Ketika kamu memberikan segalanya dan tidak menyerah, tidak ada yang bisa mengkhianati hasil. Itulah kalimat yang langsung muncul di benak saya selepas mewawancarai seorang mahasiswa yang penuh inspirasi. Musyaffa Itmar Tanzih, Mahasiswa Universitas Djuanda ini memiliki segudang prestasi dan ragam cerita inspiratif yang patut dicontoh dan dijadikan motivasi untuk terus bertumbuh dan berkembang di era penuh gempuran kemalasan.
Musyaffa Itmar Tanzih atau yang kerap disapa Itmar adalah seorang anak muda asal Bekasi yang tumbuh dan besar di lingkungan Islami yang kini sedang mengenyam pendidikan formalnya di Universitas Djuanda Bogor dengan mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Itmar, seorang Mahasiswa muda, di tengah-tengah kesibukan perkuliahannya dengan tugas yang bertumpuk, rapat organisasi yang terbilang padat, belum lagi kegiatan lainnya yang selalu ada, tidak mengecohkan dirinya untuk tetap berprestasi dan menjuarai berbagai perlombaan.
Itmar, di kalangan perfestivalan lomba bahasa arab, khususnya Baca Puisi Arab, namanya masyhur dan dikenal banyak peserta lain. Bagaimana tidak? Itmar seringkali mengikuti perlombaan Baca Puisi Arab di berbagai Festival Bahasa Arab di Indonesia dan dapat menyabet gelar tiga besar, di antaranya: juara 1 Lomba Baca Puisi Arab festival Gradasi 2023 (Gelanggang Dunia Arab Berprestasi) yang diadakan oleh UIN Sunan Gunung Djati, juara 1 Lomba Baca Puisi Arab festival MMA 2024 (Mahrojan Musabaqoh Al-Arabiyyah) yang diadakan oleh UIN Walisongo, dan masih banyak lagi perlombaan yang ia sabet dengan mendapatkan gelar tiga besar.
Berkat perjuangannya yang gigih dan tekad yang kuat, selain prestasinya sebagai penyair kondang yang menjuarai beberapa festival bahasa arab, Itmar juga menyandang gelar Mahasiswa Berprestasi Universitas Djuanda Bogor tahun 2023, dan mengikuti Student Exchange (PMM) yang diadakan Kemdikbudristek di Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat. Dengan prestasinya itu, Itmar juga sering diundang di beberapa podcast untuk menjadi narasumber inspiratif.
Setidaknya ada tiga poin penting yang saya dapatkan dari wawancara dengan Itmar. Tiga poin ini yang bisa para pembaca jadikian motivasi dan pedoman untuk selalu berjuang dan tetap berprestasi di tengah gempuran kemalasan.Â
Cobalah hal baru, bisa jadi itu akan membuka peluangmu untuk berkembang
Ketika mewawancarai Itmar tentang kegemarannya dalam baca puisi, dan kegagahannya ketika berlomba baca puisi arab, ia mengatakan "Awal mula lomba baca puisi, di semester 2. Pada saat itu puisi arab adalah hal baru bagi saya. Karena senang mencoba hal baru, di situlah saya mengikuti lomba baca puisi arab, dan alhamdulillah bisa saya kembangkan dan terus pertahankan kesenangan itu sehingga bisa mendapat gelar 3 besar". Tanpa disangka, lomba baca puisi itulah yang menjadi ladang rejeki seorang Itmar untuk menjadi bintang di antara mahasiswa lainnya.
Saya jadi ingat sebuah pepatah arab yang berbunyi "Jarrib Wa laahidz, Takun 'Aarifan" yang artinya "Cobalah dan perhatikanlah, maka kamu akan menjadi orang yang tahu". Mencoba hal baru terkadang menakutkan bagi segelintir orang, sebab, di zaman sekarang, banyak orang yang selalu takut gagal dan kalah, padahal, gagal dan kalah bukanlah masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang tidak pernah mencoba. Itmar, dengan pengalamannya berhasil mendobrak pintu kemalasan dan keminderan, dengan terus berlatih dan berlatih, mencoba hal baru dan menikmati setiap proses yang berlalu.
Proses memang tidak mudah, tapi kita harus yakin bahwa kita bisa.
Ada kalimat yang seringkali diulang oleh Itmar ketika saya mewawancarainya, ia selalu berkata bahwa proses memang tidak mudah. Hidup terlalu panjang untuk tidak menjadi apa-apa. Rugi hidup jika hanya menjadi orang yang mengikuti arus kebanyakan orang. Berusahalah terkenal dan menjadi bermanfaat bagi orang-orang sekitar.
Itmar selalu yakin bahwa apa yang ia lalui akan menjadi pengalaman penting bagi masa depannya. Dengan kata lain, ia memercayai proses yang tidak mudah akan menghasilkan hasil yang tidak disangka-sangka. Proses yang penuh tantangan akan membuat masa depan kita menjadi gemilang.
Yakin adalah hal utama bagi Itmar. Ia berkata "kita harus bisa membuktikan bahwa diri kita bisa dan berkembang setiap harinya, untuk akhirnya bisa dilihat dan diakui untuk menjadi mahasiswa berprestasi"
Jangan pantang menyerah, gapailah apa yang kamu inginkan
"sebelum mendapatkan banyak kemenangan dan menjadi seperti sekarang, tentunya saya telah melalui banyak kegagalan dan kekalahan dalam hidup, yang terkadang juga seperti kebanyakan orang, yaitu mengalami kekecewaan dan rasa down" pungkasnya.
Itmar mengaku, bahwa dengan kegagalan itu, dirinya bisa terus berusaha bangkit kembali dan membuktikan ke diri sendiri. Hambatan dan kendala memang selalu ada ketika Itmar mengikuti perlombaan, seperti mengatur waktu jadwal, kurangnya dana dan kuliah yang kadang terpaksa ditinggalkan. Namun, dengan banyaknya kendala, tidak menggoyahkan kemauan Itmar untuk terus berlomba dan mengikuti berbagai kegiatan lainnya.
Ketika saya bertanya kepada Itmar tentang perbedaan yang dirasakan sebelum menjadi mahasiswa berprestasi dan sesudah menjadi mahasiswa berprestasi, ia berkata "dulu saya sering diremehkan oleh banyak orang, namun, sekarang, banyak orang yang melihat saya dan alhamdulillah, saya mendapatkan apresiasi yang mengharukan"
Sebelum menutup perbincangan dengan narasumber, saya bertanya kepada Itmar, motivasi apa yang ia pegang hingga bisa seperti ini. Itmar, dengan spontan mengungkapkan sebuah kalimat mutiara yang berbunyi "Al-hayaatu harokah, wal harokatu barokah, wal barokatu ziyaadatul khair" yang artinya "hidup adalah bergerak, dan bergerak adalah keberkahan, dan keberkahan berarti bertambahnya kebaikan"
Bravo Itmar, sukses selalu anak-anak bangsa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H