11 Agustus 2022   15:20 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspresinya jadi sarapanku,
Aku kenyang melihat senyumnya pagi ini.
Bahkan detak jantungnya, membuatku
Terjebak di ruang rindu.

Dan hahahaha.
kamu lupa kunci pintu,
Aku lepas dari ruang rindu,
Aku bebas dari perasaan yang tabu.

Dan kini aku tahu,
Cerahnya hari ini, senang melihatmu,
Melihat senyummu yang berseri.
Apakah ini ucapan selamat pagi?

Hingga nafas nya membuai,
Seperti aliran angin,
Yang terus berhembus, bercabang.
Menjadi doa yang melangit.

""

Akan tetapi, dia kini merasa sunyi,
Dan siapkah kau tuk menemani?
Jangan biarkan dia menangis,
Dia terlalu manis tuk menangis.

Bahkan tiada insan yang berkeputusan
Bila dia meringis, larut dalam tangis.
Mari temani dia,
Yang sedang merasa sepi.

Bagaimana cara nya?

Haruskah aku berikan air mani?
Atau mungkin hasrat birahi?

Ahh tidak
Sepertinya aku harus datang menemani,
Menyusuri waktu tuk menjemput birahi.
Menikmati semua hasrat dalam diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun