Mohon tunggu...
Ahmad Amiruddin
Ahmad Amiruddin Mohon Tunggu... Insinyur - Aku Menulis Maka Aku Ada

Engineer, Penggemar Bola, Penggemar Jalan-jalan.| | Blog Pribadi : http://taroada.wordpress.com ||Semua tulisan adalah opini pribadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

St Andrews : Kisah William dan Kate, Bendera Skotlandia dan Golf

8 Januari 2014   20:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_1209" align="aligncenter" width="576" caption="Toko Golf Menjadi toko terbanyak di St Andrews"]

[/caption]

“Home of Golf”, inilah sebutan untuk Old Course di kota St. Andrews. Lapangan golf dengan sebuah jembatan kecil ditengahnya menjadi salah satu landmark kota ini.

[caption id="attachment_1214" align="aligncenter" width="576" caption="Old Course dan Jembatan yang menghiasi Kartu Pos di St Andrews"]

[/caption] Pertandingan golf di Old Course sudah diselenggarakan sejak tahun 1400-an. Golf kemudian menjadi makin populer di Skotlandia sampai tahun 1457, sebelum dilarang oleh King James II of Scotland. Kemudian pada tahun 1502 King James IV menyenangi golf dan membolehkan kembali. [caption id="attachment_1206" align="alignnone" width="576" caption="Old Course"]
AA1-DSC_0285
AA1-DSC_0285
[/caption] Old Course menjadi tuan rumah Open Championsip, yang merupakan turnamen golf utama dunia saat ini. Meskipun sebenarnya penyelenggaraan Open Championsip yang pertama tidak diselenggarakan di Old Course St. Andrews namun di Prestwick, Glasgow. Old Course sudah menjadi tuan rumah Open Championship sebanyak 28 kali dan mendapat giliran setiap lima tahun sekali. Tiger Woods dua kali menjadi juara di Old Course yaitu tahun 2000 dan 2005.

***

Matahari beranjak menjauh, kami melangkahkan kaki menuju ke West Sand. Angin kencang musim dingin membuat kami tak bisa berlama-lama di Pantai.

Kereta pulang saya lebih lambat sejam dibanding teman-teman lainnya. Menunggu kereta dalam ruang tunggu tanpa double glaze adalah pekerjaan yang membosankan dan mendinginkan. Tepat pukul 18.30, kereta dari arah Dundee merapat ke stasiun Leuchars. Kursi saya nomor 22F. Dua orang duduk berhadapan di empat kursi yang tersedia. Empat kaleng bir yang sudah kosong, empat botol kecil minuman beralkohol kosong, tiga botol besar wisky, wine dan vodka yang hampir habis memenuhi meja. Saya tetap harus duduk di kursi yang sudah tertera, saya masuk dalam arena dan duduk dekat jendela. Dua orang ini telah mabuk, ngomongnya ngelantur. Mereka bertanya pertanyaan yang sama berulang kali, kadang-kadang sopan, kadang-kadang intimidatif, kadang-kadang rasis, tentang agama, tentang bom, tentang fundamentalis, tentang tujuanku kesini, kemudian pindah topic lagi tentang keluarga, tentang anak, tentang pekerjaan. Kemudian secara hampir bersamaan mereka ke toilet, dan pulang dengan muka lebih segar, kali ini pertanyaannya berulang kembali. Saya menjawab dengan senyum.

Ketika gerbong merapat ke Waverley station, saya keluar dengan perasaan campur aduk, yang saya sendiri tak tahu menggambarkannya. Seorang penumpang lain yang baru keluar, melangkah dengan simpatik, mendekat dan menepuk pundakku. Suara orang mabuk tadi pasti memenuhi gerbong yang berisi orang-orang yang duduk diam menikmati perjalanan.

Salam dari Edinburgh

Sumber : Link 1,2,3,4,5,6,7, 8

Baca Juga :

Tahun Baru 2014 di Edinburgh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun