Mohon tunggu...
Ahmad Rhoma Akbar
Ahmad Rhoma Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan - Pengendara Sepeda Motor - Pengendara Roda Empat - Mencoba Menulis Ringan

--oOo-- Akuntan Itu Tidak Membosankan --oOo---

Selanjutnya

Tutup

Music

Menakar Sustainability Karya-karya Ahmad Dhani Melalui Analisa Data Kuantitatif Platform Music Streaming Spotify

16 Maret 2023   18:44 Diperbarui: 16 Maret 2023   22:52 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Legendaris untuk Keberlanjutan Karya Musisi

                                                                                                                                 

Dalam arti luas, sustainability atau keberlanjutan mengacu pada kemampuan untuk mempertahankan atau mengupayakan suatu aktifitas secara terus menerus dari waktu ke waktu. Dalam konteks dunia usaha, business sustainability adalah suatu usaha yang mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang dan memiliki sifat berkelanjutan. Business sustainability merupakan sebuah konsep bisnis yang tidak hanya fokus pada mencari keuntungan, namun juga memastikan sumber daya alam dan lingkungan tetap terjaga dan tersedia sehingga aktivitas bisnis dapat tetap berlangsung terus menerus.

Dalam dunia musik, kita mengenal istilah legendary musician (musisi legendaris) yang mengacu kepada musisi yang telah menciptakan atau mengubah genre, mengubah bentuk musik, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi atau menghasilkan karya-karya yang populer dan abadi. The Beatles mungkin adalah nama yang pertama terlintas di otak saya jika diminta untuk menyebutkan nama musisi legendaris. Hal ini ini dikarenakan karena karya-karya mereka yang tetap bergaung hingga saat ini dan mempengaruhi banyak musisi-musisi lain.

Legendaris dalam dunia musik memiliki salah satu karakteristik dari sustainability, yaitu eksistensi dan output (karya musik) yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. 

Dalam industri musik Indonesia kita mengenal Legend Award dan Lifetime Achievement Award, yang dilakukan melalui proses seleksi oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia, yang diberikan setiap tahunnya khusus untuk orang-orang yang berjasa dalam perkembangan musik. Sebagaimana ditulis dalam buku “Manunggaling DEWA Ahmad Dhani”, pengamat musik Remy Soetansyah menyatakan bahwa Ahmad Dhani bisa menjadi life time legend. Jika memakai parameter BASF Awards (sekarang AMI Awards), misalnya, hampir semua syarat untuk dinobatkan menjadi life time legend telah dipenuhi. Kontribusinya jelas, dia pernah membesarkan Reza, Agnes Monica, dan Ratu. Dan persyaratan untuk mendapat kategori life time legend, seorang musisi kalau sudah aktif berkarya selama 20 tahun.

Buku “Manunggaling DEWA Ahmad Dhani” ditulis pada tahun 2005 atau 17 tahun yang lalu. Ahmad Dhani masih berkarya hingga saat ini dan kontribusinya pun terus bertambah sejak buku tersebut ditulis. Sebut saja musisi-musisi yang dibesarkan dalam naungan Republik Cinta Management (RCM) yang dipelopori oleh Ahmad Dhani seperti Dewi-Dewi, Maha Dewi, Maha Dewa, TRIAD, the Virgin, Mulan Jameela dan the Lucky Laki. Belum lagi kontribusinya sebagai juri dalam ajang pencarian bakat yang melahirkan banyak penyanyi-penyanyi baru yang saat ini mewarnai dunia musik di Indonesia.  

Namun tidak hanya Ahmad Dhani yang telah berkarya selama lebih dari 20 tahun. Banyak musisi-musisi lain seangkatan yang masih berkarya hingga saat ini, memiliki kontribusi terhadap dunia musik di Indonesia dan karya-karyanya masih banyak dinikmati hingga sekarang. Jika hanya mengacu pada parameter kurun waktu 20 tahun dan kontribusi terhadap dunia musik, maka banyak musisi-musisi lain yang juga berhak berpredikat sebagai musisi legendaris.

Predikat musisi legendaris seharusnya bukan sebuah predikat yang mudah dicapai hanya karena terpenuhinya “persyaratan administratif” seperti berapa tahun telah berkarya. Menjadi legendaris sejatinya melampaui definisi, parameter atau hal-hal lain yang terukur. Waktu yang akan membuktikan apakah seorang musisi dan karya-karyanya akan menjadi bertahan dalam waktu yang lama di kemudian hari.

Memanfaatkan Data Platform Spotify untuk Mengukur Keberlanjutan Karya Musisi

 

Sebagaimana judul tulisan ini, penulis menawarkan sebuah sudut pandang untuk menakar apakah seorang Ahmad Dhani telah melahirkan karya-karya yang keberlanjutan (sustainable) setidaknya sampai dengan saat ini setelah berkarya kurang lebih 30 tahun. 

Dengan tanpa maksud untuk mengecilkan eksistensi dan kontribusi personil DEWA 19 yang lain, penulis menggunakan diskografi DEWA 19 untuk merepresentasikan karya-karya Ahmad Dhani. Kebesaran DEWA 19 hingga saat ini tidak lepas dari figur Ahmad Dhani yang berperan sentral dan dominan dalam mengendalikan arah perjalanan DEWA 19. Sebagian besar lagu DEWA 19 diciptakan oleh Ahmad Dhani, serta perannya sebagai music arranger, produser, manajemen dari band ini. Ahmad Dhani adalah seorang individu sekaligus entitas DEWA 19 itu sendiri, karena kapasitas dan kontribusinya terhadap DEWA 19 melebihi hanya jika dilihat sebagai personil band.

Penulis menggunakan pendekatan statistik untuk menganalisa data kuantitatif yang terekam di platform music streaming Spotify yaitu Jumlah Follower, Jumlah Pendengar Bulanan (Monthly Listeners) dan Jumlah Streaming Lagu Top 10.

Mengapa memilih Spotify? Saat ini kita sedang berada di era digital, digitalisasi telah mengevolusi berbagai hal, termasuk cara mengakses dan menikmati musik. Siklus pemutar musik tradisional seperti kaset pita dan CD telah berakhir. Pemutar musik tradisional sudah tidak diproduksi lagi secara masal, kaset atau CD pun sudah tidak dijual secara masal dalam pasar yang normal. Smartphone saat ini merupakan perangkat teknologi mainstream untuk berkomunikasi dan mengakses konten hiburan, termasuk menikmati musik melalui aplikasi music streaming.

Spotify adalah aplikasi music streaming yang dapat diakses oleh hampir semua smartphone operating system, tidak hanya eksklusif untuk operating system tertentu misal Android atau Apple IOS. Berdasarkan data statistik tahun 2022 dari Midia Research sebagaimana ditulis di www.musicalpuruits.com, total pengguna aktif Spotify di seluruh dunia adalah 406 juta pengguna aktif.  Spotify memiliki market share music streaming tertinggi yaitu 31%. Kemudian diikuti oleh Apple Music (15%), Amazon Music (13%), Tencent Music (13%) dan Youtube Music (8%).

Tabel berikut ini merangkum jumlah follower dari beberapa band besar di Indonesia yang telah berkarya lebih dari 20 tahun yang terekam di platform Spotify dan Langit Musik, penyedia platform music streaming lokal. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini jumlah follower yang terekam di platform Spotify untuk setiap musisi jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Langit Musik.

Tabel 1 – Jumlah Follower Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotify dan Langit Musik

Berdasarkan pencapaian market share tertinggi secara global dan perbandingan dengan penyedia platform music streaming lokal, maka data yang terekam di Spotify lebih reliable untuk mewakili populasi penikmat musik di Indonesia.

Selanjutnya penulis melakukan komparasi DEWA 19 dengan 5 band besar lain yang sama-sama telah berkarir lebih dari 20 tahun, memiliki genre musik yang sama dan masih eksis hingga saat ini yaitu Slank, Gigi, Padi, Sheila On 7 dan Noah (dahulu Peterpan). Pendekatan perbandingan data DEWA 19 dengan 5 band besar lain dilakukan dengan tujuan:

  • Mendapatkan segi-segi persamaan dari data keenam band besar ini untuk memperoleh keyakinan bahwa data dari platform Spotify cukup reliable untuk dijadikan sebagai sumber data untuk penarikan kesimpulan. Data jumlah pendengar dan diskografi setiap band yang terekam harus menunjukkan bahwa Spotify cukup mewakili populasi penikmat musik di Indonesia dan karya-karya dari band-band tersebut telah terkurasi secara lengkap di platform Spotify.
  • Memperoleh data kuantitatif untuk mendukung pengambilan kesimpulan yang objektif untuk mengukur tingkat keberlanjutan atas karya musik. 

   

Sebagai catatan, karena pernah terjadi penggantian nama pada band DEWA 19 dan NOAH, ada 2 nama terdaftar di Spotify untuk kedua band ini, yaitu DEWA dan DEWA 19. Sama halnya dengan band besutan Ariel, NOAH dan PETERPAN keduanya terdaftar di Spotify. Untuk menghindari duplikasi penulis hanya menggunakan data jumlah follower dari DEWA 19 dan NOAH. Dengan asumsi follower DEWA juga adalah follower DEWA 19.  Dan follower PETERPAN juga adalah  follower NOAH.

Berikut adalah data pendengar Spotify atas keenam band tersebut.

Tabel 2 – Jumlah Follower, Jumlah Pendengar Bulanan dan Jumlah Streaming Lagu Top 10 Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotify

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

1. Jumlah Follower

Di antara keenam band, Band Sheila On 7 memiliki follower terbanyak di platform Spotify, yaitu sejumlah 5,89 juta orang dengan selisih lebih yang terpaut cukup jauh dibandingkan dengan kelima band lainnya. DEWA 19 menyusul di urutan kedua dengan jumlah follower sebesar 3,21 juta dan diikuti oleh NOAH (2,99 juta), SLANK (1,81 juta), PADI (1,67 juta) dan GIGI (0,64 juta).

Kemungkinan besar terdapat follower yang mengikuti beberapa band secara bersamaan. Namun hal ini tidak mempengaruhi hasil analisa, karena selama follower ini juga menikmati terus karya-karya sebuah band, maka sebenarnya telah berkontribusi terhadap keberlanjutan band-band ini.

Kita akan mendapatkan kesimpulan yang lebih jauh untuk tujuan yang lebih spesifik jika memiliki akses ke informasi follower yang lebih detail seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat penghasilan atau detail-detail lain. Misalnya berapa rentang usia terbanyak dari follower atau berapa rata-rata penghasilan dari follower. Informasi-informasi ini tentu sangat akan berguna untuk menentukan harga tiket konser yang sesuai affordable bagi para follower namun tetap profitable, sehingga jika band-band ini mengadakan konser akan selalu penuh dan menghasilkan keuntungan bagi penyelenggara.

 

2. Jumlah Pendengar Bulanan (Monthly Listeners)

Jumlsh pendengar bulanan (monthly listeners) adalah data kuantitatif yang disediakan oleh Spotify yang menunjukkan jumlah pendengar yang memutar lagu dalam 28 hari terakhir. 

Berdasarkan data yang dirangkum, SHEILA ON 7 juga menempati urutan pertama dalam hal jumlah pendengar bulanan yaitu sejumlah 4.15 juta, diikuti DEWA 19 di urutan kedua sejumlah 3.53 juga, kemudian diikuti oleh NOAH (2,20 juta), PADI (1,62 juta), SLANK (0,86 juta) dan GIGI (0,78 juta).

Data pada tabel di atas menunjukkan jumlah pendengar dalam kurun waktu 28 hari terakhir. Data dengan rentang periode yang lebih lama akan sangat membantu para musisi untuk melakukan analisa lebih jauh yang dapat membantu mereka untuk melakukan evaluasi dan strategi untuk mempertahankan eksistensi dan sustainability karya-karya mereka.

Sebagai contoh dengan menggunakan data monthly listeners DEWA 19 dalam tiga bulan terakhir kita mungkin mendapati jumlah monthly listeners satu bulan terakhir lebih tinggi daripada dua atau tiga bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan DEWA 19 dalam satu bulan terakhir memulai rangkaian Konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya berskala stadium yang diawali dengan konser dengan venue di Jakarta International Stadium pada tanggal 4 Februari 2023.

Kenaikan jumlah monthly listeners di bulan terakhir jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya mengindikasikan bahwa rangkaian tur konser tersebut efektif untuk membuat para follower kembali memutar lagu-lagu DEWA 19 melalui Spotify dan menjaga keterikatan follower dengan band ini. Hal ini berarti konsep, timing, stage performance, marketing strategi dan hal-hal lain yang terlibat dalam pelaksanaan konser ini telah tepat dan efektif. Selain monthly listeners, tentu saja banyak parameter-parameter lain untuk melihat efektifitas sebuah konser seperti hasil jumlah tiket yang terjual, tingkat kepuasan penonton setelah konser, animo penggemar pada konser-konser berikutnya dan lain-lain.

 

3. Jumlah Streaming Top 10

Informasi lain yang tersedia di Spotify adalah Jumlah Streaming, yaitu jumlah berapa kali sebuah lagu telah diputar. Spotify menghitung satu kali putar jika sebuah lagu telah dimainkan selama minimal 30 detik. Jika sebuah lagu diputar kurang dari 30 detik. Spotify menyediakan data jumlah streaming untuk sepuluh lagu terpopuler (Top 10) dari setiap musisi.

Berdasarkan data yang dirangkum, SHEILA ON 7 juga menempati urutan pertama untuk jumlah streaming Top 10 yaitu sejumlah 440,23 juta, kemudian diikuti oleh DEWA 19 di urutan kedua sejumlah 395,94 juta, lalu diikuti oleh NOAH (392,57 juta), PADI (193,88 juta), SLANK (109,45 juta) dan GIGI (62,79 juta).


Chart 1 – Jumlah Follower dan Pendengar Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotif

Berdasarkan data Jumlah Follower, Monthly Streaming dan Streaming Top 10 yang dirangkum, penulis mencatat Spotify telah merekam data pendengar musik dan karya-karya musisi dengan jumlah yang tinggi dan lengkap berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

  • Diskografi setiap musisi telah terkurasi cukup lengkap dan akurat. Seluruh karya-karya dari musisi telah terekam secara lengkap di platform ini. Hanya saja saya mendapati album-album awal band GIGI yang dirilis sebelum tahun 1998 (Angan, Dunia, ¾ dan 2x2) tidak tersedia di platform Spotify. Namun saya juga mendapati bahwa album-album tersebut juga tidak tersedia di platform Apple Music. Yang menarik adalah saya mendapati album Dunia dan ¾ tersedia di platfom Langit Musik.
  • Seperti telah disebutkan sebelumnya pada tulisan ini, jumlah follower yang terekam di platfom Spotify jauh lebih tinggi dibandingkan platform music streaming lain. Dengan kata lain, Spotify menjadi platfom music steaming yang populer dan dipilih oleh sebagian besar penikmat musik sehingga data-data yang terekam di Spotify cukup reliable untuk dijadikan data dalam analisa untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang lebih jauh dan spesifik. 

Engagement Rate Follower sebagai Salah Satu Parameter Keberlanjutan Karya Musisi

Selanjutnya dari ketiga data Jumlah Follower, Monthly Listerners dan Jumlah Streaming 10 Lagu Populer penulis melakukan analisa data-data untuk menemukan korelasi antara data-data tersebut untuk menghasilkan sebuah kesimpulan.

Penulis melakukan analisa untuk mengukur tingkat keterikatan (Engagement Rate) para follower terhadap karya band-band ini. Engagement Rate adalah metrik dasar yang digunakan dalam pemasaran media sosial untuk mengukur kinerja sebuah konten pada platform media sosial. Engagement Rate digunakan untuk mengukur keterlibatan audiens (dalam hal ini Follower) dengan konten yang ditawarkan oleh influencer (dalam hal ini adalah musisi).

Bentuk interaksi audiens untuk mengukur Engagement Rate antara platform yang satu dengan platform yang lain berbeda, tergantung pada konteks dan media yang terlibat. Berikut adalah beberapa contoh interaksi untuk mengukur Engagement Rate.

Jenis Media

Bentuk Interaksi

Website

Scroll depth, lama rata-rata pengunjung di sebuah halaman web, tampilan halaman rata-rata, bounce rate, jumlah berapa kali website dibagikan (shares)

Media sosial

Jumlah likes, shares dan komentar untuk masing-masing konten

Facebook

Reaksi, klik, komentar dan shares

Instagram

Likes dan komentar untuk masing-masing setiap postingan

Twitter

Retweet, komentar dan likes

LinkedIn

Interaksi, klik, jumlah follower dan jumlah konten yang dipost

Dalam konteks music streaming bentuk interaksi audiens terhadap karya musisi adalah seberapa sering mereka mendengarkan lagu-lagu karya musisi yang mereka follow. Bentuk interaksi audiens di platform Spotify adalah jumlah pendengar bulanan (monthly listeners) dan jumlah streaming. Semakin sering follower mendengarkan lagu menunjukkan keterikatan yang lebih tinggi dengan karya musisi yang mereka follow.       

Hal yang harus menjadi perhatian adalah Engagement Rate yang baik tidak hanya memiliki frekuensi interaksi yang tinggi pada saat ini, tetapi juga harus terjadi secara konsisten dalam kurun waktu yang lama yang mengindikasikan adanya keberlanjutan.

Sebagai contoh jumlah  streaming lagu musisi baru mungkin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan keenam band yang saya sebutkan di atas yang sudah lama malang melintang di industri musik Indomesia. Tingginya jumlah streaming musisi baru bisa jadi dikarenakan lagu yang baru mereka rilis sedang menjadi hits saat ini, memiliki lirik dengan gaya dan tata bahasa yang sesuai dengan konteks zaman sekarang, dibawakan oleh penyanyi yang masih fresh, memiliki sound dan warna musik serta genre yang sesuai dengan zaman sekarang. Namun, bagaimana dengan 20 atau 30 tahun kemudian? Apakah follower yang menikmati lagu mereka saat ini akan masih mendengarkan ulang lagu yang sama 20 atau 30 tahun kemudian. Sebuah lagu dikatakan mencapai titik sustainability ketika lagu tersebut masih didengarkan terus menerus dan berulang-ulang hingga beberapa waktu ke depan.

Kerja keras seorang musisi untuk menghasilkan karya yang memiliki sustainability yang tinggi tidak berhenti hanya dengan menciptakan lagu bagus yang diterima pasar pada suatu masa. Tapi juga melakukan upaya untuk membuat lagu-lagu tersebut terus didengar, tetap fresh dan relevan untuk jangka waktu yang panjang, serta untuk meraih pendengar-pendengar baru yang membuat hasil karya mereka tetap ada di beberapa masa ke depan. Jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk terus membuat fresh dan relevan, maka sebuah lagu bagus hanya akan didengar di masa depan sebagai sebuah lagu nostalgia. Nostalgia terikat dengan waktu, ketika pendengar yang memiliki keterikatan dengan lagu tersebut tutup usia, maka lagu tersebut pun akan berhenti bergaung dan hanya menjadi catatan sejarah, itupun kalau lagu tersebut layak dicatat dalam sejarah.    

Penulis melakukan analisa berdasarkan tiga available data di platform Spotify yaitu data Jumlah Follower, Jumlah Pendengar Bulanan (Monthly Listeners) dan Jumlah Streaming Lagu Top 10 untuk mendapatkan Engagement Rate. Dengan melihat korelasi antar ketiga data tersebut, kita dapat memperoleh dua tipe Engagement Rate sebagai berikut:

1. Engagement Rate atas Aktivitas Mendengarkan Lagu per Bulan yang dihasilkan melalui perhitungan sebagai berikut:

 

Engagement Rate atas Aktivitas Mendengarkan Lagu per Bulan =       Monthly Listeners 

                                                                                                                                              Jumlah Followers

                                            

Dengan membagi Jumlah Pendengar Bulanan dengan Jumlah Followers kita akan memperoleh frekuensi rata-rata berapa kali satu orang follower mendengarkan lagu dari musisi yang mereka follow selama 28 hari terakhir. Semakin sering mendengarkan, menunjukkan tingkat keterikatan yang tinggi terhadap karya-karya dari musisi yang diikuti oleh para follower.

2. Engagement Rate Jumlah Pemutaran (Streaming) Lagu yang dihasilkan melalui perhitungan sebagai berikut.

Engagement Rate Jumlah Pemutaran (Streaming) Lagu           =             Jumlah Streaming Top 10 

                                                                                                                                            Jumlah Followers

                                            

Dengan membagi Jumlah Pemutaran (Streaming) dengan Jumlah Followers kita akan memperoleh jumlah rata-rata lagu-lagu karya seorang musisi diputar per  follower. Semakin tinggi jumlah streaming, menunjukkan tingkat keterikatan yang tinggi terhadap karya-karya dari musisi yang diikuti oleh para follower.

Berikut adalah tabel dan chart yang dilengkapi dengan hasil perhitungan Engagement Rate-Aktivitas Mendengarkan Lagu per Bulan dan Engagement Rate-Jumlah Pemutaran (Streaming) Lagu.

Tabel 3 – Engagement Rate Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotify

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Tabel di atas menunjukkan untuk Engagement Rate-Aktivitas Mendengarkan Lagu per Bulan, band Gigi memiliki rate tertinggi yaitu sebesar 1,22, kemudian diikuti oleh Dewa 19 pada urutan kedua sebesar 1,1 dan selanjutnya diikuti oleh Padi (0,97), Noah (0,74), Sheila on 7 (0,70) dan Slank (0,48).

Untuk Engagement Rate-Pemutaran Lagu Top 10, band Noah memiliki rate tertinggi yaitu sebesar 131, kemudian diikuti oleh Dewa 19 pada urutan kedua sebesar 123 dan selanjutnya diikuti oleh Padi (116), Gigi (99), Sheila on 7 (75) dan Slank (61).


Chart 2 - Engagement Rate Sheila on 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platfrom Spotify

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Tabel dan chart di atas menunjukkan bahwa jumlah follower tidak selalu berbanding lurus dengan engagement rate. SHEILA ON 7 memiliki jumah follower paling tinggi namun engagement rate-nya bukan yang tertinggi. Hal ini menunjukkan tidak seluruh follower mereka memutar lagu-lagu mereka dalam 28 hari terakhir. Sama halnya dengan SLANK, band ini memiliki jumlah follower di urutan keempat, namun memiliki engagement rate di urutan akhir.

Sebaliknya GIGI memiliki jumlah follower paling rendah, namun memiliki engagement rate yang tinggi. Data-data band PADI dan NOAH juga menunjukkan situasi yang sama, dimana jumlah follower mereka bukan yang tertinggi, namun memiliki engagement rate yang tergolong tinggi.

Data-data DEWA 19 menunjukkan hubungan yang konsisten dan berbanding lurus. Jumlah follower berbanding lurus dengan engagement rate.

Selanjutnya penulis melakukan scoring untuk mendapatkan perbandingan dan peringkat antara keenam band ini sebagai gambaran awal mengenai tingkat sustainability yang dihasilkan dari korelasi antara jumlah followers, interaksi followers dan keterikatan mereka dengan karya-karya musik dari musisi yang mereka follow.

Berikut adalah tabel scoring data pendengar keenam band ini di platform Spotify.

  

 Tabel 4 – Scoring data follower Sheila On 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotify      

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Tabel di atas menunjukkan Dewa 19 ada di urutan pertama dengan total score 25, diikuti oleh Sheila On 7 dengan total score 22, kemudian diikuti oleh Noah (21), Padi (16), Gigi (12) dan Slank (9).

DEWA 19 menunjukkan konsistensi dan hubungan yang berbanding lurus antara jumlah follower dengan engagement rate. Salah satu kesimpulan yang mungkin bisa diambil adalah bahwa karya-karya yang dihasilkan, konsep, branding dan hal-hal lain terkait dengan aktivitas seni dan manajemen band ini telah tepat dan efektif, paling tidak sampai dengan saat ini untuk membuat para followernya terikat dengan lagu-lagu band ini.

Secara umum hasil karya keenam band ini masih memiliki sustainability yang baik setidaknya hingga saat ini. Kita sedang membicarakan lagu-lagu yang diciptakan dua sampai tiga dekade yang lalu dan masih aktif didengarkan hingga saat ini.

Dan ini bukanlah hal yang mudah, mengingat musik adalah sebuah produk sekaligus instrumen sosial yang dipengaruhi budaya dan perubahan tata nilai, teknologi yang selalu berkembang, kebiasaan-kebiasaan baru yang dapat mempengaruhi preferensi dan prioritas orang untuk menikmati musik. Frekuensi orang mendengarkan musik saat ini mungkin jauh lebih rendah dibandingkan dua puluh tahun yang lalu karena alternatif media untuk memenuhi kebutuhan hiburan pada saat ini lebih banyak. Orang mungkin menghabiskan waktu lebih lama untuk membuka Tiktok dan Instagram dibandingkan mendengarkan musik.

Selain faktor sosial, dalam beberapa hal faktor biologis pun dapat mempengaruhi sustainability karya seni. Faktor usia, kesehatan dan perubahan fisik dapat mempengaruhi preferensi pendengar musik. Sebagai contoh 25 tahun lalu saya menggemari band bergenre alternative rock dan grunge semacam Nirvana, Silverchair, Pearl Jam, Live atau Smashing Pumpkin. Dalam seminggu saya bisa beberapa kali memutar ulang lagu band-band ini selama perjalanan pulang sekolah.

Saat ini saya masih menggemari band-band ini dan menyimpan lagu-lagu mereka di music library smartphone saya, namun sudah jarang saya sekali putar. Hanya sesekali saja, terkadang ter-trigger ketika melihat pengamen di lampu merah mengenakan t-shirt band-band ini. Bagi saya, lagu-lagu bergenre alternative rock dan grunge sempurna untuk didengarkan dengan outfit kaos lusuh, jeans belel dan sepatu converse. Namun 25 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk membuat distori pada lagu-lagu bergenre alternative rock dan grunge menjadi kurang terdengar nyaman di telinga saya, kurva yang mulai terbentuk pada bagian perut pada kaos yang saya pakai, celana jeans yang mengetat di bagian paha dan tapak kaki yang tampak lebar dan pipih ketika saya mengenakan sepatu converse menurunkan mood saya untuk mendengar lagu-lagu alternative rock dan grunge.                   

Selain faktor eksternal, faktor internal dari muisis pun dapat mempengaruhi keberlanjutan profesi dan karyanya. Musisi yang telah mencapai sustainability lebih dari dua puluh tahun artinya selama kurun waktu tersebut para musisi ini telah melakukan berbagai upaya internal untuk mempertahankan eksistensi mereka sebagai musisi seperti tetap mengasah skill mereka, update dengan perkembangan teknologi musik, melewati pasang surut job, tidak beralih ke profesi lain ketika penghasilan sebagai musisi tidak mencukupi kebutuhan hidup.  

DINAmisme DHANIisme

 

Sebagaimana telah dipaparkan di atas pada Tabel 4 di atas, Ahmad Dhani dengan karya-karyanya melalui DEWA 19 memperoleh score tertinggi dengan memiliki jumlah followers yang banyak dengan engagement rate yang tinggi. Setidaknya ada dua hal yang menjadi faktor tingginya jumlah followers dan engagement rate antara lain:

  • Lagu yang bagus dan diterima oleh pasar. Dalam kontek karya musik, lagu yang bagus dan sesuai dengan selera pendengar tentunya menjadi faktor utama pendengar untuk mendengarkan lagu dan memutuskan untuk menjadi follower DEWA 19.

 

  • Lagu yang dapat dinikmati untuk diputar berulang-ulang, selalu didengarkan dan tidak ditinggalkan walaupun banyak lagu-lagu baru yang dirilis oleh musisi lain. Dengan kata lain lagu yang membuat terikat dan tidak membuat bosan pendengarnya.

Angka score DEWA 19 pada analisa tulisan ini menggambarkan kondisi pencapaian pada saat ini yang merupakan hasil dari lagu-lagu yang diciptakan, sepak terjang dan upaya-upaya yang dilakukan oleh Ahmad Dhani dan DEWA 19 selama 30 tahun berkarya. Angka score tersebut menunjukkan pencapaian sustainability yang telah dicapai hingga saat ini, bahwa Ahmad Dhani dan DEWA 19 masih tetap eksis dan berkarir secara aktif hingga saat ini dengan tingkat keterikatan penggemar yang tinggi.

Angka score tidak menunjukkan sustainability karya-karya Ahmad Dhani dan DEWA 19 ke depannya. Namun angka score ini menunjukkan bahwa Ahmad Dhani dan DEWA 19 memiliki modal yang sangat baik untuk membangun sustainability yang lebih lama ke depannya.

Untuk memahami lebih jauh korelasi antara jumlah follower dan engagement rate yang dicapai sampai dengan saat ini, kita dapat memulainya dengan mengidentifikasi upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh Ahmad Dhani dan DEWA 19 sehingga dapat menjaring 3,2 juta follower di Spotify dengan engagement rate yang cukup tinggi. Apa yang sudah dilakukan oleh Ahmad Dhani namun tidak dilakukan oleh musisi lain.

Berdasarkan pengamatan dan penilaian subjektif penulis salah satu upaya yang signifikan untuk memelihara sustainability adalah dengan mendirikan Republik Cinta Management (RCM) dan Republik Cinta Records (RCR)

 

Ahmad Dhani memelopori perusahaan musik Republik Cinta Management (RCM) pada tahun 2007 yang pada saat didirikannya beberapa label rekaman ternama seperti EMI Music Indonesia, EMI International Hong Kong, Pelangi Record dan lain-lain, serta kerja sama dengan sejumlah stasiun TV nasional dan Event Organizer.

Belakangan RCM juga telah mempunyai perusahaan rekaman sendiri yang diberi nama Republik Cinta Records (RCR).

RCM menjadi manajemen artis-artis seperti Dewa 19, MahaDewa, MahaDewi, the Virgin, Mulan Jameela, Dewi Dewi dan lain-lain.

Mendirikan manajemen artis dan perusahaan rekaman mandiri adalah sebuah tindakan yang jelas dan nyata bertujuan untuk meningkatkan sustainability profesi sebagai musisi, tetap aktif berkarya dan berkontribusi terhadap dunia musik, baik melalui karya yang dibawakan oleh sendiri, maupun karya yang dibawakan oleh musisi lain yang dinaungi oleh manajemen artis.

Dengan memiliki manajemen artis dan perusahaan rekaman sendiri maka produksi lagu dapat dilakukan kapan saja dengan biaya yang lebih dapat dikontrol, memiliki otoritas untuk menentukan konsep lagu, memiliki sendiri resource yang dibutuhkan dalam proses produksi lagu seperti peralatan rekaman, peralatan band, teknisi rekaman dan lain-lain.

Dengan proses produksi lagu yang dilakukan secara mandiri, maka profit margin dari proses produksi menjadi manfaat ekonomi yang dinikmati sendiri dibandingkan jika produksi dilakukan melalui perusahaan rekaman lain.

Contoh upaya lain untuk meningkatkan sustainability adalah reorganisasi personil band dengan menggandeng Virzha sebagai vokalis featuring. Dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab, Ahmad Dhani menjelaskan bahwa alasan menggandeng seorang vokalis muda adalah untuk menambah atau memperpanjang usia aktif band ini. Karena faktor usia sangat berpengaruh terhadap performance vokalis dan keberadaan vokalis itu sendiri. Sehingga perlu menggandeng vokalis berusia muda untuk memperpanjang usia aktif band ini. Belakangan ini DEWA 19 juga menggandeng vokalis Marcello Tahitoe (Ello). Hal ini menunjukkan sebuah inisiatif bernilai visi dua sampai tiga dekade ke depan.

Penulis mencatat banyak upaya-upaya lain yang telah dilakukan yang memberikan dampak terhadap sustainability karya-karya Ahmad Dhani seperti mengaransemen ulang lagu agar tetap terdengar fresh dan relevan dengan zaman, meningkatkan skill dan kompetensi dengan menguasai hal-hal teknis dalam proses produksi lagu, mengganti konsep band tanpa vokalis tetap (featuring), beradaptasi dengan teknologi musik digital, mengoptimalkan penggunaan sosial media untuk menambah revenue stream baru seperti show berbayar melalui platform digital, rebranding, aktif dan vokal terhadap perlindungan intellectual property, sampai merambah industri rokok.

Ahmad Dhani adalah sosok yang dinamis dan terus menerus berupaya agar profesinya sebagai musisi dan karya-karyanya tidak hanya awet, namun terus berkelanjutan. Apa yang telah dilakukan oleh Ahmad Dhani untuk menjaga sustainability karya-karyanya setara dengan yang dilakukan oleh para eksekutif di korporasi-korporasi besar dengan perangkat corporate governance, sistem dan proses pengendalian internal yang mumpuni. Strategi dan usaha yang telah dilakukan membuatnya memiliki modal yang cukup untuk meningkatkan tingkat keberlanjutan karya-karyanya dan memberikan manfaat ekonomi hingga beberapa dekade ke depan. Selain terus menerus bergaung, karya-karyanya akan menjadi “Isme” (aliran) yang menginspirasi musisi-musisi di masa mendatang.

Di akhir tulisan ini penulis ingin menyampaikan bahwa metode analisa dan penarikan kesimpulan pada tulisan ini masih jauh dari metode analisa yang sempurna dan memliki banyak keterbatasan. Namun dengan melibatkan data Spotify yang lebih reliable dibandingkan dengan platform music streaming lain,  paling tidak dapat dijadikan sebagai informasi kuantitatif awal untuk membangun awareness pentingnya melakukan interaksi dan membangun keterikatan para penggemar dengan para musisi. Semakin tinggi Engagement Rate, akan mendorong loyalitas para penggemar terhadap band yang artinya para penggemar akan bersedia untuk menyisihkan sumber daya yang dimiliki untuk menikmati karya dari band idola mereka seperti menonton konser, menghindari pembelian karya bajakan, membeli official merchandise dan perilaku loyal lain yang membantu menjaga eksistensi dan keberlanjutan karya para musisi itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun