dahulu, sebelum angin lahir
kertas-kertas hidup dan mati
dalam goretan para penyair.
hidup terkekang, mati tak terkenang
kertas kosong yang membual,
yang abadi hanya tulisan-tulisan.
satu bait dua bait cukup untuk
membunuh kekasih yang diam
dan tak menerima cinta
dahulu, sebelum angin lahir,
kertas-kertas mampu terbang
dan melesat kemana-mana.
ke pangkuanmu --barangkali .
cinta sudah cukup. tapi tinta
tak pernah kering dan cukup.
musti diperbaharui. Dihargai.
sekarang, puisiku adalah
surat panjang yang terbang
ke alamat yang tidak pernah
ada. nasibnya selalu kembali,
ke kenangan-kenangan di
kepala.
2022, Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H