Â
Tuhan senantiasa menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, walaupun masih saja banyak manusia tidak menyadari hal tersebut. Salah satu bentuk kesempurnaan adanya lawanan dari bentuk lainnya dengan maksud melengkapi antara satu dengan yang lain. Tanpa hal tersebut akan Nampak kekurangan dan kesenjangan dalam hidup.
Pada setiap yang berpasangan akan melahirkan perbedaan. Ada sebuah kecondongan yang Nampak dan tidak dapat disamakan. Serupa halnya dengan manusia dalam perbedaan jenis juga pembawaan. Antara laki laki dan perempuan selalu berada dalam pertentangan. Hal ini tentunya sebagai sarana agar dapat memahami dan mengerti satu sama lain. Pada realita, kaum adam lebih mendominasi dalam berbagai bidang bila disandingkan dengan kaum hawa. Hal ini bukan tanpa alasan. Dilihat dari bentuk fisik dan penggunaan akal lebih dominan secara tidak langsung di serahkan segala pekerjaan diluar kepada laki laki.
Semenjak zaman ibu bahkan lebih jauh dapur dan rumah selalu identik dengan ruang yang diperuntukkan bagi kaum mereka. Sedangkan untuk bekerja terbatas dalam ruang gerak sempit dan tidak lebih dari batas yang cocok bagi laki laki. Dari sini banyak gerakan sebagai bentuk perwujudan kesamaan hak dengan kata lain kesetaraan dalam berbagai hal.
Kesetaraan gender bermula di negeri paman sam. Disaat Para wanita mulai gerah dengan kondisi sosial yang lebih memprioritaskan kaum adam. Sehingga terbentuklah sebuah gerakan dalam bentuk pertentangan yang meanggap lemah dan mendiskrimanisi kaum wanita. Dewasa ini , kesetaraan gender atau kesamaan hak sudah merata dan dapat dilihat wujudnya.
Pekerjaan yang biasanya lebih digeluti kaum adam kini sudah ada wanita yang mengisi tempat tersebut. Posisi strategis bahkan kancah politik sudah mulai disusupi kaum wanita untuk lebih memperjuangkan kaum mereka secara khusus. Semakin bertambah tahun isu ,kesetaraan gender berada pada strata rendah dan kurang menarik untuk dibahas berkelanjutan.
Majunya sebuah peradaban seyogianya harus sejajar dengan perkembangan etika. Hal ini setali dengan kondisi dimana sifat serta tingkahlaku tidak berimbang pada kemajuan zaman. Terlebih dalam bentuk "menghargai " antar sesama. Sifat kasar dan individual lebih Nampak muncul di era yang tidak lagi ramah. Dari sini kita menyadari adanya persaingan agar tetap bertahan di tengah gemelut kehidupan sehingga mulai meninggalkan sisi kebaikan dalam diri manusia. Tidak banyak yang dapat mengaplikasikan hal tersebut, selebihnya akan terjerumus dalam parangkap yang mencelakakan diri sendiri. Dalam masalah seperti diatas akan menghasilkan korban diantara kedua pihak. Kesenjangan sesama jenis merupakan hal lumrah. Tetapi lebih sering antar lawan jenis sehingga mengalahkan yang lebih lemah.
Perasaan menghargai kepada wanita saat ini nampaknya mulai memudar. Terlihat dari maraknya penayangan berita tentang kekerasan dari kaum laki dalam bentuk fisik. Hal ini tentunya sangat jauh dari sikap yang seharusnya jauh dari pikiran dan benak. Selain dalam bentuk fisik kekerasan verbal juga sering telinga kita dengar. Tidak hanya usia orang dewasa, semenjak sekolah formal mulai marak dirasakan. Posisi perempuan seakan akan di nomor duakan demi memperjuangkan hegemoni laki laki.
Semua mengetahui bahwa sejatinya kaum hawa lebih lemah dibandingkan kaum adam dan Tugas semestinya adalah menjaga serta melindingi hak mereka. Menjauhkan segala bentuk kerugian dan kesengsaraan dari perbuatan keliru. faktanya, segelintir kaum adam lebih memanfaatkan kelemahan tersebut sebagai wahana kesenangan pribadi. Pelecehan dan penindasan senantiasa dirasakan salah satu makhluk tersebut. dari sini kita mempertanyakan akan dimana penghargaan tersebut?
Pernah terjadi sebuah kejadian nyata yang diceritakan oleh sahabat penulis bahwa teman dekatnya berada dalam kondisi pingsan setelah menerima pukulan pada bagian kepala dari pacarnya karena sebuah kesalah pahaman. dan ketika disarankan kepada perempuan untuk melaporkan hal tersebut kepada orang tua nya, dia ketimbang menolak daripada sang pacar mendapat balasan dari orang tua perempuan. Dari kisah tersebut kita meyakini betapa mulianya sikap perempuan karena rasa sayang kepada orang yang dicintainya dan begitu kasar perbuatan laki laki tersebut terhadap perempuan yang sanggup menahan pedih perih.
Ada cerita lain dalam ruang lingkup keluarga dimana seorang suami rela menjadikan istrinya melakukan pekerjaan kupu kupu malam demi api kompor yang terus menyala.dari dua kejadian tersebut kita dapat menilai bahwa seorang perempuan yang seharus nya diberikan kasih sayang berbanding terbalik dengan perbuatan yang tidak tergolong sebagai norma.
Di era milenial, antar sesama manusia seharusnya kembali memperkokoh budaya saling menghargai. Terkhusus kepada laki laki dalam sikap hormat kepada wanita demi memuliakan keberadaannya. Sebagai makhluk kita menyadari bahwa setiap orang senantiasa ingin dihargai. Perasaan tersebut sudah seharusnya ada dalam hati kita walaupun orang tersebut tidak memerlukan penghargaan dari orang lain. Dengan berbagai karakter unik pada diri manusia menjadikan perlakuan antar satu dengan satunya tidak mampu disamaratakan.
Sama hal nya dengan sikap menghargai kepada perempuan.kita meyakini bahwa sebuah penghargaan yang kita lakukan akan membawa dampak baik bagi kita dan orang tersebut. salah satu bentuk sederhana kita menghargai perempuan adalah berbicara dengan nada halus dan tidak berkata kasar. Hal ini bukan berdasarkan tanpa alasan, banyak laki laki yang lupa bahwa hal itu akan lumrah ketika berbicara antar sesama lelaki tetapi akan berbeda bilamana melakukan komunikasi terhadap perempuan.
Menghargai perempuan adalah cara kita mengakui keberadaan ia dimuka bumi. dan semua manusia sejatinya ingin dihargai dan mempunyai sikap untuk menghargai. Membiasakan diri untuk menghargai perempuan bukan berarti merendahkan martabat kaum lelaki demi terlihat baik. Disaat diri kita mampu menghargai perempuan menunjukkan bahwa seorang lelaki yang pada dasarnya tegas mempunyai sisi kelembutan dan hati nurani kepada lawan jenis. hadirnya seorang perempuan menjadi penyempurna adanya laki laki. Sosoknya yang condong menggunakan perasaan memberikan pelajaran bagi lelaki bahwa segala persoalan tidak hanya dihadapi dengan logika di otak tapi juga menimbang pada hati.
Bagi mereka kaum lelaki yang menyadari telah melakukan perbuatan keliru dan tidak semestinya ditujukan atas ketidaktahuan kepada perempuan, segeralah berbalik arah untuk memperbaiki diri juga sikap. Karena hakikatnya, mereka berasal dari kaum ibu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H