" Kamu besok harus ke Bangka mewakili......", dan "......". "Soalnya Ahmad berhalangan istrinya melahirkan".
Suara ibu Ema meredup dan Diana tidak kuasa mendengar ocehan ibu Erna yang panjang itu, matanya sudah ngantuk sekujur body sudah capai. Yang dia tahu inti pembicaraan ibu Erna itu memerintahkan dia untuk mewakili perusahan guna menghadiri pesta pernikahan anak boss besar Dedy di Bangka...karena istrinya Ahmad akan melahirkan. Dengan sisa tenaga disiapkanlah segala keperluan perjalanan buat esok hari. Sebelum tidur Diana tidak sempat berdoa hanya umpatan kecil yang keluar dari bibir mungilnya
" Aduh Ahmad sialan, tega kamu". Sebagai teman satu departemen mereka sudah terbiasa saling mengumpat walaupun didlm hati saling menyayangi." Semoga anakmu selamat " dan Diana langsung tertidur pulas.
***
Nampaknya cuaca nusantara cerah seolah mendukung perjalanan udara hari itu. Menjelang siang pesawat mendarat dilandasan Depati Amir kota Pangkal Pinang. Dengan rasa ngantuk Tommy enggan keluar pesawat. Sembari menunggu taxi bandara Tommy memainkan game dari handphone. Tak lama kemudian jemputan datang  dan go menuju Novotel tempat acara pernikahan itu.
Sekitar dua atau tiga menit Tommy mau merebahkan kepala untuk tidur taxi sudah sampai di depan Novotel..." dekat banget " dalam hatinya. Mumpung masih siang Tommy menyempatkan diri tidur siang di kamar hotel nan sejuk itu, hitung-hitung membalas istirahat yang tertunda.
Diloby hotel duduk seorang wanita hitam manis termangut-mangut mengantuk menunggu serah terima kunci kamar. Gadis manis berumur sekitar duapuluh lima tahun itu bernama Diana dari Jokja. Kunci kamar telah diterima dan naik lift menuju room 128 masuk kamar dan "grrrrrrrrr", tidur
" Ga salah?, ntar  kalau ada mata-mata dari Jokja bagaimana", goda Tommy.
" Amaaaaan", jawab Diana agak genit.
Di lorong kamar tepatnya di persimpangan mereka terdiam dan
" Sampai jumpa besok Din ", mengucapkan salam perpisahan pada Diana dan akan menuju kamar masing-masing.