Mohon tunggu...
Ahmad Arpan Arpa
Ahmad Arpan Arpa Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf

Alumnus Unindra-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Writer Enthusias, a ghost writer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis Kecil di Tepi Malam

13 Maret 2023   14:31 Diperbarui: 13 Maret 2023   14:36 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berapi-api malam yang redup
Angin menghempas menelusuri mata yang kosong
Bulan menyaksikan anak yang menghibur ayahnya
Ayah yang meniup umurnya di sepanjang trotoar
Jalanan jadi tempat opname motor
Kadang seharian, kadang pula sepekan
Dan, ada pula ia lupa pemiliknya
Dibiarkannya berdebu, berkarat, dan usang

Buku dan pensil digendongnya sepanjang hari
Mencoba memahami diktat kehidupan
Setiap hari dijejali aneka ragam kebimbangan
Ia menemukan warna baru dalam harinya
Tak hanya hitam, putih, merah, dan ungu
Kini gadis kecil melihat abu-abu di telapak kakinya

Pada pagi belajar mengenal diri
Siang hari praktik menghargai
Di malam waktunya evaluasi diri

Baca juga: Kapitalisme Cinta

Si gadis yang muram
Rembulan menjadi pucat
Si gadis yang ceria
Rembulan pun berbahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Sajak Anak Nakal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun