Mohon tunggu...
Ahmad Badru
Ahmad Badru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memotret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Proses Perkembangan Iklan dari Awal Mula Terbentuk Hingga Era Modern Saat Ini

8 Juli 2024   07:53 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:00 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan tertua dalam sejarah yang kita ketahui berasal dari Mesir kuno di mana saat itu iklan dibuat dengan menggunakan papirus dan biasa digunakan untuk membuat poster. Saat ini Iklan tertua yang masih ada adalah iklan yang terbuat dari bahan pelat perunggu yang digunakan untuk mencetak poster dari Tiongkok abad ke-10. Pada abad ke 17 pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang terbilang sangat penting keberadaannya. Iklan makin lama semakin berkembang dan jangkauannya juga diperluas untuk mencangkup selebaran. Pada abad 17 saat itu iklan mulai bermunculan terutama muncul di koran mingguan di inggris. Saat pertama kali muncul iklan dipergunakan terutama untuk mempromosikan buku atau surat kabar. Pada abad ke 18 koran perancis La Presse adalah salah satu iklan yang membuat program iklan yang dibayar perhalamannya, yang memungkinkan juga bisa untuk menurunkan harga promosi. Pada tahun 1840, Volney B. Palmer membentuk sebuah akar biro iklan modern yang terletak di philadelphia. Pada tahun 1900, biro periklanan telah menjadi pusat perencanaan kreatif dan periklanan telah ditetapkan sebagai sebuah profesi. Sekitar waktu yang sama, di Perancis, Charles-Louis Habas memperluas layanan kantor berita dengan memasukkan iklan perantara, menjadi kelompok  pertama yang diorganisir di Perancis. Awalnya, agensi tersebut merupakan perantara ruang iklan di surat kabar. NW Ayer & Son adalah biro konten periklanan dengan layanan lengkap pertama. Iklan tahun 1895  untuk  produk penurun berat badan.

MASA SEBELUM DITEMUKANNYA MESIN CETAK.

Commercial message and political campaign displays have been found in the ruins of ancient Arabia. Egyptians used papyrus to create sales messages and wall posters, while lost-and-found advertising on papyrus was common in Ancient Greece and Ancient Rome. Wall or rock painting for commercial advertising is another manifestation of an ancient advertising form, which is present to this day in many parts of Asia, Africa, and South America." (Pesan komersial dan publikasi kampanye politik sudah ditemukan dalam reruntuhan bangsa Arab kuno. 

National Geographic Indonesia - Grid.ID
National Geographic Indonesia - Grid.ID

Orang-orang mesir menggunakan papyrus untuk membuat pengumuman mengenai barang-barang yang di jual dan membuat poster yang ditempelkan di dinding, saat iklan mengenai 'lost and found' mulai marak di Yunani dan Romawi kuno. Lukisan dinding dan batu untuk iklan komersial merupakan manifestasi lain dari bentuk periklanan kuno, dimana hal itu menunjukkan kehadiran iklan masa lalu di bagian Asia, Afrika, dan Amerika Selatan).

Adverstising dilakukan dalam berbagai bentuk "mempublikasikan" berbagai peristiwa seperti event dan tawaran. Pesan iklan dalam bentuk tertulis saat itu mulai ditemukannya pada saat zaman Babylonia 3000 sm yang lalu, iklan saat itu ditemukan dalam bentuk tanah liat (clay tablet) yang bertuliskan tentang dealer salep (oitment dealer), juru tulis (scribe) dan pembuat sepatu. Peninggalan Mesir dan Yunani kuno, berupa pengumuman di dinding dan naskah  papirus, menceritakan tentang kedatangan kapal-kapal yang sarat dengan anggur, rempah-rempah, logam dan barang-barang  baru, tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi (pertarungan gladiator), tentang budak-budak yang melarikan diri dari mereka. Bangsa Romawi mengecat tembok untuk mengumumkan pertarungan gladiator. Saat ini iklan hanya tersedia dalam bentuk lingkaran. Karena masih banyak masyarakat yang buta huruf, pengumuman dibacakan oleh kurir kota yang biasanya didampingi oleh seorang musisi. Terakota di Yunani kuno dan Roma digunakan untuk memajang harta benda yang hilang. Reruntuhan Pompeii mempunyai tanda terakota yang menunjukkan apa yang dijual di toko. Ham, sapi perah, dan kulit sepatu berjejer. Selain itu, bukti pesan politik juga ditemukan. Masyarakat Ponocea mengiklankan perangkat kerasnya dengan mengecat batu di sepanjang jalur parade. Pompeii, misalnya, memiliki banyak lukisan yang menggambarkan politisi mencari dukungan rakyat. Di Perancis, periklanan tradisional dimulai pada 550 SM. Itu banyak digunakan pada abad ke-1 SM untuk mengagungkan orang kulit hitam sebagai budak. Pada masa Julius Caesar, banyak toko dan penginapan di Eropa menggunakan tanda, tanda, dan simbol untuk membantu orang yang buta huruf. Misalnya penginapan dengan simbol ``Manusia di Bulan,'' ``Tiga Tupai,'' dan ``Lubang di Tembok. '' Selama ribuan tahun, orang telah menggunakan iklan untuk mempromosikan dua hal: lokasi dan layanan.

PERIKLANAN DI ERA MEDIA BARU. 

Dengan adanya terpaan di dunia periklanan yang datang secara bertubi tubi membuat banyak orang menjadi profesi profesi yang terkait di dunia iklan baru, salah satu profesi nya yaitu adalah Buzzer. Beberapa orang agaknya masih asing dengan istilah ini. Buzzer merupakan suatu orang yang dibayar pekerjaannya oleh pemilik usaha/jasa yang akan di iklankan atau oleh suatu agensi iklan untuk melakukan iklan terhadap produk yang dimaksud. Cara kerja buzzer  ini sebenarnya menggunakan prinsip WOM (Word Of Mouth). WOM tetap menjadi teknik periklanan yang dikatakan mempunyai kekuatan besar dalam mempengaruhi persepsi dan membujuk kelompok sasaran. Jadi cara kerja  Buzzer tidak seperti seorang salesman atau pemasar yang melakukan pitching suatu produk, atau seperti seorang pengiklan yang merancang iklan , namun lebih seperti sebuah pidato. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika media sosial seperti Twitter menjadi media yang digunakan untuk menyelesaikan tugas buzzer .

 Twitter mengizinkan orang untuk "men-tweet" dan juga mengizinkan orang membaca dan menyebarkan tweet ini ke orang lain dengan me-retweet mereka.Di sini prinsip-prinsip WOM diadopsi dalam karya Buser.Buzzer tidak menggunakan bahasa pemasaran dalam karyanya, melainkan menceritakan sebuah kisah. Agar pembaca merasakan rasa keakraban dan keakraban tanpa sadar sedang terpapar iklan.

Sebagaimana kita tahu bahwasanya saat ini mungkin masyarakat sudah mulai jenuh dengan adanya tampilaln iklan yang terbilang begitu gitu saja dan tidak ada perubahan dari dulu hingga sekarang. Bisa kita lihat beberapa diantara kita yang tidak melakukan skipping, sebagai contoh ketika kita melihat siaran televisi lalu muncul iklan di pertengahan siaran tersebut, sebagian dari kita banyak yang tidak merubah saluran channel televisi ataupun media elektronik lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun