A.Filsafat Sebagai Ilmu Dan Metode Berfikir
Mempelajari filsafat dapat disamakan dengan mencari sesuatu yang amat kecil yang warnanya sepekat ruang tempat berada atau hilangnya''. Permyataan ini cukup memberikan gambaran kepada mahasiswa bahwa mempelajari filsafat tidak mudah dan bahayanya sangat abstrak dan umum hasil pemikiran atau spekulasi manusia. Salah satu definisi filsafat adalah sesuatu konsep tidak mungkin berdiri sendiri dan selalu dikaikan dan berkaitan dengan latar belakang filsafat dan kebudayaan nya.
Filsafat sebagai metode berfikir, salah satu daya jiwa manusia yang paling dapat dipercaya dan yang telah menghasilkan ilmu filsafat adalah fikir dan fikiran. Berfikir filosofis terdiri atas berfikir sinoptis, berfikir spekulatif dan berfikir reflektif. Berfikir sinoptis adalah berpikir merangkum, yaitu penarikan kesimpulan umum dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dalam suatu postulat atau aksiomata melalui proses abstraksi dan generalisasi. Berpikir reflektif adalah kebalikan dari berfikir sinoptis, dimana dari suatu kasus peristiwa individual diajukan berbagai macam teori dan asumsi atau spekulasi untuk bidang dan masalah kehidupan yang lain.
Filsafat sebagai sistem pemikiran, filsafat dalam pengertian sistem mempunyai tiga aspek dimana aspek yang satu dengan yang lain berkaitan. Tiga aspek atau kategori metafisika yang menjawab masalah osmologi dan ontologi; ethika yang menjawab persoalan nilai norma tingkah laku manusia, kategori logika yang menjelaskan sumber, alat dan kriteria ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berfikir logis rasional.
Bahaya mempelajari filsafat ialah bahwa devisa filosofis memberikan akibat fatal dalam kenyataan tingkah laku manusia, kenyataan hidup dan penghidupannya, baik secara atau sebagai individu atau warganegara. Tidak hanya itu bahaya dari mempelajari filsafat yaitu bahwa dengan selesainya matakuliah filsafat, manusia merasa telah memiliki " jiwaa" ilmu filsafat, telah mampu "berfikir filsof " bahkan mengangkat dirinya sebagai filsof.
B.Ilmu Filsafat Pendidikan
Ilmu filsafat pendidikan harus dipelajari oleh setiap guru dan pendidik, mengapa itu perlu? Ilmu filsafat pendidikan di perlukan karena bahwa setiap manusia individu harus bertindak , termasuk bertindak dalam pendidikan, secara sadar dan teraah tujuan yang pasti serta atas keputusan atas dirinya sendiri. Setiap manusia yang hidup tentu memiliki filsafat hidup, demikian pula manusia yang hidup dalam dunia pendidikan harus memiliki filsafat pendidikan yang merupakan "guidepost" , tonggak papan penunjuk jalan sumber dasar, tujuan tindakan dan tanggung jawabnya dalam pendidikan.
Dalam filsafat pendidikan mempunyai kategori-kategori diantaranya : filsafat pendidikan akademis-skolastik, filsafat religios theistis, filsafat pendidikan sosial politik.
a.Kategori filsafat pendidikan akademis-sekolastik meliputi dua kelomok yaitu tradisional dan kelompok progesif
b.Kategori filsafat religious theistis meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri atas empat besar agama di dunia ini, dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing.
c.Kategori filsafat pendidikan sosial politik, kategori ini dalam sejarah nya dikenal bermacam aliran yaitu humanism,nasionalisme, liberalisme, sekularisme, fascism, dan sosialisme.
Dalam filsafat pendidikan juga memiliki kriteria kualifikasi. Yang dimaksud dengan kriteria kualifikasi disini adalah kriteria memenuhi syarat, lengkap tidaknya suatu aliran sistem filsafat pendidikan tertentu, dan bukanya baik tidaknya, benar tidaknya suatu aliran atau sistem filsafat pendidikan.Oleh sebab persoalan terakhir ini relative ditentukan oleh keputusan bathin masing-masig guru, pendidik atau individu.
Adapun kriteria kualifikasi filasafat pendidikan, artinya memenuhi persyaratan secara lengkap, dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.Menyelesaikan problem esensial filsafat pendidikan :
1). Merumuskan secara tegas sifat hakekat pendidikan
2). Merumuskan sifat hakekat manusia sebagagai subyek dan objek
3). Merumuskan secara tegas hubungan antara agama, filsafat dan kebudayaan
4). Merumuskan hubungan antara filsafat, filasafat pendidikan dan theori pendidikan
5). Merumuskan hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
6). Merumuskan sistem nilai norma, atau isi moral pendidikan'.
b. Harus bersifat terbuka untuk dikenal kritik evaluative tentang segi kebaikan dan kelemahannya
c. Filsafat pendidikan harus masih menempakan individu denan " freedom of choice " nya atau memberi kesempatan kepada individu untuk berpikir kritis dan reflektif, dan tidak berpikir secara dogmatis atau tradisional.
Beberapa nilai manfaat yang mungkin dapat diperoleh dengan jalan mempelajari filsafat pendidikan, diantaranya sebagai berikut :
1.Memberi kesempatan kepada kita membiasakan diri untuk mengadakan perenugan mendalam, atau berteori, betapa pun kurang atau belum sempurnanya teori tersebut.
2.Membiasakan kita berfikir kritis dan reflektif terhadap problem-problem kehidupan dan penghidupan manusia.
3.Memberikan pengertian yang mendalam akan problema-problema esensial dan dasar-dasar pertimbangan mana yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan problema pendidikan
4.Memerikan kesempatan pada penddik atau guru untuk meninjau kembali pandangan filsafat pendidikan yang selama ini diyakininya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H