Mohon tunggu...
ahmad azzam dhiaulhaq
ahmad azzam dhiaulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan santri

Pengetahuan jangan cuma dipendam dalam kepala. jangan hanya jadikan ia sebagai koleksi-koleksi yang sia-sia. tulislah. tulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Angin Lahir

4 Juli 2023   09:21 Diperbarui: 4 Juli 2023   09:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dahulu, sebelum angin lahir

kertas-kertas hidup dan mati

dalam goretan para penyair.

hidup terkekang, mati tak terkenang

kertas kosong yang membual,

yang abadi hanya tulisan-tulisan.

satu bait dua bait cukup untuk

membunuh kekasih yang diam

dan tak menerima cinta

dahulu, sebelum angin lahir,

kertas-kertas mampu terbang

dan melesat kemana-mana.

ke pangkuanmu --barangkali .

cinta sudah cukup. tapi tinta

tak pernah kering dan cukup.

musti diperbaharui. Dihargai.

sekarang, puisiku adalah

surat panjang yang terbang

ke alamat yang tidak pernah

ada. nasibnya selalu kembali,

ke kenangan-kenangan di

kepala.

2022, Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun