Janganlah dirisaukan oleh kemungkinan kegagalan yang akan terjadi. Hal itu hanya akan membuat kita merugi. Perhatikanlah tujuan anda, fokus padanya, dan teruslah berorientasi pada tujuan-tujuan tersebut, apapun yang terjadi. Kegagalan memang sesuatu yang selalu terbentang di hadapan kita, tapi, apa yang kita peroleh jika kita selalu ‘menghadap' pada kegagalan itu? Maka tak heran ketika kita ‘hanya' melihat kepada kegagalan yang menghadang, seringkali di saat itulah kita benar-benar menjadi gagal, dan jauh dari tujuan yang seharusnya.
Dalam Neuro linguistic programming (NLP) disebutkan bahwa jika kita mengatakan "saya tidak bodoh", maka otak akan menyerap informasi berupa "saya bodoh". Jika kita meyakini bahwa "saya tidak boleh gagal", maka otak menganggap sebaliknya, "saya boleh gagal". Itulah mengapa kita melihat orang-orang barat selalu bersikap optimis. Ketika mereka gagal menyelesaikan sesuatu, mereka terus berbisik pada dirinya sendiri, "aku bisa.. aku pasti bisa..!". Sikap positif inilah yang akan membuat kita pantang menyerah dan dan tidak berfokus pada kegagalan, melainkan berfokus pada tujuan.
Singkirkan rasa was-was dan prasangka negatif yang senantiasa menghantui. Hilangkan kemungkinan menemui kegagalan dari benak anda, sebab -sekali lagi- itu sungguh tak ada gunanya bagi anda, bahkan bisa berbahaya. Kuatkan keinginan, bulatkan tekad, dan kokohkan kemauan menjelang tujuan. Be positive. Be positive. And be positive! (Ingat, saya tidak mengatakan "jangan berfikiran negatif", tetapi dengan ungkapan "jadilah positif"!).
Ahmad Arafat Aminullah
[Note : Kisah Karl Wallendas di atas disadur dari modul "Pelatihan Psikologi Kepemimpinan" - Oleh Dinas Psikologi Angkatan Darat, Bandung]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H