Mohon tunggu...
Isom Rusydi
Isom Rusydi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Finding Islam, Memberikan Kedamaian dalam Ketidakadilan

5 April 2016   01:05 Diperbarui: 5 April 2016   01:16 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai agama yang damai, Islam mengatur dengan rapi dan rasional perihal perbedaan dalam kepercayaan dalam beragama. Sejauh tidak bertentangan dengan keyakinan dalam bertuhan dan yang menyangkut harga diri umat Islam, Islam menghargai kehadiran agama-agama lain dalam lingkungan Islam yang sudah diatur dengan sangat jelas dalam yurisprudensi Islam (fikih). Mereka (non Islam) akan mendapatkan perlindungan baik harta mupun jiwa, mendapatkan hak-haknya sebagai penganut agama, jika tunduk dalam aturan yang sudah diatur dalam Islam.

Ketika Nabi Muhammad menaklukkan Mekkah, beliau memerintah jangan sampai ada pertumpahan darah dan jangan ada seorang pun yang dibunuh. Rasulullah dengan bijaksana memaafkan apa yang telah dilakukan oleh kafir Mekkah terhadap beliau. Nabi membebaskan dan memaafkan mereka semua. Bahkan, keesokan harinya ketika beliau mendengar ada seorang dari pihak Bani Hudhail yang masih musyrik dibunuh oleh Bani Khuzaah, Rasulullah marah sekali.    

Kebijaksanaan Rasulullah dan kesempurnaan ajaran Islam itulah yang membuat Ghoete tertarik kepada Islam dan menaruh simpati terhadap Nabi Muhammad. Bahkan kekaguman kepada Rasulullah ia abadikan dalam sebuah kumpulan puisi bercorak Persia, West-oestlicher Divan. Di dalamnya sebuah puisi digubah dengan judul Mahomet-Gesang (Nyanyian Muhammad). 

Oleh karenanya, tindakan kurang simpatik yang dilakukan oleh pihak-pihak pembenci Islam adalah salah satu dampak dari ketidakpahaman mereka terhadap ajaran Islam. Oleh karenanya, Islam bukan agama bensin yang mudah terbakar. Tindak kekerasan bukan ciri Islam yang sebenarnya. Islam sampai kapanpun akan terus senantiasa menujunjung tinggi kedamaian dan kerukunan antar penganut agama. Islam akan menghargai dan melindungi hak-hak penganut agama lain selagi tidak menyentuh dalam ranah akidah, prinsip-prinsip dasar Islam, dan kemaslahatan umat Islam. Sebaliknya, Islam akan bertindak tegas—jika itu dirasa perlu—apabila hal-hal yang mendasar dalam Islam diusik atau dilecehkan. Jika Islam menerima perlakuan diskriminatif, sampai kapanpun Islam akan tetap menjadi agama yang cinta damai, santun, dan juga tegas.[]

 

Artikel dimuat di Majalah Ijtihad Edisi 44, Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun