Mohon tunggu...
Ahmad Chaidir Attajdidi
Ahmad Chaidir Attajdidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Nama lengkap saya Ahmad Chaidir Attajdidi, Lahir pada tanggal 13 Agustus 2000, dan nama panggilan saya Chaidir

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Waspada! Pencurian Data Via Update Story Instagram

18 Mei 2022   08:55 Diperbarui: 18 Mei 2022   09:10 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tau gak sih? baru-baru ini media sosial di hebohkan dengan munculnya konten sticker baru di aplikasi instagram yaitu "add yours" yang lantas dijadikan challenge atau tantangan bagi penggunanya.

Tapi sangat disayangkan ternyata fitur tersebut di khawatirkan memicu cela kebocoran data di internet karena memungkinkan pengguna mengajak rekan dan keluarga sampai menjadi rantai pesan di jejaring sosial untuk memberikan tanggapan sesuai dengan pertanyaan yang di inginkan.

Penyebutan data diri yang tak disadari pada fitur tersebut seperti usia pengguna dan pasangan, nama pengguna dan tak jarang meminta pengguna menyebutkan tanggal lahir beserta alamat tempat tinggal. Yang dikhawatirkan menjadi pemicu modus baru penyalahgunaan data pribadi oleh pelaku kejahatan cyber yang bisa berujung pada kerugian.

Padahal pada mulanya, fitur ini kerap dipakai untuk berbagi foto-foto unik yang bertujuan sebagai hiburan semata. Namun, belakangan challenge ini malah banyak yang meminta pengguna untuk mengunggah data pribadi seperti nomor pribadi bahkan foto selfie dengan KTP.

Berdasarkan informasi dari Metro TV, terdapat akumulasi data TESSIAN (Perusahaan Software yang fokus di bidang keamanan) mengenai kebiasaan pengguna internet atau diranah digital diantaranya yaitu: 84% pengguna media sosial mengunggah media sosial mereka setiap minggu, kemudian 42% membagikan informasi hobi,ketertarikan,hubungan dan lokasi secara publik setiap hari.

50% membagikan nama dan foto anak, 70% diantaranya memberikan ucapan selamat ulang tahun. 55% memampangkan informasi profilnya secara terbuka. 33% menggembok akun instagram (private). Tak hanya itu, 93% pekerja mengunggah status mengenai pekerjaannya. 36% menceritakan tentang pekerjaannya sendiri dan 28% mengenai klien atau kehidupan rekan mereka.

Lalu terdapat juga motif kriminal, motif politik dan motif ekonomi yang dimana pelaku memanfaatkan teknologi untuk kepentingannya sendiri dan merugikan orang lain seperti pencurian data yang beresiko yang berdampak secara ekonomi pada pihak lain.

Apa yang harus kita lakukan?

Mengutip dari CNBC Indonesia, Kementrian Informasi dan Informatika mengingatkan potensi bahaya dari fitur "add yours" ini yaitu adanya modus kejahatan siber dengan teknik social engineering.

Social engineering adalah teknik manipulasi psikologi supaya individu atau kelompok mau melakukan sesuatu atau menyerahkan informasi tertentu secara sukarela. Teknik ini tak hanya digunakan di media sosial tetapi juga dilayanan komunikasi lainnya. Melalui official instagram @kemenkominfo untuk menghindari penipuan, KOMINFO menyarankan masyarakat jangan mudah tergiur dengan hal-hal yang sedang tren di dunia maya, termasuk dengan menyebarkan data-data pribadi kepada siapapun.

Pihak Instagram melalui perusahaan induknya Meta akan menghilangkan postingan yang membagikan atau menawarkan serta mengumpulkan informasi identitas pribadi. Perwakilan Meta menyebut privasi dan keamanan informasi data pribadi pengguna merupakan hal yang fundalmental yang sangat penting bagi instagram.

Lalu apa saja yang perlu diperhatikan dalam men-share data-data pribadi yang mungkin tidak perlu diketahui masyarakat? Berikut ini adalah Jenis-jenis data pribadi yang tidak boleh diunggah di media sosial antara lain :

    Nomor telepon pribadi

    Alamat rumah

    Nomor rekening Bank, NIK, KK

    Foto dan video pribadi

    Geolokasi terkini

    Rekam medis, dan

    Informasi tentang kehidupan pribadi

Pada dasarnya media sosial digunakan untuk mengekpresikan diri. Jika pengguna media sosial bisa menggunakan teknologi saat ini dengan bijak dan jauh lebih berhati-hati atau dengan kata lain tidak mengundang para "predator medsos" untuk tidak memberikan cela melakukan aksinya, penulis kira hal seperti ini tidak akan terjadi.

Apakah edukasi itu perlu? Ya, perkembangan teknologi informatika yang sangat pesat mengharuskan kita untuk beradaptasi. Dapat dilakukan dengan cara berbagi informasi mengenai dunia digital di media sosial beserta kiat-kiat menggunakan teknologi dengan baik, mengikuti webinar, membuat jurnal ataupun artikel yang bermanfaat dan masih banyak lagi.

Prinsip kehati-hatian sebagai pengguna media sosial yang perlu kita waspadai adalah sebenarnya kita harus selalu waspada bahwa media sosial dengan segala cara apapun dapat dikumpulkan dalam bentuk data yang mengharuskan untuk bisa menjaga agar tidak terjadi kebocoran-kebocoran data termasuk di dalamnya informasi yang sifatnya pribadi. Jika saat kita tidak yakin pada informasi yang beredar maka lebih baik jangan dilakukan, jadilah pengguna teknologi yang cerdas daripada menyesal diakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun