Menurut sistemnya ilmu pengetahuan dibedakan sebagai berikut :
1.Ilmu-ilmu murni berhadapan dengan ilmu-ilmu pengalaman ( empiri ). Ilmu-ilmu murni berdiri sendiri, lepas dari empiri, misalnya matematika.
2. Ilmu-ilmu pengalaman, obyeknya adalah gejala kehidupan, misalnya : alam, gejala-gejala hidup atau situasi pendidikan.
A.Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Yang Normatif
Ilmu pendidikan identik berurusan dengan soal siapakah " manusia" itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia biasanya termasuk bidang filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktk-praktek pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nila-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pedidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan. Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma utuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktek pendidikan.
Eropa Barat mempunyai pandangan tentang manusia sebagai berikut:
Manusia adalah makhluk berpikir, akal sebagai pangkal tolak. Dengan akal manusia menghasilkan pengetahuan. Mengingat pada John Locke bapak Empirisme yang sangat mementingkan pengaruh pendidikan atas dasar teori tabularas. Bahwa ada nilai-nilai tertentu yang menjadi norma, misalnya pengetahuan yang merupakan norma bagi pelaksanaan pendidikan.
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pandangan manusia seseorang atau sesuatu bangsa itulah yang dijadikan norma atau kriteria untuk mendidik. Dan norma ini biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikan. Dengan demikian ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi seseorang. Sedang nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif. Maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H