Mohon tunggu...
Ahmad BurhanZulhazmi
Ahmad BurhanZulhazmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM : 55523110040 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Universitas : Universitas Mercu Buana | Pajak Internasional | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K11 - Genealogi Transfer Pricing

24 November 2024   15:26 Diperbarui: 24 November 2024   15:28 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : PPT Kelompok Tiga

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Transfer Pracing adalah metode yang digunakan oleh perusahaan multinasional untuk menentukan harga barang dan jasa yang diperdagangkan antar entitas dalam grup yang sama. Praktik ini bertujuan untuk mengoptimalkan pajak, mematuhi regulasi, dan meningkatkan efisiensi operasional. Dalam konteks ini, Transfer Pracing dapat dilihat sebagai manifestasi dari kehendak (Wille) ketidaksadaran (Id) yang bertransformasi menjadi kesadaran, di mana perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan sambil meminimalkan beban pajak.

Transfer Pracing sering kali melibatkan penetapan harga yang tidak mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya, sehingga dapat menimbulkan kontroversi. Menurut OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), Transfer Pracing harus dilakukan sesuai dengan prinsip kewajaran (arm's length principle), yang menyatakan bahwa harga yang ditetapkan antar entitas dalam grup harus sama dengan harga yang akan ditetapkan antara pihak yang tidak memiliki hubungan (OECD, 2020).

Alasan di Balik Transfer Pracing

Alasan utama di balik praktik Transfer Pracing adalah untuk mencapai efisiensi ekonomi dan penghindaran pajak. Dalam dunia globalisasi, perusahaan multinasional sering kali beroperasi di negara dengan tarif pajak yang berbeda. Dengan menggunakan Transfer Pracing, mereka dapat mengalihkan laba ke negara dengan pajak yang lebih rendah, sehingga meningkatkan profitabilitas. Selain itu, Transfer Pracing juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko dan memanfaatkan perbedaan regulasi di berbagai negara.

Praktik ini sering kali dipandang sebagai strategi yang sah dalam perencanaan pajak, tetapi juga dapat menimbulkan masalah etika. Menurut Richard Murphy (2017), Transfer Pracing dapat menyebabkan hilangnya pendapatan pajak yang signifikan bagi negara-negara berkembang, yang pada gilirannya dapat menghambat pembangunan sosial dan ekonomi. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan dampak dari praktik Transfer Pracing terhadap masyarakat.

Mekanisme Transfer Pracing

Mekanisme Transfer Pracing melibatkan penetapan harga untuk barang dan jasa yang diperdagangkan antar entitas dalam grup. Proses ini dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti metode biaya, metode perbandingan pasar, dan metode keuntungan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada konteks dan tujuan perusahaan.

Metode Biaya: Dalam metode ini, harga ditentukan berdasarkan biaya produksi ditambah margin keuntungan. Metode ini sederhana, tetapi dapat mengabaikan faktor pasar yang lebih luas.

Metode Perbandingan Pasar: Metode ini menggunakan harga yang berlaku di pasar untuk barang dan jasa yang serupa. Ini dianggap lebih adil, tetapi sulit diterapkan jika tidak ada data pasar yang memadai.

Metode Keuntungan: Metode ini menetapkan harga berdasarkan analisis keuntungan yang diharapkan dari transaksi. Ini lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan strategi perusahaan.

Dalam praktiknya, perusahaan harus memastikan bahwa harga yang ditetapkan sesuai dengan prinsip kewajaran untuk menghindari masalah hukum dan reputasi. Menurut laporan OECD (2020), perusahaan yang tidak mematuhi prinsip ini dapat menghadapi sanksi dari otoritas pajak di berbagai negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun