Mohon tunggu...
Ahmad Agus S
Ahmad Agus S Mohon Tunggu... Guru - Pendidik - Mahasiswa

Saya seorang Tenaga Pendidik Madrasah dan Mahasiswa Pascasarjana. Konten Favorit Pendidikan, Keluarga, Kesehatan, Sains, Humor dan Religi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moderasi Beragama dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi di Era Digital

4 Mei 2023   13:24 Diperbarui: 6 Mei 2023   08:31 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M. Ag (sumber gambar: dok.pri)

Seminar Nasonal Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon Bersama Narasumber Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.SI. Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia. lokasi di Auditorium LT. 5, Gedung SBSN FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Sambutan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M. Ag

Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M. Ag menyatakan bahwa "Moderisasi berupakan bagian dan prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia" Jika merujuk Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 143 dimana umat Islam dijadikan sebagai umat yang adil (wasath), maka sudah semestinya model Islam yang adil, tengahan, moderat, wasath lah yang sesuai dengan Al-Qur'an dan yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Umat Islam yang mengedepankan sifat moderat (wasath) adalah mereka yang mampu membaca dan memahami realitas yang ada. Tidak ceroboh dan gegabah. Selalu mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk kebaikan dan keburukannya. { } Ummatan Wasathan (umat pertengahan) : Yaitu umat pertengahan atau pilihan. Pertengahan/pilihan adalah sesuatu hal yang terbaik. Yang dimaksud disini adalah bahwa umat Nabi Muhammad adalah umat yang pertengahan dan paling baik. Yang nanti akan di kupas lebih luas oleh Narasumber Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si.

Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si. (Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia) (sumber gambar: dok.pri)
Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si. (Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia) (sumber gambar: dok.pri)

Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si. (Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia)
Seperti yang sudah disampaiakan oleh pak Rektor bahwa Moderasi menjadi bagian dari prioritas Kementerian Agama, bukan hanya itu bahwa sudah menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Kenapa muncul moderasi beragama? Karena ada 3 tantangan, yaitu:
1.  Klaim kebenaran, faham yang mengaku sendirinya benar dan yang lain salah
2.  Tantangan pemahaman keagamaan yang tidak selaras dengan komitmen kebangsaan NKRI seperti pembentukan negara baru, kilafiyah dan lainnya.
3.  Tantangan extrimisme, beragama yang berlebihan, terlalu fanatiknya melaksanakan perintah agama seperti sholat di tengah jalan yang mengga masyarakat umum dll.


Ada 4 indikator orang disebut moderat:
1.  Orang yang beragama akan menjaga NKRI dan sepakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta komitmen terhadap negara.
2.  Beragama dengan menghargai perbedaan, artinya tetap toleran dan mau berdiskusi dan bekerjasama dengan pihak lain terlebih berbeda keyakinan dalam hala sosial budaya yang tidak menganggu akidah. Seperti di Palestina dengan 20 orang non muslim yang harus menempuh perjalanan jauh untuk beribadah, maka dibangunlah tempat ibadah di lingkungan mayoritas Islam.
3.  Beragama tidak melakukan kekerasan
4.  Menghargai agama dan menghargai budaya local yang tidak menganggu akidah dan bertentangan dengan aqidah

Tantangan utama pada era digital ini dimana generasi X, generasi Y, dan generasi Z.
1.  Generasi X lahir antara tahun 1965 s.d 1980, adalah generasi yang tumbuh di era krisis ekonomi dan politik, serta kemajuan teknologi mereka sering dianggap sebagai generasi yang fleksibel , mandiri, dan menghargai kerja keras.
2.  Generasi Y atau generasin millennial, lahir antara tahun 1981 s.d 1996. Tumbuh di era media sosial, internet, dan globalisasi. Mereka sering dianggap sebagai generasi yang terbuka terhadap perbedaan, optimis, dan memprioritaskan keseimbangan kehidupan pribadi dan dunia kerja.
3.  Generasi Z atau generasi iGen, Zoomers, atau Post-Millenials lahir antara pertengahan 1990-an hingga 2010-an. adalah generasi yang tumbuh di era digital, generasi paling terbiasa dengan teknologi dan media sosial. Mereka cenderung kolaboratif, kreatif, dan peduli dengan isu-isu lingkungan dan sosial.

Aktifitas keagamaan di media sosial (sumber gambar: ppt Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si.)
Aktifitas keagamaan di media sosial (sumber gambar: ppt Dr. Muhammad Nuruzzaman, S.Ag., M.Si.)

Diskursus Media Keagamaan :
Moderasi Beragama vs Konflik-Terorisme
Disrupsi Informasi, Artificial Intelegences

Era sekarang ini dengan mayoritas penduduk yang sudah bersahabat erat dengan Hanphon sudah pasti beberapa akun media sosial dimilikinya. Dengan melihat hasil surpey hanya 38,229 yang menayangkan konten moderat, 98,231 konten Intoleran, dan 91,321 konten Radikal.
Disini nampak ketimpangan yang luarbiasa konsumsi-konsumsi berita di media sosial konsumsi untuk generasi Z, menjadi renungan kita semua bagaimana akhlak akhlak dunia remaja saat ini banyak penyimpangan penyimpangan yang salah satunya terjadi karena dalam hidupnya selalu ditayangkan dengan berita berita media sosial yang intoleran dan radikal.
Ini menjadi PR untuk kita semua, para pendidik, para pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, para dosen, dan para pemangku kebijakan pemerintahan untuk memperbaiki dan mengembalikan para generasi Post-Millenials ke arah moderat, dengan banyak memposting konten-konten yang bersifat moderat atau religi.
Semoga dengan kita memposting konten-konten yang baik yang moderat ini membawa kebaikan terhadap generasi muda, generasi bangsa masa depan, Aamiin.

Mahasiswa Pascasarjana MPI-B (sumber gambar: doc.pri)
Mahasiswa Pascasarjana MPI-B (sumber gambar: doc.pri)

Penulis : Ahmad Agus S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun