Mohon tunggu...
Isom Rusydi
Isom Rusydi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wanita: Ummu Sulaim VS Pamela Geller, Sebuah Lelucon Akhir Zaman

27 Mei 2015   22:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amirul Mukminin Umar ibnul Khatttab ra. berkata, wanita ada tiga macam. Pertama, muslimah, mukminah, bertakwa, ramah tamah, lemah lembut, membantu keluarga mengatasi beban dan kesulitan serta tidak pernah menyebabkan kesulitan baru. Tetapi yang demikian jarang ada. Kedua, wadah untuk melahirkan dan tidak lebih dari itu. Ketiga, belenggu yang diletakkan Allah swt. untuk menjerat leher siapa saja yang Allah swt. kehendaki.

***

Wanita, ah, sungguh tak selesai-selesai membiacarakan makhluk yang satu ini. Mereka elegan, kasual, menjadi daya tarik, lambang kesempurnaan hidup. Membiacarakannya bagai masuk ke hutan lebat tak berujung. Tak pernah selesai-selesai.

Konon, bangsa Arab jahiliyah memperlakukan wanita dengan sangat tidak hormat. Mereka susah bila mempunyai anak perempuan. Bila demikian dengan sangat sadar mereka mengubur anak yang dilahirkan itu. “Mereka menjadi aib orang tuanya,” jawab mereka jika ditanya tentang aksinya itu. Masyarakat itu juga menjauhi istrinya dan memberikan tempat khusus di pinggiran kota manakala istri mereka datang bulan. Dengan kebodohan yang sangat akut, mereka merasa risih ‘berkumpul’ dengan istrinya itu.

Sebenarnya mereka tidak bodoh. Buktinya banyak di antara bangsa Arab jahiliyah lihai dalam bersyair. Pasar Ukaz adalah tempat favorit mereka meng-hija (mengejek) atau me-madah (memuji) orang-orang. Namun begitu, mereka kering akan pendidikan dan spiritual, sehingga tidak heran dikalangan mereka konon hanya ada 17 orang yang berpendidikan. Itu pun mereka diajar dengan suka rela.

Kembali kemasalah perempuan. Semenjak Islam datang mereka dihormat. Dijunjung. Diberi tempat khusus. Diberi aturan norma khusus dalam syariat dan sebagainya. Mereka menjadi mulia dengan datangnya Islam. Dalam sejarah, kita mengenal Ummul Mukminin Aisyah ra. wanita cerdas yang menjadi rujukan para sahabat dalam permasalahan hukum. Dari beliau banyak hadis diriwayatkan.

Ummu Sulaim binti Malhan, wanita tangguh di kalangan umat Islam. Dia dikenal dengan ketaatan dan kesetiaannya kepada suami. Cintanya kepada Rasulullah saw. sangat besar menjadikannya wanita terhormat di kalangan sahabat. Laila bin Ashim, cucu dari Umar bin Khattab. Abdul Aziz bin Marwan tertarik padanya karena kesalehannya. Dari pernikahan ini lahirlah Umar bin Abdul Aziz ra., khalifah Bani Umayah yang sangat masyhur karena keadilannya. Merekalah wanita-wanita mulia.

Berbeda dengan Ummu Jamil, istri Abu Lahab, seorang yang paling menentang dakwah Nabi saw. bersama rival utamanya, Abu Jahal. Ummu Jamil adalah wanita yang disinggung dalam al-Quran surat al-Lahab sebagai wanita pembawa kayu bakar. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan wanita pembawa kayu bakar adalah karena Ummu Jamil kerap merintangi jalan Nabi saw. dengan memberi jalan tersebut kayu yang berduri.

Baru-baru ini ada Pamela Geller pendiri American Freedom Defense Intiative (AFDI) dan Stop Islamization of America, sebuah organisasi yang menentang hadirnya Islam di Amerika serta rutin menghembuskan isu-isu anti Islam. Mantan analis New York Observer ini adalah penentang utama didirikannya masjid di Ground Zero, lokasi bekas dua gedung kembar di World Trade Center (WTC) New York. Akhir-akhir ini kasusnya mencuat sejak diadakannya pameran “Muhammad Art Exhibit” dan kontes kartun Nabi Muhammad di Kota Garland, Texas Ahad 10 Mei 2015, (baca Majalah Detik edisi 180 11-17 Mei 2015).

Itulah wanita. Dia bisa menjadi terhormat sekaligus menjadi terhina di mata sejarah.

Bagi wanita yang waras, pasti tahu mana yang perlu ditiru dari wanita-wanita di atas.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun