Mohon tunggu...
Ahmad AlWafi
Ahmad AlWafi Mohon Tunggu... Guru - pembelajar

hidup untuk bermanfaat dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilai untuk Tetap Baik

29 Juli 2019   08:55 Diperbarui: 29 Juli 2019   09:01 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disisi lain, kebaikan masih bersifat subyektif dalam artian tidak dapat disamakan bahwa segala sesuatu dinilai baik oleh semua orang. Seperti halnya baik menurut si A belum tentu sama dalam benak si B. sehingga melalui keadaan tersebut akan menimbulkan sedikit perselisihan dalam menentukan titik temu dalam persepsi kedua belah pihak.

Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah penilaian. Sudah menjadi kebiasaan sebelum terlalu dekat bahkan belum mengenal orang lain, penilaian sudah menjadi barometer utama dalam sebuah pergaulan. 

Bagi sebagian orang, sebelum meiihat hal hal positif pada seseorang terlebih dahulu menjatuhkan pada penilaian negatif sebelum segala kebaikan darinya terlihat jelas dalam pandangan realita. 

Sedangkan lainnya akan melihat kearah positif sebelum kecenderugan tersebut berubah kearah negatif melalui kategori sifat di luar ruang lingkup kebaikan dan kesopanan

Baik buruknya sebuah penilaian tergantung bagaimana prilaku objek dalam bersosial. Sehingga manusia selalu dituntut sadar untuk berprilaku baik demi memberikan kenyamanan antar sesama. 

Kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian tentunya juga harus berdasar pada realita dan bukan pada pandangan yang bersifat subyektif untuk menjatuhkan seseorang walaupun kenyataan tidak sedemikian adanya. 

Dari pemaparan diatas bahwa manusia mudah menilai orang dalam ruang lingkup kebaikan bilamana sesuai dengan apa yang ia lihat. Akan tetapi, pernahkah bagi kita menilai orang tetap dalam kebaikan dengan keadaan yang tidak semestinya dapat dikatakan baik. Dari hal ini kita mencoba selalu berprasangka kepada orang lain dalam memberikan penilaian.

Secara naluri manusia dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan yang menghadirkan sebuah pandangan berbeda. Pada bagian tersembunyi dalam diri manusia terdapat hati Nurani yang selalu menginginkan kebaikan bahkan kepada mereka yang selalu bersifat kasar.  

Dengan hati Nurani kita dapat memberikan penilaian untuk tetap baik dalam pandangan terbalik. Ketenangan serta kesucian hati menjadi hal utama agar Nurani tetap sesuai adanya.

 Dengan berbagai sikap manusia dalam berprilaku, kita terus berupaya untuk selalu memberikan penilaian yang baik bagi semua orang. Pemikiran positif terhadap mereka yang berprilaku tidak baik akan memberikan ketenangan dan merasa diri kita tidak jauh lebih baik dari orang tersebut. 

Di lain waktu, ada banyak kemungkinan bagi orang yang belum sadar terhadap perbuatannya akan mendapat titik balik dan menjadi lebih baik dibanding keadaan kita sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun